Setelah empat belas hari berlayar, tibalah rombongan Raja Daneswara di pelabuhan Astapura. Mereka menyandarkan kapal Dwipajaya ke dermaga Astapura.
Di pelabuhan, rombongan Raja Daneswara disambut oleh Raja Sri Narendra dan pengawalnya, serta Utari dan suaminya Sri Rama.
“Salam Raja Daneswara, selamat datang di Astapura” ujar Raja Sri Narendra sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.
Raja Daneswara melakukan hal yang sama, dan membalas salam Raja Sri Narendra.
“Aku datang bersama putriku Gayatri” ujar Raja Daneswara sambil memperkenalkan putrinya.
“Salam putri Gayatri”
“Anda sungguh beruntung memiliki putri yang cantik” ujar Raja Sri Narendra kepada Raja Daneswara.
Gayatri membalas salam Raja Sri Narendra, sambil tersipu malu.
Raja Sri Narendra mengajak rombongan Raja Daneswara menuju istana kerajaan Astapura.
Mereka menaiki kereta kuda dan diarak menuju istana.
“Saudariku selamat datang di Astapura” ujar Utari kepada Gayatri
“Tempat ini sangat indah” ujar Gayatri yang melihat keindahan jalan menuju istana melalui jendela kereta kuda.
“Upacara peringatan akan diadakan dua minggu lagi, bagaimana kalau kau dan aku melihat-lihat kota Astapura” ujar Utari antusias
“Tentu saja itu ide yang bagus. Aku sudah tidak sabar melihat keindahan kota ini”
Mata Gayatri berbinar-binar membayangkan kota Astapura yang akan dikunjunginya.
“Kita hampir sampai, persiapkan dirimu” ujar Utari begitu mereka tiba di gerbang istana.
“Kita akan disambut ibu Suri dan ibu mertuaku”
Gayatri membenarkan pakaian dan rambutnya. Dia ingin memberikan kesan yang baik dipertemuan pertama dengan keluarga istana.
Kereta kuda berhenti tepat di depan istana, sejajar dengan kereta kuda yang lainnya.
Utari membantu Gayatri turun dari kereta. Mereka bergabung dengan Raja Daneswara, Sri Rama, dan Raja Sri Narendra bersama-sama memberi salam kepada ibu Suri dan Lakshita, Istri Raja Sri Narendra.
“Salam ibu Ratu, salam Ratu Lakshita” ujar Raja Daneswara diikuti gerakan memberi salam seluruh rombongan Dwipajaya.
“Siapa putri cantik ini?” ujar ibu Suri sambil mengulurkan tangannya menyentuh dagu Gayatri.
“Ini putri bungsu Raja Daneswara” ujar Raja Sri Narendra
Ibu Suri memandang Gayatri kagum.
“Wanita-wanita Nusantara memiliki kecantikan yang khas, aku tidak keberatan jika menantu dari Nusantara bertambah di keluarga ini” ujar ibu Suri.
“Anda terlalu memuji ibu Ratu” ujar Gayatri sopan.
“Lihatlah! bahkan tutur katanya sangat anggun” Ibu Suri kembali memuji Gayatri.
Semua orang yang mendengar perkataan ibu Suri tersenyum sedangkan wajah Gayatri bersemu merah.
“Masuklah kami telah menyiapkan
hidangan dan tempat peristirahatan” Ratu Lakshita mempersilahkan tamunya masuk.
Setelah makan bersama, masing-masing berpamitan menuju tempat peristirahatan. Utari membantu Gayatri membawakan barang-barangnya.
“Kau akan tinggal di istana selatan, istana khusus para wanita”
“Semua menantu dan selir tinggal di istana ini. Istana ini dibuat atas permintaan ibu Suri”
“Wah, ibu Suri benar-benar memikirkan privasi seorang wanita”
“Tentu saja. Kau tahu, pertama kali aku datang ke istana ini aku pikir aku akan sendirian, ternyata banyak yang perhatian padaku. Mereka bahkan mengajariku cara memakai memakai saree, dan menghias tanganku dengan mehendi”
Gayatri menatap sekeliling kamarnya dan menuju ke arah jendela. Jedela kamarnya menghadap langsung ke pelataran bangsal wanita, dan gerbang bangsal tersebut.
“Kamar tidurmu sudah kusiapkan. Beristirahatlah, besok aku akan mengajakmu berkeliling”
“Terima kasih. Aku tidak sabar, menunggu besok”
Utari meninggalkan Gayatri beristirahat. Sepeninggalan Utari, Gayatrimembersihkan dirinya, berganti pakaian, dan beristirahat.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments