Aulia melangkahkan kakinya menuju pinggir danau.
Tanpa Aulia sadari pengawal Aulia selalu mengikuti nya.
"Bos, Nona Aulia dan temannya pergi membawa koper. Sekarang mereka berada di sebuah danau." Telpon sang pengawal kepada asisten Aldi.
"Ikuti saja kemana mereka pergi, jangan sampai mereka mengetahui keberadaan kalian." perintah Aldi.
"Siap boss!" jawab pengawal.
"Nona Aulia kau menambah pekerjaanku saja" kesal Aldi.
Aldi berjalan menuju ruang Anggara.
""Tok.. tok..."
Aldi mengetuk pintu ruangan Angga.
"Maaf Tuan, nona Aulia pergi bersama Angel." Lapor Aldi.
"Dasar keras kepala, dia suka skali membantah ku." Gumam Angga.
Angga memijit keningnya.
"Biarkan saja, tetap ikuti kemana mereka pergi" Besok kita menyusulnya." ucap Angga dengan wajah datarnya.
"Jam berapa meeting kita di perusahaan PT. Jaya Mandiri?" Tanya Angga.
"Dua jam lagi Tuan. Setelah itu kita harus menyelesaikan berkas-berkas ini." Ucap Aldi sambil menunjuk berkas yang ada di depannya.
Mereka pun melanjutkan pekerjaannya kemudian bersiap untuk meeting di PT.Jaya Mandiri.
.
.
.
Ditempat lain seorang pria dewasa sedang melampiaskan sakit hatinya di depan danau yang sering ia kunjungi bersama Aulia.
"Arghhhhh! Aulia....Aku mencintaimu.... Kenapa kau meninggalkanku?" teriak Hendri menghadap ke danau mengeluarkan isi hatinya.
"Kenapa kisah cinta kita berakhir seperti ini? Kenapa kita di pertemukan jika harus berpisah?
Kenapa kau menyerah saat aku masih berjuang? Kenapa..." Teriak Hendri kembali.
"Bagaimana aku menjalani hidup tanpa mu, kau belahan jiwaku, separuh hidupku, kembalilah padaku...." Hendri semakin meninggikan suaranya.
"Aulia... kembali...." Teriaknya lagi.
Hendri tertunduk.
"Jangan meninggalkanku, ku mohon sayang. Aku tidak perduli dengan keadaan mu" lirih Hendri duduk bersimpuh kemudian mengusap rambutnya dengan kasar.
"Deg"
Aulia yang sedang ingin menenangkan diri tertegun melihat Hendri yang sedang berteriak.
"Mas Hendri? Apa yang mas Hendri lakukan? Apa sesakit itu mas? Maafkan aku. Aku tidak sanggup melihatmu seperti ini. Rasanya memang sakit mas, sama dengan yang aku rasakan." lirih Aulia.
Aulia berjalan menghampiri Hendri.
"Mas." Sapa Aulia.
Hendri berbalik kemudian memeluk Aulia.
"Sayang.... kamu di sini juga? Aku sangat merindukan mu. Aku yakin kamu juga sangat merindukan mas kan?" tanya Hendri "ayo kita kembali sayang. Kembalilah ke pelukan mas. Kita perbaiki semua nya sebelum terlambat." Lirih Hendri.
"Ia aku disini." Jawab Aulia.
"Jangan tinggalkan mas, mas tak sanggup hidup tanpamu" lirih Hendri mengeluarkan air matanya kemudian memeluk erat Aulia.
"Sehari saja tanpamu sudah seperti setahun rasanya. Jangan menyiksaku sayang. Jangan menyiksa diri mu juga." Lanjut Hendri.
"Maafkan Lia mas, tapi Lia harus pergi. Mas harus baik-baik di sini meskipun tanpa Lia.
Lia akan memulai kehidupan baru Lia di kota lain." Ucap Aulia.
"Bagaimana mas akan baik-baik saja jika kau pergi meninggalkan mas? Tidak sayang, mas tidak mengijinkan mu pergi, siapa yang akan menjagamu di sana?" Tanya Hendri.
"hisstt,,histt,,," Aulia menangis kemudian melepas pelukan Hendri.
"Aku mohon Lia, jangan pergi dari Mas, tetaplah disini bersamaku, aku akan menjaga mu. Aku tidak akan membiarkan orang lain menyakiti mu lagi. Aku janji." Bujuk Hendri.
"Maaf kan Lia mas, Lia tidak mau membebani mas Hendri. Biarkan Lia pergi mas." Ucap Aulia.
"Tidak, kamu bukan beban untuk ku sayang. Aku tidak akan membiarkanmu pergi." Ucap Hendri menggenggam tangan Aulia.
"Mungkin ini sudah menjadi takdir kita mas, saling mencintai tapi tidak bisa saling memiliki.
Keadaan kita yang sekarang sudah tidak seperti dulu lagi mas, ada jarak diantara kita.
Jika kita paksakan untuk bersama maka selamanya kita akan saling menyakiti.
Maka akhiri lah mas, dan ikhlaskan semuanya" lirih Aulia menghapus air matanya.
"Aku pergi mas, Jika suatu saat nanti kita bertemu, aku ingin melihat mas sudah bahagia." Pamit Aulia.
"Tidak, jika kamu pergi maka mas akan ikut. Kita bisa menikah disana. Mas tidak perduli kita akan kemana asal sama kamu Lia." Tegas Hendri.
"Jangan mas, bagaimana dengan keluarga mas di sini? Mereka akan mengkhawatirkan mas. Berbeda dengan Lia yang sudah di buang oleh keluarga Lia. Mas masih banyak tanggung jawab di sini, pekerjaan mas, dan keluarga mas." Ucap Aulia.
"Mereka mengusir mu dari rumah?" Tanya Hendri.
Aulia terdiam.
"Brengsek, kenapa mereka tidak mengerti keadaan mu? Seharusnya mereka melindungi mu bukan mengusir mu." Ucap Hendri mengepalkan kedua tangannya.
"Tidak jangan pergi." Hendri kembali memeluk Aulia.
Aulia melepas pelukan Hendri.
"Aku mohon sayang, jangan egois dan keras kepala seperti ini. Kita masih bisa memperbaiki semuanya." Ucap Hendri.
"Maaf mas" Singkat Hendri.
"Arghhh" Teriak Hendri mengusap wajahnya dengan kasar.
"Katakan padaku Lia? apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak pergi meninggalkan ku? aku akan melakukan apapun yang kamu mau, asal kamu tetap di samping ku Lia!" Tanya Hendri duduk bersimpuh di depan Aulia.
"Aku mohon mas, jangan membuatku semakin berat untuk melangkah." Lirih Aulia sambil membantu Hendri untuk berdiri.
Hendri kembali memeluk Aulia dan membelai rambut Aulia dengan penuh kasih sayang.
"Ayo kita menikah sayang." Bujuk Hendri sekali lagi, mengharap Aulia akan merubah keputusan nya.
"Tidak bisa mas, aku tetap harus pergi. Mas bisa menghubungi ku jika mas rindu. Tapi untuk bersama itu sudah tidak mungkin mas." Ucap Aulia.
"Cup..cup..cup.."
Hendri mencium kening Aulia beberapa kali.
Aulia hanya diam kemudian berusaha melepas pelukan Hendri.
"Biarkan mas memelukmu sayang, kamu akan pergi kan? kamu akan meninggalkan mas kan? kamu tidak akan kembali kan?" Lirih Hendri tapi masih terdengar di telinga Aulia.
Aulia membalas pelukan Hendri.
"Histt... histt... maaf mas, maaf, maaf." Lirih Aulia penuh dengan air mata di pipinya. Hanya kata maaf yang sanggup keluar dari mulutnya.
Mereka saling berpelukan selama setengah jam.
Aulia melepas pelukan nya.
"Maaf mas, Angel menungguku di mobil." Ucap Aulia, kemudian berbalik meninggalkan Hendri yang masih berdiri menatap ke arah nya.
Aulia menghentikan langkahnya di dekat sebuah pohon besar di tepi Danau. Dia duduk bersimpuh menahan rasa sakit di hatinya.
"Hissttt... hissttt... maafkan Lia mas. Aku tak pernah menyangka jika Tuhan masih memberi kesempatan pada kita bertemu di sini. Semoga kamu bisa mendapatkan cinta sejati mu mas, tapi itu bukanlah aku. Kamu terlalu sempurna untuk ku, sedangkan aku tidak sempurna lagi untuk mu." Lirih Aulia menumpahkan air mata nya yang terus saja mengalir.
Setelah beberapa menit, Aulia menghapus air matanya kemudian menenangkan diri sejenak.
Ia melangkahkan kakinya kembali menuju mobil.
"Tok..tok..tok.."
Aulia mengetuk kaca jendela Angel.
"Apa lagi?" Kesal Angel.
"Lo yang nyetir mobil ya?" Tanya Aulia.
"Nggak, gw mau duduk dengan santai, kalo gw yang bawa mobil, gw bakalan putar balik pulang ke rumah." Jawab Angel.
Aulia menyerah kemudian berjalan mengitari mobil dan duduk di kursi kemudi.
"Lama amat! lo bertapa lagi ya? kebiasaan deh" ucap Angel dengan kesal karena menunggu terlalu lama.
.
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Fitri Surtikanti
bener bener Hendra jagain jodoh orng jleb banget...
2022-09-28
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kalian bukan jodoh
2022-07-26
0
💗Sarah Sudin🥺🥺🤪🤪
❤
2022-07-11
0