"Ia, Gw harap mas Hendri memaafkan gw dan menerima keputusan gw, gw akan batalin pernikahan gw" lirih Aulia mulai meneteskan air mata.
"Bagaimana jika Hendri menerima keadaan Lo dan tetap ingin melanjutkan pernikahan kalian? gw yakin Hendri sangat mencintai Lo, apapun yang terjadi dia pasti menerima Lo. Dia itu cinta mati dengan lo. Menurut gw kalian itu tak terpisahkan." Ucap Angel.
"Gw nggak mau Dia ikut menderita atas kesalahan gw, dia pasti kecewa dengan gw, selama ini dia sangat menjaga gw karena dia ingin mendapatkan gw saat malam pertama pernikahan kami." jawab Aulia.
"Tapi sekarang apa? gw nggak bisa menjaga diri gw sendiri, pria brengsek itu mengambilnya, Dia menghancurkan masa depan gw. Tidak ada lagi yang bisa ku berikan untuk mas Hendri." lanjut Aulia.
"Apa lo yakin dengan keputusan lo?
Apa kamu tidak memikirkan perasaan Hendri?" tanya Angel.
Aulia hanya mengangguk.
"Histt,, histt,, histt,, Ini yang terbaik Angel. Gw tahu mas Hendri akan sangat hancur begitupun dengan gw," Lirih Aulia.
"Hisstt... hisstt...Pernikahan impian gw hancur Nggel, tidak ada lagi yang tersisa. Semua perjuangan gw dengan mas Hendri untuk mempertahankan hubungan ini menjadi sia-sia.
Lo ingatkan bagaimana sulitnya kami mendapat restu dari kedua orang tua kami? Mas Hendri bahkan rela menerima makian dari Mama." Tanya Aulia.
"Ia Lia" Angel mengangguk mengingat bagaimana perjuangan Hendri.
"Lo ada tali nggak?" Tanya Aulia dengan serius.
"Lo mau ngapain? Jangan bilang kalo Lo pengen gantung diri." Kesal Angel, matanya melotot menatap Aulia.
"Histt,, histt,, rasanya pengen mati saja. Disini kosong," Aulia memegang dadanya
"Hidup gw hampa, hati gw sesak, sakit, hancur tak bersisa, gw terlalu mencintainya tapi tidak bisa lagi memilikinya." Aulia menutup mata karena terlalu lelah, dan akhirnya tertidur menuju alam mimpi.
"Tidurlah, gw yakin akan ada jalan keluar yang terbaik dari masalah Lo, Lo orang yang baik Lia, sabar ya." Angel membelai rambut Aulia yang sudah terlelap.
Perlahan Angel berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Dia ingin membuatkan cemilan untuk Aulia.
"Enaknya gw buat apa ya?? Tanya Angel pada dirinya sendiri saat berada di dapur sambil berpikir.
"Puding aja deh!" Seru Angel kembali dengan idenya.
Angel membuat Puding cokelat susu kesukaan Aulia selama setengah jam. Setelah dingn Angel menyimpannya di dalam kulkas.
"Mudah-mudahan Aulia senang aku buatkan puding ini." Gumam Angel.
1 jam berlalu Angel membangunkan Aulia.
"Lia bangun, kamu janjian dengan Hendri kan? 1jam lagi waktunya pulang kantor, kamu harus siap-siap". ucap Angel menepuk lengan Aulia.
"Mmmm, kenapa gw masih hidup, bukannya tadi udah mati ya." Gumam Aulia, tapi masih bisa di dengar Angel.
"Ngaur lo, apa lo amnesia habis tidur?
" Angel menyentil dahi Aulia.
"Enak aja mati, mati aja dalam mimpi Lo, dunia belum berakhir, masih banyak masalah yang harus Lo selesaikan. Kalo Lo mati sekarang, Lo bakalan jadi arwah gentayangan." Kesal Angel.
"Gw nggak peduli" Lirih Aulia.
"Gw belum mau Lo mati, masih banyak yang Lo janjikan ke gw, termasuk liburan keliling dunia. gw masih ingin hidup, gw belum menikmati surga nya dunia." Ucap Angel langsung mendapat pukulan di lengan nya.
"Lo ikut mati aja bersama gw, kita kan best friend forever. Nanti gw ajak keliling dunia ke alam baka sekalian." balas Aulia.
"Udah bercandanya, sana mandi biar wangi, jangan lama-lama nanti Hendri menunggumu". Ucap Angel.
"Ia bawel." Aulia berdiri menunju kamar mandi.
Setelah mandi Aulia memakai dress tanpa lengan warna biru langit, kemudian memakai make up tipis agar lebih fresh.
"Cantik amat, gw yakin Hendri tidak akan melepaskan lo". Ucap Angel melihat Aulia sedang keluar dari kamar.
"Udah ah, nggak usah memuji gw, simpan aja pujian Lo untuk orang lain. Lo lagi ngapain?" Tanya Aulia.
"Gw mau makan puding." Jawab Angel sambil membuka kulkas dan mengeluarkan satu cup puding dari dalam kulkas.
"Puding? Siapa yang buat?" Tanya Aulia.
"Ya gw lah, masa iya bi Nem." Ketus Angel.
"Gw mau cicipin dong?" Aulia memelas.
"Ambil aja sendiri, masih banyak di kulkas." Ucap Angel lalu memasukkan sesendok puding di mulutnya.
Aulia membuka kulkas kemudian mengambil satu cup, ia duduk di kursi sambil menikmati puding yang ada di tangan nya.
"Mmmmm.... Ini enak banget Nngel. Lebih enak dari biasanya. Lo makin pinter aja masaknya." Puji Aulia.
"Makan aja nggak usah muji gw, simpan pujian Lo buat orang lain." Sindir Angel.
"Itukan kata-kata gw, kenapa Lo ikut-ikutan?" Ketus Aulia menghabiskan satu cup puding nya.
Angel tidak menjawab kemudian berdiri mengambil satu cup lagi.
"Jangan habisin! sisain juga buat gw. Gw pergi dulu, jangan lupa masak untuk makan malam yang banyak, karena gw pasti nggak bisa makan di sana." ucap Aulia.
"Ia, Ini juga sudah mau masak, Lo mau makan apa biar gw buatin." Tanya Angel serius.
"Terserah Lo aja, racun juga nggak masalah buat gw, gw tetap makan." Ucap Aulia.
"Enak aja Lo, Kalo gw racunin Lo, gw bakalan masuk penjara, sedangkan Lo enak-enakan di dunia lain." Ketus Angel.
"Sudah gw pergi, doakan yang terbaik buat gw." Ucap Aulia.
Aulia mengambil tas dan kunci mobil kemudian berjalan ke luar rumah.
Sejenak Aulia menarik nafas, kemudian mengendarai mobilnya menuju Cafe.
"Ayo Aulia kamu pasti bisa." Batin Aulia.
Setelah menempuh jarak 15 menit Aulia tiba di Cafe Peach, tempat favorit Aulia dan Hendri.
"Mungkin ini yang terakhir kali kita bertemu di sini, sebagian kenangan kita ada disini." batin Aulia.
Aulia melangkahkan kakinya masuk kedalam cafe mencari keberadaan Hendri, namun Hendri belum juga datang.
Aulia mencari ruang private yang kosong kemudian duduk sambil menunggu kedatangan Hendri.
"selamat sore, mau pesan apa? sapa pelayan cafe.
"Coffe latte 2" Aulia memesan kopi untuknya dan Hendri.
Setelah 10 menit pesanan pun datang.
"Silahkan" kata pelayan
"Terima kasih" balas Aulia.
Aulia termenung mengingat kenangan bersama Hendri.
"Mas, tempat ini menjadi saksi awal pertemuan kita, di tempat ini juga kita memulai jalinan cinta, dan sekarang tempat ini akan menjadi saksi perpisahan kita. Maafkan Lia mas semua nya harus berakhir". Gumam Aulia.
Aulia mengedarkan pandangannya kembali namun Hendri tetap belum datang kemudian Aulia meminum sedikit coffe yang ada di meja.
Tak lama kemudian Hendri datang menghampiri Aulia yang sedang termenung.
"Cup"
"Hai sayang, sudah lama?" sapa Hendri mencium kening Aulia.
"Baru aja, tuh pesanan baru datang" jawab Aulia menunjuk kopi diatas meja.
Hendri duduk di kursi samping Aulia kemudian menggenggam tangan Aulia.
"Ada apa sayang, kamu baik-baik aja kan? cerita sama mas" tanya Hendri penuh perhatian.
.
.
.
Bersambung....
Sahabat Author jangan lupa like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏
Semoga kita selalu di lindungi oleh Yang Maha Kuasa, aminnnn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments