“Tuan anda sudah tiba” tanya Rishi pada Siddarth
“Apa yang kau lihat ini adalah hantu?” jawab Siddarth.
Mereka berdua tersenyum, lalu Siddarth masuk ke kediaman para penari.
Siddarth menuju kamar yang sudah lama ingin dikunjunginya sejak kepulangannya dari Nusantara.
“Laksmi” ujar Siddarth sambil menyingkap tirai kamar Laksmi.
Betapa terkejutnya Siddarth mendapati Gayatri berada di kamar itu, duduk tepat di
sebelah Laksmi.
“Gayatri apa....”
“Selamat datang suamiku” sapa Gayatri.
“Apa yang kau lakukan di sini” tanya Siddarth.
“Aku datang ke tempat yang pertama kali akan dikunjungi suamiku” ujar Gayatri menatap Siddarth sambil tersenyum.
Siddarth meminta Gayatri agar kembali ke bangsal wanita.
Sebelum meninggalkan kamar itu, Siddarth melihat Laksmi tidak berani menatap wajahnya.
“Bagaimana kau tahu aku akan datang ke sana?” tanya Siddarth di perjalanan menuju ke bangsal wanita.
“Halaman kediaman para penari, tempat pertama kali kita bertemu. Kemarin aku berkunjung ke sana, sepertinya itu adalah tempat yang nyaman” ujar Gayatri kembali
tersenyum.
“Kau langsung menuju ke kediaman para penari. Aku mendengar langkah kaki kuda tidak berbelok ke arah bangsal wanita. Aku menduga ada sesuatu yang sangat penting di kediaman para penari” ujar Gayatri tetap tersenyum.
“Aku yang mendirikan kediaman para penari saat kemenangan pertamaku di usia delapan belas tahun. Nama tempat itu Odissa” ujar Siddarth.
“Semua yang ada di Odissa adalah miliku. Tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya” ujar Siddarth seolah memperingati Gayatri.
Gayatri tetap berjalan, sambil tersenyum mendengar ucapan Siddarth.
Mereka tiba di kamar Gayatri.
Siddarth melepaskan bajunya yang telah dipenuhi keringat dan debu. Bau maskulin tercium dari badan pria itu.
Siddarth mandi sedangkan Gayatri menyiapkan pakaian ganti Siddarth.
Tuan Siddarth tidak pernah makan idli
sejak kembali ke Astapura, sebagai gantinya tuan sering minta dibuatkan Tikka
Masala. Tuan sering berkunjung ke sini, ke kamar ini. Kami melewatkan banyak
malam berdua. Saya tidak diizinkan menari untuk menghibur tamu yang lain. Setiap
ada masalah, Tuan selalu datang dan bercerita. Tuan berjanji suatu saat dia
akan membawa saya menemui orangtua angkatnya di Tamil Nadu.
Percakapan dengan Laksmi terngiang dalam ingatan Gayatri. Bukan salah Laksmi jika Siddarth menaruh perhatian lebih padanya.
Selama bertahun-tahun gadis itu menemani Siddarth dan mendengarkan keluh kesahnya. Laksmi juga sangat cantik, kelihatan penurut dan lemah lembut, hal yang tidak sepenuhnya dimiliki Gayatri. Satu-satunya yang membuat Gayatri dapat bersanding dengan Siddarth adalah statusnya sebagai puteri raja.
Sejak pernikahan di putuskan, Tuan
Siddarth hanya sekali datang ke sini. Tuan tidak bilang apa-apa. Tuan mengenggam
tanganku sepanjang malam, dan keesokan harinya pergi tanpa berpamitan. Tuan
Siddarth tidak pernah melakukan itu, setiap datang dan pergi selalu menyapa dan
berpamitan.
Gayatri miris mendengarnya. Di sisi lain dia senang Siddarth hanya memegang tangan Laksmi, di sisi lain dirinya merasa Siddarth terpaksa menjalani pernikahan ini. Apakah
Siddarth akan memenuhi janjinya pada keluarganya di Dwipajaya bahwa Gayatri
tidak akan menanggis selama bersamanya?
Jika Siddarth tidak bisa memenuhinya, maka Gayatrilah yang harus berjanji bahwa dia tidak akan menanggis selama mereka menikah. Gayatri bertekad dia tidak akan
menunjukan air matanya di hadapan Siddarth.
“Aku harus menemui ayahku. Makan dan istirahatlah, jangan menungguku” ujar Siddarth yang sudah rapi dan bersiap untuk pergi.
Gayatri mengantarnya ke depan bangsal wanita dan tersenyum hingga Siddarth hilang dari pandangannya.
“Bukankah mereka pasangan yang serasi?” tanya seorang pelayan yang mengintip Gayatri dan Siddarth dari celah jendela bangsal.
Rupika yang mendengar pertanyaan itu justru khawatir melihat senyum tuan puterinya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments