“Lapor Baginda, Tuan Siddarth sudah tiba” ujar penjaga pintu Istana.
Siddarth mendekat ke takhta kerajaan dan memberi hormat pada ayahnya.
“Pajak penghasilan di wilayah Karmanagar sangat rendah, berdasarkan laporan yang saya terima dari kepala wilayah. Tiga bulan ini pajak mengalami penurunan karena
hama yang menyerang tanaman palawija, dan juga kualitas kapas dan sutra yang
makin menurun” lapor Siddarth.
“Banyak pekerja di wilayah itu terserang penyakit, obat-obatan yang di kirim ke Karmanagar hampir habis, sementara bahan baku obat-obatan semakin langkah, juga mengalami penurunan kualitas”
Raja Sri Narendra menganalisa laporan yang diberikan Siddarth. Dalam bulan ini banyak negeri mengajukan komplain terhadap kualitas sutra Astapura. Perdagangan tekstil mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dari bulan ke bulan.
Raja Sri Narendra telah menempatkan penjagaan di wilayah-wilayah yang secara berkala menghasilkan uang. Hama yang datang kali ini sangat tidak wajar.
“Aku punya ide ayah” ujar Siddarth
“Bagaimana kalau kita meminta sebagian lahan dari Dwipajaya untuk ditanami palawija, sambil melihat perkembangan tanaman dalam negeri. Hama yang datang ini terlalu mendadak dan seolah tidak ada habisnya. Astapura belum sepenuhnya stabil, mungkin saja ada penyusup di wilayah-wilayah tersebut.”
Raja Sri Narendra keberatan dengan usul Siddarth.
“Meminta sebagian lahan dari Dwipajaya, harus kau sendiri yang melakukannya karena itu adalah wilayah ayah mertuamu. Aku khawatir saat kau melakukan pelayaran, pemberontak akan masuk lagi ke istana”
“Putraku, Bansheer boleh saja ahli dalam strategi perang, tetapi Bansheer tidak dapat
menjadi pemimpin perang. Prajurit kita sebagian besar terdiri dari prajurit yang wilayahnya kita rampas dalam peperangan. Mereka hanya tunduk pada perintahmu” ujar Raja Sri Narendra mengingatkan Siddarth.
Siddarth meninggalkan istana dan menuju bangsal wanita, mengunjungi istrinya.
Gayatri sedang menjahit pakaian Siddarth yang tampak sobek di beberapa bagian.
“Pakaian ini aku dapatkan dari Laksmi, banyak benang yang terlepas dan jahitannya kurang rapi” ujar Gayatri sambil menerawang pakain Siddarth yang telah dijahitnya, memeriksa bagian lain yang sobek.
“Sekarang kau memiliki istri. Istrimulah yang akan melayanimu” ujar Gayatri menyudahi pekerjaan menjahitnya.
“Kalau begitu layani aku sekarang, layaknya seorang istri!” ujar Siddarth geram sambil
menarik pergelangan tangan Gayatri.
Beberapa jam kemudian.....
“Saat ini kedaan Astapura kurang menguntungkan. Tanaman obat-obatan di Karmanagar terserang hama” ujar Siddarth sambil menyingkap selimut yang menutupi dada telanjangnya yang berkeringat.
Gayatri tidur menyamping menatap wajah suaminya. Wajah tampannya dihiasi hidung mancung dan rahang tegas khas pria. Rambut coklat ikalnya dibiarkan tergerai hingga melewati bagian belakang telinga. Kulitnya putih kemerahan khas bangsa Arya, yang paling menonjol dari Siddarth adalah tatapan mata coklat gelapnya. Wajar
saja tidak ada wanita yang menolaknya, batin Gayatri.
“Gayatri..” panggil Siddarth yang menyadari bahwa istrinya tidak fokus pada pembicaraan mereka.
“Dwipajaya telah membantu Astapura, apa yang anda khawatirkan?” tanya Gayatri lagi.
“Aku berpikir akan lebih baik jika Astapura menanam palawija di Dwipajaya sambil aku melihat perkembangan di Karmanagar” ujar Siddarth.
“Apa yang kauvinginkan?” tanya Gayatri
“Sebagian tanah perkebunan di Dwipajaya. Bantu aku membujuk ayahmu untuk menyerahkan sebagian tanahnya” ujar Siddarth.
Siddarth menjelaskan secara rinci kekhawatiran ayahnya, jika Siddarth meninggalkan kerajaan dan menemui mertuanya secara langsung.
“Tulislah surat untuk ayahmu, katakan bahwa politik di negeri ini tidak stabil, jadi menantunya tidak bisa menemuinya secara langsung” bujuk Siddarth.
“Baiklah, aku akan tuliskan surat untuk ayahku, dan aku pastikan ayah akan menyiapkan lahan yang paling baik untuk Astapura”
“Tapi dengan satu syarat” ujar Gayatri dengan tatapan dingin.
“Katakan” ujar Siddarth tak kalah dinginnya.
“Aku ingin Laksmi jadi salah satu pelayanku” ujar Gayatri menatap lurus mata Siddarth.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments