“Cepat!” Gopal menarik kedua prajurinya
agar mengerahkan sisa tenaga yang mereka punya.
Yadav dan Naveer tidak mampu berlari lebih jauh lagi. Nafas mereka terengah-engah. Mereka telah berlari sejauh dua kilo dalam perkiraan Gopal. Jika mereka lebih lama di hutan ini maka rencana mereka akan hancur berantakan.
Bunga hutan kematian kembali mengeluarkan zat beracunnya.
Kali ini mereka bertiga tidak dapat berbuat apa-apa selain terbaring dan
menunggu efek bungan tersebut hilang.
Dingin menyelimuti mereka bertiga. Sekujur tubuh mereka kaku. Rasa kantuk yang teramat sangat menyerang mereka. Gopal berusaha sekuat tenaga agar matanya tidak tertutup. Dalam otaknya dia ingat akan tujuannya melewati hutan kematian, kehancuran Astapura. Detik-detik terakhir Gopal tidak mampu mengalahkan rasa kantuknya. Dengan penuh kepasrahan Gopal berbisik lirih
“Dewa Indra tolonglah kami” ujar Gopal pelan.
Sebelum kelopak matanya menyatu, Gopal mendengar suara langkah kaki kuda berlari mendekat. Gopal menajaamkan pendengarannya, mencari dari mana suara itu berasal.
Seekor kuda liar berwarna merah darah berlari ke arah mereka. Kuda itu menghancurkan bebatuan dan tanaman yang menghadang jalannya. Seketika
itu juga, Gopal menarik Yadav dan Naveer ikut berlari, menghindari amukan kuda
tersebut.
Gopal merasa kekuatan mereka seolah kembali terisi dan bertambah berkali-kali lipat. Langkah mereka seringan kapas. Kesadaran mereka pulih seperti sedia kala.
Gopal dan kawananya telah melewati hutan kematian dan memasuki wilayah Astapura. Kuda itu menghilang, langkah kaki kuda pun sudah tidak terdengar lagi.
“shiing!” sebilah pedang hampir menebas leher Gopal.
Gopal mundur beberapa langkah, Siddarth putera Sri Narendra tampak murka sedang berdiri di hadapannya.
“Hahahaha, kau lebih cerdik dari dugaanku tuan. Bersiaplah untuk kematianmu” Gopal mengeluarkan pedangnya menantang Siddarth.
Gopal memerintahkan Yadav dan Naveer untuk mundur. Ini adalah pertarungan yang dia nantikan sejak lama.
Siddarth mengayunkan pedangnya ke dada Gopal. Gopal menghindari serangan tersebut dan membalas dengan mengayunkan sikunya ke arah leher Siddarth.
Siddarth mengelak dari serangan tersebut dan menebas kakiGopal. Tebasannya meleset. Gopal melompat lalu menendang bahunya.
Siddarth terhempas ke tanah. Tanpa membuang kesempatan, Gopal mengayunkan pedangnya persis di depan dahi Siddarht bermaksud membelah
kepala Siddarth. Ayunan pedang Gopal berhasil ditahan Siddarth dengan pedangnya lalu dia menendang perut Gopal.
Gopal terdorong mundur beberapa meter.
“Hari ini Dewa Indra bersamaku!”
“Kau tidak akan bisa mengalahkanku!” ujar Gopal sombong.
“Dewa Indra mengasihanimu dan menolongmu dari kematian, agar kau memperbaiki cara hidupmu. Kesombongan akan menghancurkan dirimu” ujar
Siddarth membalas perkataan Gopal.
Tidak terima dengan perkataan Siddarth, Gopal kembali menyerang. Kali ini dia menghujamkan pedangnya membabi-buta. Pedangnya menyobek perut sebelah kiri Siddarth. Siddarth membalasnya dengan ayunan pedang yang merobek bagian punggung kanannya.
Keduanya mundur, sambil menahan darah yang mulai mengalir dari luka mereka dengan telapak tangan.
“Hentikan Baginda, kita tidak akan menang melawan dia” bisik Naveer menghentikan Gopal yang hendak melanjutkan pertarungan.
“Sebagiknya kita pergi dari sini “ ajak Yadav sambil memapah Gopal dan segera meninggalkan tempat itu.
Siddarth tidak mampu mencegah mereka, darah dari lukanya semakin banyak, mengucur membasahi baju yang dikenakannya. Melihat kondisi
mereka, Siddarth tidak yakin Gopal tidak akan mendekat ke tempat peringatan perang. Sekarang yang dia lakukan adalah kembali ke kemah memastikan rombongan Gopal yang lain, tidak menyusup ke tempat peringatan perang.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments