"Histtt,,, histtt,,, "
"Tuhan,,, kenapa mas Hendri tidak mau mengerti? ini benar-benar menyakitkan" batin Aulia meratapi nasibnya.
Setelah menenangkan diri sebentar, akhirnya Aulia memutuskan pulang.
Diambilnya mobil kesayangannya kemudian melaju menuju kontrakan Angel.
Sesampai kontrakan, Aulia membersihkan diri kemudian menuju meja makan, Angel yang sudah menyiapkan makanan menyuruhnya duduk manis.
"Lo baik-baik aja kan?" tanya Angel.
"Seperti yang lo liat, masih hidup gw" ucap Aulia.
"Bagaimana hubungan Lo dengan Hendri?" tanya Angel.
"Udah berakhir. Tapi dia tidak terima gw batalin pernikahan." jawab Aulia singkat.
"Apa rencana Lo selanjutnya?" Angel memulai mengambil makanan.
"Entahlah Angel, aku rasa memulai hidup baru dan pergi dari kota ini, cari kerja, hidup mandiri, dan melupakan segalanya."
Ucap Aulia sambil berfikir.
"Apa lo yakin dengan rencana Lo, Lo nggak takut jika Tuan yang arogan itu marah karena Lo coba lari dari dia?" Tanya Angel.
"Gw sudah nggak peduli dengan pria bajingan itu." Kesal Aulia.
"Gw ikut Lo, kemanapun Lo pergi gw ikut" ucap Angel.
"Tapi gw mau mati, Lo tetap mau kan ikut gw?" tanya Aulia pura-pura sedih.
"Ogah!" jawab Angel malas.
"Ayo makan, makan yang banyak biar ada tenaga lagi, kan sudah seharian Lo nangis." Nasihat Angel.
"Banyak banget menu hari ini, Lo dapet duit dari mana belanja bahan?" Tanya Aulia sambil mengambil nasi dan lauk ke piring nya.
"Lo tenang aja, gw masih ada sisa tabungan. Gaji yang dari coffe shop juga belum gw ganggu.
"Jangan tanya lagi, ayo makan, habis itu cuci piring gw udah pegel nih masakin Lo." Canda Angel.
"Ok, siap bu Angel." Ucap Aulia sambil mengunyah makanannya.
"Ekhekk.. ekhekk.. ekhekk..." Aulia keselek makanan.
"ini minum." Ucap Angel memberikan air putih ke Aulia.
"Pelan-pelan aja makanannya, nggak bakalan ada yang minta kok." Canda Angel.
"Ia." Singkat Aulia.
Setelah makan malam selesai, Aulia membersihkan meja makan dan cuci piring.
Setelah dapur kembali bersih, mereka menuju kamar untuk istirahat.
"Nngel, kira-kira Hendri lagi ngapain ya? gw merindukannya. Biasanya sebelum tidur dia selalu telpon gw, tapi sekarang gw tidak bisa lagi mendengar suaranya, melihat wajahnya, senyumnya, canda tawanya yang selalu membuatku berbunga-bunga." Tanya Aulia mulai sedih memikirkan Hendri.
"Mana gw tau! nanti gw tanya Mbah Google" canda Angel karena tidak mau melihat sahabatnya sedih.
"Udah, sekarang tidur dulu." Angel menarik selimut kemudian menutup mata.
"Angel Lo jangan tidur dulu. Temenin gw ngobrol, gw butuh saran Lo." Aulia menggoyang-goyangkan badan lengan Aulia.
"Apaan sih jangan ganggu gw, percuma ngomong sama Lo, Lo itu nggak butuh saran dari siapa pun. Meskipun gw beri saran tetap aja Lo dengan pendirian Lo." Ketus Angel.
Aulia beranjak dari tempat tidur menuju pintu.
"Mau kemana Lo, jangan bilang Lo mau keluar bunuh diri." Tanya Angel dengan nada tinggi karena Aulia sudah di depan pintu.
"Nggak, gw mau ke dapur makan puding, gw pengen ngemil." Ketus Aulia.
"Jangan lama-lama, trus pergi tidur." Ucap Angel lalu menutup mata.
Aulia berjalan menuju dapur, ia mengambil beberapa cup puding di dalam kulkas.
"Hissttt... hissttt... mas Hendri aku nggak bisa tidur sebelum mendengar suaramu." Gumam Aulia sambil menikmati puding di tangannya.
"Astaga.... Lia! Seru Angel yang baru saja menyusul Aulia ke dapur. Ia khawatir dengan keadaan Aulia.
"Hissttt... hissttt.. Biarkan aku seperti ini Angel. Aku ingin menikmatinya di tengah kesedihan gw." Ucap Aulia sambil menghabiskan cup terakhir.
"Ini sudah terlalu banyak, Lo sadar nggak, Lo sudah habiskan 10 cup." Kesal Angel karena puding yang ia buat sudah habis di makan Aulia.
"Ayo kita tidur, hapus air mata Lo. Kalo Lo masih mau nangis, besok aja lanjutnya." Ucap Angel menarik lengan Aulia.
Mereka memasuki kamar kemudian berbaring di tempat tidur.
"Tutup mata Lo." Ucap Angel
Aulia pun menutup mata dan tertidur karena kekenyangan.
.
.
.
Di tempat lain seorang pria sedang duduk di balkon apartemen miliknya.
"Ting,,Ting,,ting,,,"
bunyi bel apartemen Angga.
"Mommy! Daddy!" Angga kaget melihat kedua orang tuanya datang.
"Tidak usah pura-pura kaget" Mommy dan Daddy Angga menerobos masuk.
"Emang kaget beneran Mi! kenapa kalian kesini?" tanya Angga.
"Ketemu anak mommy dong! masa ia ketemu Aldi, ntar mommy dikira selingkuh sama Daddy kamu, he..he..he.." canda Ny.Friska melirik suaminya.
"Kapan kamu bawa gadis itu ketemu mommy? Mommy ingin lihat gadis seperti apa yang akan menikahi anak kesayangan Mommy."
Tanya Ny.Friska to the point.
"Secepatnya mi, Angga harus membujuknya dulu, dia tidak mau menikah dengan Angga, dia sangat membenci Angga." jawab Angga.
"Ya jelas bencilah, Mommy aja sangat benci dengan perbuatan kamu, apa lagi wanita itu yang menjadi korban." Ketus Friska.
"Kalo dia tidak mau jangan di paksa, lanjutkan rencana pernikahan mu dengan Yolanda." Sela Tn.Wijaya ayah Angga.
"Tidak bisa Dad, Angga yakin tidak lama lagi dia akan hamil, Angga menitip bibit unggul keluarga kita padanya." Ucap Angga tanpa malu.
"Arghhh." Angga mengusap kepalanya.
Kedua orang tua Angga saling melirik, kemudian tertawa lepas.
"Ha..ha..ha..ha.." kita bakal dapat cucu Dad" ucap Ny.Friska.
"Dasar anak nakal!" Seru Tn.Wijaya sambil geleng-geleng kepala.
"Angga akan menikah Minggu depan Dad, tapi sebelumnya Angga akan menyelesaikan urusan Angga dengan keluarga Yolanda, Angga yakin Papi Yolanda tidak akan tinggal diam." ucap Angga.
"Daddy percaya padamu, selesaikan dengan baik, dan Jangan merusak hubungan bisnis Daddy dengan Papi Yolanda karena masalah kamu." Nasihat Tn.Wijaya menepuk bahu Angga.
Angga mengangguk.
"Bagaimana keluarga gadis itu? apa mereka menerimanya?" tanya Tn.Wijaya.
"Tidak Dad, mereka bahkan mengusir nya! tepatnya ibu tiri Aulia yang mengusirnya dari rumah ayah nya." Jawab Angga, karena pengawal yang mengawasi Aulia selalu melaporkan aktivitas Aulia, termasuk saat Aulia bertemu dengan Hendri.
"Namanya Aulia? nama yang sangat cantik." Tanya Mommy.
Angga mengangguk.
"Apa dia juga cantik?" tanya Mommy kembali.
Angga terdiam membayangkan wajah cantik Aulia yang berada di bawah kungkungan nya.
"Dasar anak nakal, anak dan Daddy sama saja mesumnya!" Ny.Friska menyentil jidat Angga.
"Aww.... Mi, sakit" Angga pura-pura mengusap jidatnya.
"Makanya, tuh otak jangan pikiran yang ia ia melulu, kasian amat nasib calon mantu Mommy bernasib seperti Mommy." Ucap Mommy melirik Daddy.
"Mi,,,! jangan buka kartu" bentak Daddy.
"Siapa yang buka kartu, Kartu Deddy itu sudah kebaca tanpa di buka." Ketus Mommy.
"Ya Mommy lah." Kesal Daddy.
"Apa kalian kemari untuk berdebat?" Tanya Angga melihat tingkah orang tuanya.
"Siapa yang berdebat dengan Deddy. Kita cuma bercanda, ia kan Dad? Ayo Dad kita pulang." Mommy menarik lengan Daddy menuju pintu.
Setelah kepergian kedua orang tuanya dari Apartemen, Angga masuk menuju kamar untuk beristirahat.
.
.
.
Bersambung......
Sahabat Author yang baik jangan lupa Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
semangat 2
2022-07-26
0