"Ia Angga, Mana ada sesuatu yang terlewatkan dari Tuan Wijaya jika itu menyangkut dirimu." Jawab Aldi.
"Aku tau." Jawab Angga singkat.
Angga mulai memikirkan apa yang akan Deddy nya lakukan karena masalah yang telah di buatnya.
"Udah tau nanya, dasar boss arogan". Umpat Aldi dalam hati.
"Lo ngumpat gue?" Angga menjitak kening Aldi dengan telunjuk.
"Mana berani bos!" Jawab Aldi.
"Hhhh.. ,kenapa boss selalu tau isi kepala gw?" batin Aldi.
"Drrrrttttt ... drrrrttttt.."
Bunyi HP Anggara.
"Halo Mom" Angga mengangkat HP milik nya.
"Kamu ngapain?" Tanya Ny.Friska Mommy Angga. Wanita paruh baya yang kecantikannya masih awet karena perawatan, anggun dan bijaksana. Sangat menyayangi putra tunggalnya.
"Lagi meeting mom". Jawab Angga dengan santai.
"Meeting apaan? Kamu pikir Mommy tidak tau? Mommy tidak pernah ngajarin kamu yang nngak bener ya Ga, tapi kenapa kamu lakukan itu dengan seorang gadis? Kamu mengecewakan Mommy dan Daddy. Mommy nggak mau tau, bawa gadis itu menemui Mommy di mansion."
Perintah sang Mommy yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.
"Ia mom" sahut Angga.
Itulah Anggara selalu menuruti keinginan Mommy nya.
"Udah dulu ya Mom, aku masih ada kerjaan"
Lalu Angga menutup sambungan telpon.
"Ngapain masih berdiri disitu?" Ucap Angga menatap Aldi yang masih berdiri dekat sofa.
"Menunggu perintah sang bos lah, ngapain lagi?" Jawab Aldi dengan santainya. Sambil melihat kedalam ruangan.
"Siapa yang Lo cari? jangan harap bisa melihatnya". Angga menatap tajam mata Aldi.
"Cuma mau pastikan keadaan anak orang aja, masih bisa jalan apa nngak? pasti dia sangat kesakitan habis di tempur semalaman sama bos." Sindir Aldi.
"Sekali lagi Lo bicara, maka detik ini juga Lo gw pecat." Kesal Angga.
"Cari informasi tentang gadis itu, aku tidak mau tahu, hari ini juga harus ada di atas mejaku." Titah Angga.
"Siap, Ada lagi bos??" Tanya Aldi serius.
"Ada" jawab Angga.
"Apa bos?" tanya Aldi kembali dengan rasa penasaran.
"Cepat keluar dan jangan menggangguku!" seru Angga mengusir Aldi. Aldi pun langsung membuka pintu untuk keluar.
"Ceklekk"
Suara pintu kamar mandi terbuka, bersamaan dengan pintu kamar hotel yang sudah tertutup kembali.
Angga tertegun melihat Aulia keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan hanya memakai handuk yang menutupi paha hingga dada nya.
"Apa kau mencoba menggodaku lagi?" Tanya Angga menaikkan alisnya.
Dengan spontan Aulia menutup dadanya dengan kedua tangannya.
"Siapa yang mau menggoda mu? Aku tidak punya baju." jawab Aulia sambil menunduk karena malu.
"Begitu saja, nngak usah pakai baju, aku lebih suka seperti itu." Jahil Angga menunjuk ke dada Aulia.
"Tapi aku bisa masuk angin kalau tidak pakai baju." Ketus Aulia menghadap cermin.
"Aaaaaaa... Kenapa badan ku banyak tanda merahnya? apa aku alergi makanan?" monolog Aulia di depan cermin, tapi masih bisa di dengar oleh Angga.
Angga menatap Aulia dari pantulan cermin membuat yang di bawah sana mulai memberontak.
"Kenapa kamu sangat seksi di mata ku? Dari begitu banyak wanita seksi yang mendekati ku, kenapa cuma kamu yang membuatku tak berkedip?" Batin Angga.
"Jangan teriak-teriak, itu hasil karya ku sebagai kenang-kenangan." Jahil Angga.
"Dasar mesum!" Aulia bertambah kesal kemudian melempar sisir kearah Angga namun Angga dengan sigap menangkapnya.
"Apa melempar termasuk salah satu hobi kamu?" Tanya Angga.
"Ia" Kesal Aulia kembali menatap tubuh nya.
"Kenapa banyak sekali? apa ini artinya dia benar-benar menikmati setiap inci tubuh ku? Kenapa aku tidak merasakan saat dia membuatnya? apa karena aku juga ikut terbuai dan menikmatinya?" Batin Aulia bertanya pada dirinya sendiri.
"Bagaimana? Hasil karyanya bagus kan? Aku akan membuatnya lagi setelah kita menikah." Tegas Angga.
Aulia berbalik mendelik menatap Angga yang sedang tersenyum jahil.
"Jangan menggodaku dengan tatapan seperti itu, kamu sudah membuat sesuatu di sini terbangun." Ucap Angga menahan hasratnya.
"Siapa yang menggoda mu? Di sentuh aja aku tak Sudi." Ketus Aulia.
"Tapi semalam kamu juga menikmati nya. Cuma masih perlu latihan lebih lagi, biar permainannya makin hot. Lain kali biar aku ajarin, gratis." Jahil Angga membuat Aulia bertambah kesal.
"Nngak usah diajarin, brengsek!" Ucap Aulia memukul dada Angga.
"Hehehe" kekeh Angga karena merasa berhasil menjahili Aulia.
Angga berjalan menuju tempat tidur untuk mengambil paper bag, kemudian menyerahkan pada Aulia.
"Ini untukmu, pakailah" Aulia menerima kemudian berjalan menuju kamar mandi
"Ngapain ke kamar mandi? ganti di sini aja, aku juga sudah melihat semuanya bahkan menikmatinya". Ucap Angga, membuat Aulia menghentikan langkahnya.
"Dasar brengsek!" teriak Aulia.
"Prakkk"
Aulia membanting pintu kamar mandi.
Angga terkekeh dan tersenyum puas karena berhasil menggoda Aulia.
"Kenapa hatiku sangat senang melihatnya merajuk?" tanya Angga pada dirinya sendiri.
"Ceklekk!"
Bunyi pintu kamar mandi terbuka .
Aulia keluar dengan wajah yang kesal, bagaiman tidak? pakaian yang di berikan Angga semuanya pas di badan Aulia. Itu artinya Angga benar-benar tahu ukuran Aulia.
"Cantik" lirih Angga.
"Kenapa tuh bibir dimanyungin terus? minta di cium lagi?" Tanya Angga memulai pembicaraan.
"Kok kamu bisa tau ukuran ku?" ketus Aulia.
"Ya ia lah, kan semalam sudah aku ukur" bisik Angga di telinga Aulia namun nafasnya terasa menyentuh leher Aulia.
Angga menuntun Aulia untuk duduk di sofa.
"Maaf semalam aku memaksamu, aku akan mempertanggung jawabkan nya" ucap Angga ikut duduk di sofa.
"Kamu fikir semudah itu? hidupku sekarang sudah hancur, aku kotor, aku tidak bisa menjaga diriku dengan baik, histtt..histtt.. rasanya aku ingin mati saja." Aulia berbicara sambil menangis.
Angga mencoba memeluk Aulia, tapi dengan cepat Aulia menepisnya.
"Jangan menyentuh ku." Ketus Aulia.
Angga pun menarik tangannya kembali.
"Bagaimana aku menghadapi keluarga dan tunangan ku? kami akan menikah beberapa bulan lagi tapi kau menghancurkan segalanya!" seru Aulia.
"Maaf, aku tahu ini berat bagimu, begitupun bagiku.Aku juga ada tunangan yang menungguku tapi aku tidak mungkin membiarkanmu hancur karena ulahku." Sesal Angga.
"Kita akan menikah, mau atau tidak, kamu harus mau" keputusan Angga.
"Tidak, aku tidak mau, aku ingin pergi dari sini, hikss... hikss..". ucap Aulia masih menangis.
Angga menatap Aulia.
"Kenapa gadis ini tidak mau menikah denganku? sedangkan gadis-gadis lain malah memaksa untuk di nikahi" batin Angga.
Aulia mencoba melangkah keluar tapi di tarik kembali ke sofa oleh Angga.
"Duduk!" Perintah Angga, "aku tidak suka jika ada yang berani melawanku dan membantah perintah ku." Tegas Angga.
Aulia tersentak karena tarikan Angga.
"Bagaimana Jika kamu hamil? plisss, biarkan aku mempertanggung jawab kan nya." ucap Angga kemudian berlutut di depan Aulia.
Baru kali ini Angga merendahkan harga dirinya di depan orang lain.
"Tidak, itu tidak mungkin, aku tidak mau hamil dari hasil berbuat dosa." jawab Aulia.
"Bagaimana jika ia, apa kamu mau hamil di luar nikah? apa kamu mau anakmu di panggil anak haram?" tanya Angga.
"Aku mah ogahh" lanjut Angga mulai mencairkan suasana.
.
.
.
Bersambung...
Sahabat Author 🙂 jangan lupa like, komen, hadiah, dukungan dan Votenya ya?🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
lanjut aja
2022-07-26
0