“Gayatri, Ibu Suri dan Raja ingin menemuimu. Ayahmu sudah menunggu di ruangan perjamuan” panggil Utari pada Gayatri yang sibuk merapikan tempat tidur.
“Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan bersiap” ujar Gayatri mengganti baju dan membenahi dandannya.
Gayatri menuju ruang perjamuan. Di ruangan itu telah hadir Ibu Suri, Lakshita istri Raja Sri Narendra, Raja Sri Narendra, Siddarth, paman Mahesa dan Ayahnya.
“Duduklah” ujar Raja Sri Narendra menyuruh Gayatri duduk.
Gayatri duduk di sebelah Ayahnya.
“Kami semua telah sepakat, setelah melihat kemampuanmu dan antusias para undangan aku sebagai Raja Astapura tidak ingin hubungan diplomasi Astapura dan Dwipajaya hanya sebatas hubungan dagang. Kami sepakat untuk melanjutkan hubungan ini menjadi hubungan keluarga. Kami ingin menikahkanmu dengan putera bungsu kerajaan Astapura, pangeran Siddarth” ujar Raja Sri Narendra.
Jantung Gayatri berdegup kencang. Dia menatap Siddarth, pria itu membalas tatapannya dengan sorot mata yang berani.
Gayatri menundukan wajahnya.
“Bagaimana Siddarth, apa kau setuju?” tanya Raja Sri Narendra.
“Pilihan ayah adalah yang terbaik. Kapan pernikahan ini akan dilaksanakan” tanya Siddarth.
“Anakku kau membuat Gayatri takut. Tanyakan dulu pendapatnya” ujar Ibu Siddarth.
“Bagaimana pendapatmu puteri Gayatri” tanya Raja Sri Narendra.
Gayatri menatapa paman Mahesa dan ayahnya bergantian. Keduanya menganggukan kepalanya pertanda setuju.
“Aku bersedia” ujar Gayatri pelan.
“Baiklah kita akan putuskan hari bahagia ini secepatnya” ujar Raja Sri Narendra.
Kedua belah pihak sepakat lamaran dan pernikahan dilaksanakan pada hari yang berdekatan dan semuanya dilaksanakan di Dwipajaya. Setelah pernikahan Gayatri akan ikut Siddarth ke Astapura.
“Aku Siddarth, hobiku berburu, masakan kesukaanku Idli. Saat kecil aku tinggal dan berlatih di Tamilnadu dengan orangtua angkatku. Semenjak pindah ke Astapura tidak ada yang menyajikan Idli sebaik ibu angkatku” ujar Siddarth memperkenalkan diri sambil mengajak Gayatri berkeliling Istana Astapura.
“Aku Gayatri, puteri bungsu dari empat bersaudara. Aku punya dua saudara tiri. Hobiku menjahit, makanan favoritku semua makanan yang layak di makan” ujar Gayatri
canggung sambil memainkan ujung saree.
“Baguslah. Aku tidak perlu menjagamu seharian hanya untuk membujukmu makan” ujar Siddarth.
Gayatri menatap Siddarth dengan kening berkerut.
“Kakak iparku kesulitan beradaptasi dengan masakan Hindustan yang kaya akan susu dan rempah. Satu tahun pertama, kami harus memasok bahan makanan sekaligus membawa juru masak dari Nusantara”
“Aku tidak punya banyak waktu mengurusui hal yang tidak lebih penting dari perang, dan aku tidak selalu ada di Istana. Terkadang pergi berburu dan berperang. Biasakan dirimu dengan keadaan di Hindustan. Aku tidak akan melewatkan berburu dan berperang meski itu bertepatan dengan malam pertamaku”.
Gayatri menelan ludahnya susah payah. Sejak kecil dia memimpikan memiliki suami yang selalu bersamanya baik dalam keadaan susah maupun senang. Kenyataanya dia berjodoh dengan pria yang akan meninggalkannya kapan saja demi tugas kerajaan. Gayatri mulai membayangkan hal yang bukan-bukan, namun dia segera menepisnya.
Aku akan baik-baik saja. Utari bisa melewati pernikahannya dengan baik, dirinya juga
harus bisa. Bukankah wajar jika Siddarth pergi berperang? Aku akan jadi istri yang baik batin Gayatri.
“Apa yang sedang kau pikirkan” tanya Siddarth.
“Ah tidak, aku hanya memikirkan persiapan di Nusantara”
“Jangan khawatir, kami mempersiapkan semuanya dengan baik. Aku sebenarnya ingin mengajakmu berkeliling benteng istana. Tapi kedaannya tidak memungkinkan. Lain kali aku akan meluangkan waktu untuk pergi bersamamu."
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments