Perintah

“Putraku, minggu depan peringatan perang

akan berlangsung selama dua hari. Para pemberontak sedang menyusun rencana

untuk menyerang Astapura karena itu adalah saat-saat di mana penjagaan kita

menjadi melemah karena perkabungan terhadap perang saudara yang telah terjadi”

Raja Sri Narendra menatap lukisan korban

perang yang dipajang di belakang ruang rahasia tahta kerajaan.

“Aku memintamu untuk menjaga wilayah

peringatan perang dan melindungi seluruh tamu yang hadir. Pergilah!, kau tahu apa

yang harus kau lakukan”

Raja Sri Narendra memberi perintah pada

putranya yang disambut dengan senang hati oleh Siddarth.

“Kumpulkan semua prajurit” perintah

Siddarth begitu tiba di bangsal peristirahatan prajurit.

Siddarth menemui ahli srategi dan pertahanan kerajaan Astapura sekaligus orang kepercayaanya. Mereka berdua menyusun strategi penjagaan di wilayah peringatan perang.

“Tuan, akan lebih baik jika kita kirim

mata-mata ke beberapa daerah yang menjadi pusat pemberontak sambil mendirikan kemah di sekitar wilayah peringatan” ujar Bansheer mengajukan usulnya.

“Aku percayakan tugas ini padamu.

Laporkan padaku apa saja yang terjadi di sana”

“Baik tuan”

Siddarth menuju kediamannya. Dia

mengeluarkan baju zirah dan perlengkapan perangnya. Tak lupa pula dia membersihkan pedangnya dan menyelipkan belati di balik jubah perangnya.

Mereka berkumpul di pelataran istana.

Bersama para prajurit Siddarth berkuda menuju tempat yang telah mereka sepakati

untuk mendirikan kemah.

Gayatri berlari menuju benteng bangsal

wanita. Dari sana dia melihat Siddarth berkuda meninggalkan benteng istana.

Dalam hati Gayatri bertanya-tanya apa yang telah terjadi dengan kerajaan

Astapura sehingga mengirim putra raja bersama prajuritnya.

“Tuan Siddarth diutus raja untuk

mengamankan wilayah kerajaan” ujar salah satu pelayan wanita yang sedang bergosip di bangsal itu.

“Kali ini beliau pasti tidak hadir di

hari peringatan perang” pelayan yang lain ikut bergosip.

Ada rasa kecewa dalam hati Gayatri,

padahal dia sudah mempersiapkan diri dengan baik unyuk menyambut hari besar

itu.

“Apa yang kau pikirkan Gayatri” ujar

Gayatri kembali menyadarkan dirinya dari pikiran bodohnya.

...********...

“Ampun Baginda Raja, rombongan Siddarth

telah diperintahkan untuk menjaga wilayah peringatan perang dan mengirim

mata-mata ke wilayah pemberontak” ujar mata-mata kerajaan Indrajaya.

Raja Gopal tersenyum sinis menanggapi

berita yang didengarnya.

“Jika mereka mengirim mata-mata ke

wilayah pemberontak maka tugas kita adalah memindahkan pemberontak ke wilayah yang tidak ditargetkan Astapura, dengan begitu pemberontak akan tetap menuju peringatan perang dan menghancurkannya”

“Tetap awasi Siddarth dan tunggu langkah

selanjutnya dari mereka” ujar Raja Gopal kepada mata-matanya.

Indrajaya sudah lama memberontak terhadap Astapura. Sejak Sri Narendra berambisi mempersatukan seluruh Hindustan, Gopal dan pengikutnya juga mempersiapkan kudeta. Mereka berniat menyerang Astapura di hari peringatan perang, hari di mana kewaspadaan Astapura menurun, hari di mana

seluruh raja-raja dunia akan mengakui Gopal sebagai pemimpin Hindustan yang

sebenarnya.

“Silahkan bersenang-senang Sri Narendra.

Kehancuran Astapura sudah di depan mata” batin Gopal.

Tidak ada lagi yang berani menghalanginya

jika Astapura tunduk pada Indrajaya. Semua kepala akan berada di bawah tumitnya, semua lutut akan ditekuk untuknya dan semua kejayaan hanya akan miliknya.

Mata Gopal berkilat senang. Dia

membayangkan masa depannya sebagai pemimpin Hindustan. Gairah menghabisi

Astapura dan seisinya membuncah di benaknya. Namun satu yang ia risaukan.

Siddarth, putra bungsu Sri Narendra

adalah mimpi buruknya. Saat perang di Benares, Gopal telah menyaksikan Siddarth

menghabisi hampir separuh pemberontak yang memasuki kota Benares sendirian, dan

memengal kepala Dhruv kepala pemberontak, yang juga terkenal sebagai otak dari semua pemberontak di beberapa kota lain.

Jika bocah itu dibasmikan, maka jalan

menuju kemenangan akan semakin dekat.

...----------------...

Episodes
1 Undangan
2 Astapura
3 Pasar Kota
4 Siddarth
5 Perintah
6 Rencana Gopal
7 Terbebas dari Hutan Kematian
8 Kembali ke Kemah
9 Hari Peringatan Perang
10 Rencana Pernikahan
11 Hari Pernikahan
12 Surat dari Utari
13 Pelayan Bangsal Wanita
14 Laksmi
15 Kedatangan Siddarth
16 Ide Saksenya
17 Permintaan Gayatri
18 Perjanjian
19 Kedatangan Saksenya
20 Surat (1)
21 Surat (2)
22 Surat (3)
23 Jayabaya
24 Membalas Surat
25 Perdebatan
26 Menculik Pekerja
27 Perjalanan Bersama Pekerja
28 Jiwang (1)
29 Jiwang (2)
30 Keputusan Sri Narendra
31 Rombongan Saksenya
32 Percobaan Tanaman
33 Kerajaan Bhavari
34 Kerajaan Pancalu
35 Pembelaan Siddarth
36 Katak Beracun
37 Rahasia Laksmi
38 Berita Buruk
39 Perjalanan Laksmi (1)
40 Perjalanan Laksmi
41 Perjalanan Laksmi (2)
42 Perjalanan Laksmi (3)
43 Berikan Upah Kami!
44 Virbadra
45 Lihat Dirimu yang Menyedihakan
46 Hidup Mahadewa!
47 Doa kepada Dewa Indra
48 Prajurit dari Madhyaprasta
49 Biar Aku Saja
50 Ibu?
51 Panggil Aku Ayah
52 Kitab Cheng Ho
53 Kisah yang Panjang
54 Tiga Pria
55 Raja Madhyaprasta
56 Hampir Saja
57 Berjanjilah Padaku
58 Mereka Telah Tiba
59 Apa yang Akan Kalian Lakukan?
60 Berlakulah Adil
61 Beri Dia Seorang Pelayan
62 Tetap di Tempat!
63 Jhanvi dan Gayatri
64 Hadiah untuk Gayatri
65 Makanlah
66 Membeli Budak
67 Anggur Hindustan
68 Jahil
69 Analisa Jhanvi
70 Berjualan
71 Meninggalkan Pelabuhan
72 Tiga Jaya
73 Hutang Darah
74 Akhir Tiga Jaya
75 Segeralah Masuk!
76 Jangan Khawatir
77 Tetap di sini
78 Pucat Pasi
79 Impian Gayatri
80 Resah
81 Berusaha Menghibur
82 Festival
83 Firasat Paramitha
84 Serangan tak Terduga
85 Kekuatan dan Harga Diri
86 Kabut di Langit Dwipajaya
87 Adhiyaksa
88 Menunggu Waktu
89 Cerita Bansheer
90 Siapa Gadis itu?
91 Pria Asing dan Hagai Khan
92 Awal Karma
93 Dongeng Si Bungsu
94 Kejujuran Gunjana
95 Ancaman Gayatri
96 Pemindahan Gayatri
97 Perjalanan Gayatri
98 Kuil Dewi Durga
99 Kegelisahan Jhanvi
100 Persiapan Penobatan
101 Belati
102 Ucapan Tulus
103 Sambut Hari Baru
104 Waktunya Hampir Tiba
105 Ramalan Kelahiran Jhanvi
106 Dvesa
107 Tawaran Saksenya
108 Ultimatum Bansheer
109 Beri Aku Waktu Berpikir
110 Pernikahan Ke Dua
111 Gelar Baru
112 Kesepakatan
113 Menuju Wilisgiri
114 Ingatan Gayatri
115 Menuju Lima Daksa
116 Permintaan Sonarikha
117 Menanti Purnama
118 Purnama Tiba
119 Hawa Kematian
120 Porak Poranda
121 Sendiri
122 Keras Kepala
123 Dwarapala
124 Saksenya vs Ankush (1)
125 Bab 125 : Menyingkir dari Istana
126 Simbol Dinding Gua
127 Tulah
128 Bidak Catur
129 Jamuan
130 Tekad Gayatri
131 Sambutan di Istana Astapura
132 Kisah Jhanvi
133 133 Resep Nusantara
134 134 Hutan Tropis dan Sejuta Misteri
135 135 Pujian
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Undangan
2
Astapura
3
Pasar Kota
4
Siddarth
5
Perintah
6
Rencana Gopal
7
Terbebas dari Hutan Kematian
8
Kembali ke Kemah
9
Hari Peringatan Perang
10
Rencana Pernikahan
11
Hari Pernikahan
12
Surat dari Utari
13
Pelayan Bangsal Wanita
14
Laksmi
15
Kedatangan Siddarth
16
Ide Saksenya
17
Permintaan Gayatri
18
Perjanjian
19
Kedatangan Saksenya
20
Surat (1)
21
Surat (2)
22
Surat (3)
23
Jayabaya
24
Membalas Surat
25
Perdebatan
26
Menculik Pekerja
27
Perjalanan Bersama Pekerja
28
Jiwang (1)
29
Jiwang (2)
30
Keputusan Sri Narendra
31
Rombongan Saksenya
32
Percobaan Tanaman
33
Kerajaan Bhavari
34
Kerajaan Pancalu
35
Pembelaan Siddarth
36
Katak Beracun
37
Rahasia Laksmi
38
Berita Buruk
39
Perjalanan Laksmi (1)
40
Perjalanan Laksmi
41
Perjalanan Laksmi (2)
42
Perjalanan Laksmi (3)
43
Berikan Upah Kami!
44
Virbadra
45
Lihat Dirimu yang Menyedihakan
46
Hidup Mahadewa!
47
Doa kepada Dewa Indra
48
Prajurit dari Madhyaprasta
49
Biar Aku Saja
50
Ibu?
51
Panggil Aku Ayah
52
Kitab Cheng Ho
53
Kisah yang Panjang
54
Tiga Pria
55
Raja Madhyaprasta
56
Hampir Saja
57
Berjanjilah Padaku
58
Mereka Telah Tiba
59
Apa yang Akan Kalian Lakukan?
60
Berlakulah Adil
61
Beri Dia Seorang Pelayan
62
Tetap di Tempat!
63
Jhanvi dan Gayatri
64
Hadiah untuk Gayatri
65
Makanlah
66
Membeli Budak
67
Anggur Hindustan
68
Jahil
69
Analisa Jhanvi
70
Berjualan
71
Meninggalkan Pelabuhan
72
Tiga Jaya
73
Hutang Darah
74
Akhir Tiga Jaya
75
Segeralah Masuk!
76
Jangan Khawatir
77
Tetap di sini
78
Pucat Pasi
79
Impian Gayatri
80
Resah
81
Berusaha Menghibur
82
Festival
83
Firasat Paramitha
84
Serangan tak Terduga
85
Kekuatan dan Harga Diri
86
Kabut di Langit Dwipajaya
87
Adhiyaksa
88
Menunggu Waktu
89
Cerita Bansheer
90
Siapa Gadis itu?
91
Pria Asing dan Hagai Khan
92
Awal Karma
93
Dongeng Si Bungsu
94
Kejujuran Gunjana
95
Ancaman Gayatri
96
Pemindahan Gayatri
97
Perjalanan Gayatri
98
Kuil Dewi Durga
99
Kegelisahan Jhanvi
100
Persiapan Penobatan
101
Belati
102
Ucapan Tulus
103
Sambut Hari Baru
104
Waktunya Hampir Tiba
105
Ramalan Kelahiran Jhanvi
106
Dvesa
107
Tawaran Saksenya
108
Ultimatum Bansheer
109
Beri Aku Waktu Berpikir
110
Pernikahan Ke Dua
111
Gelar Baru
112
Kesepakatan
113
Menuju Wilisgiri
114
Ingatan Gayatri
115
Menuju Lima Daksa
116
Permintaan Sonarikha
117
Menanti Purnama
118
Purnama Tiba
119
Hawa Kematian
120
Porak Poranda
121
Sendiri
122
Keras Kepala
123
Dwarapala
124
Saksenya vs Ankush (1)
125
Bab 125 : Menyingkir dari Istana
126
Simbol Dinding Gua
127
Tulah
128
Bidak Catur
129
Jamuan
130
Tekad Gayatri
131
Sambutan di Istana Astapura
132
Kisah Jhanvi
133
133 Resep Nusantara
134
134 Hutan Tropis dan Sejuta Misteri
135
135 Pujian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!