Di Mension.
Zain yang sudah ada sampai di mension terburu buru karena mendapatkan pesan dari Cahaya, Sesampai di taman Zain melihat Cahaya yang sedang berbicara dengan seseorang perempuan dan si kembar di dekatnya.
Zain mendekat ke arah Cahaya
"Sayang, " Panggil Zain pada Cahaya
Cahaya melihat ke arah suara yang mana Zain sudah berdiri tidak jauh dari tempat duduknya.
Cahaya yang melihat Zain sudah pulang, langsung berdiri dari duduknya dan menyalami tangan Zain. Walaupun sebenarnya Cahaya masih sedikit marah karena Zain tidak memberikan kabar tentang Dimas yang tertembak. Namun Cahaya sadar jika kewajiban seorang istri terhadap suami nya.
"Kenapa pulang cepat by?" Tanya Cahaya
"Sayang, hubby minta maaf ya"
"Emang hubby salah apa?" Tanya Cahaya seperti tidak tau apa apa
"Ayolah Sayang, Hubby tidak akan ngilangin nya lagi ya pliss." Ucap Zain memohon tanpa ada rasa malu terhadap Lusi yang masih berada di dekat mereka.
Cahaya yang melihat Zian sudah seperti itu membuatnya tidak enak hati.
"Kak Lusi, Cahaya titip kembar dulu ya" Ucap Cahaya.
"Siap Cahaya, Beresan saja masalh kalian, biar kembar di sini"
"Terimakasih Kak"
"Sama sama" Jawab Lusi tersenyum.
Setelah mengucapkan kata tersebut, Cahaya langsung mengajak Zain untuk berbicara di kamar.
Sesampai di kamar.
"Sayang, maafkan Hubby" Ucap Zain lagi.
"Sekarang, Cahaya mau nanya ke Hubby, kenapa nutupin jika Kak Dimas tertembak dan kenapa hubby waktu ke Riau tidak bilang?" Tanya Cahaya.
"Maaf Sayang, Hubby hanya tidak ingin kamu khawatir, dan takutnya Kamu langsung menghubungi keluarga Jambi, dan juga Sarah masih ujian"
"Hubby, Jika hubby menutupinya itu yang membuat Cahaya yang khawatir, karena Cahaya khawatir jika hubby tidak percaya dengan Cahaya"
"Sayang bukan seperti itu maksud hubby, maaf ya Jika membuat mu merasa seperti itu, hubby benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Hubby berani sumpah Sayang" Ucap Zain dengan nada memelas.
"Iya hubby, Cahaya percaya. Tapi Cahaya ingin kedepannya jangan terulang lagi. Cahaya harap kita sama sama dan tidak ada yang di tutupi lagi"
"Terimakasih Sayang" Ucap Zain sambil memeluk Cahaya dengan senang.
"Sama sama Hubby, tapi janji ya jangan ada nutupin apa lagi dengan Cahaya, kita harus saling terbuka. Oke"
"Oke Sayang, oh ya Sayang perempuan tadi siapa?"
"Oh itu Kak Lusi, perempuan yang di cintai Kak Riki, ingat ngak by waktu kita di Prancis".
"Oh itu, ya ya hubby ingat, dan kok bisa dia ada disini?"
"Itu by, ternyata perempuan yang kemarin hampir di lecehkan oleh preman itu, dan tadi kak Riki yang ajak Kak Lusi ke sini"
"O walah benar-benar jodoh"
"Iya by, ya sudah by kita keluar. Kasihan si kembar "
"Sayang apa yang tidak bisa ibadah bentar"
"Hubby..."
"Sayang plisss sudah jarang loh kita hanya berdua gini"
"Ya sudah terserah hubby aja"
"Terimakasih Sayang"
Setelah beberapa saat kemudian terjadilah apa yang patut terjadi...
30 menit berlalu kini Zain dan Cahaya sudah kembali ke taman.
"Maaf ya kak merepotkan kakak" Ucap Cahaya pada Lusi
"Tidak apa-apa, mereka juga anteng-anteng dari tadi"
"Syukurlah" Ucap Cahaya sambil tersenyum.
Zain mendekat ke arah si kembar.
"Aduh putra-putri Ayah yang shaleh dan Shalehah" Ucap Zain
"Hubby, tidak kembali ke kantor?" Tanya Cahaya.
"Tidak sayang, huby ingin bermain dengan kembar"
"Ya sudah terserah hubby saja"
Cahaya langsung melihat ke arah Lusi yang memerhatikan interaksi antara mereka.
"Kak Lusi, kenal kan ini kak Zain, Suaminya Cahaya dan ayah si kembar" Ucap Cahaya
"Iya Cahaya, Pantas saja si kembar tampan dan cantik, Ayah dan bundanya juga Cantik"
"Biasa aja kak, kak r
Riki juga tampan" Ucap Cahaya
Zain yang mendengar Cahaya membicarakan laki-laki lain tampan di depannya langsung Melihat ke arahnya.
"Sayang" Ucap Zain dengan nada posesif nya.
"Iya hubby, Hubby yang paling tampan"
Zain yang mendengar ucapan Cahaya langsung tersenyum senang.
"Sayang, Hubby seperti nya mau lihat Dimas, mau ikut?" Tanya Zain
"Mau by, tapi bagaimana dengan kembar?"
"Bawa saja Sayang, mereka nantinya akan terbiasa"
"Ya sudah deh by, Cahaya mau mempersiapkan peralatan kembar dulu"
"Ya sudah Sayang, ajak aja Lusi nya biar belajar"
"Baiklah by, Ayo Kak hitung-hitungan belajara ngurusin perlengkapan anak Kakak besok" Ucap Cahaya
Lusi yang mendengar ucapan dari Cahaya hanya tersenyum, dan mengikuti Cahaya dari belakang.
Setelah beberapa saat kemudian mereka sudah berada di dalam mobil, dan di supiri oleh supir, Dan Lusi duduk di samping supir sambil mengendong Ziyad.
Sedangkan Zain menggendong Zahid dan Syafira di gendong Cahaya.
Jarak dari mension ke markas tidak terlalu jauh di karenakan Markas juga di daerah hutan tapi ada Markas Mafia yang dilihat dari luar bukan seperti Markas Mafia, melainkan mension mewah. Tapi siapa sangka di dalam nya menyeramkan apalagi di ruang bawah tanah.
Setelah beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di Markas.
Zain turun dari mobil bersama dengan Cahaya, di ikuti lusi, dan pak supir yang merupakan Mafioso mengeluarkan perlengkapan si kembar termasuk Stoler di bagasi mobil.
Kedatangan king dan queen serta putra dan putri kecil mereka membuat para Mafioso langsung berjejer menyambut kedatangan Zain dan keluarga kecilnya tersebut.
Tidak ada yang berani menegakkan kepalanya, untuk curi pandang terhadap putra maupun putri king mereka.
Jack mendengar kedatangan king dan queen langsung keluar menuju ruang dengan Markas.
"Selamat datang king, queen" Ucap Jack.
"Kak jack di mana ruang rawat kak Dimas?"
"Mari queen, oh ya apa lebih baiknya tuan muda dan nona muda di tempatkan di kamar queen" Usul Jack.
"Baiklah kak, Kasihan juga kembar jika di bawa ke ruang bawah"
Akhirnya mereka menuju kamar pribadi milik Zain dan di sana sudah di sediakan kasur besar dan juga boks bayi. Dan itu semua sudah di siapkan oleh Zain sebelum Cahaya melahirkan si kembar .
Karena memang waktunya istirahat untuk si kembar, jadi tiba di kasur kembar langsung tidur setelah di susui Cahaya.
"Jack, kamu jaga kembar" Ucap Zain
"Siap king"
"Ayo sayang, kita ke ruang rawat Dimas" Ucap Zain pada Cahaya
"Baiklah by, Oh ya kak jack titip kembar ya, ingat jangan sampai mereka nangis"
"Siap queen"
"Terimakasih kak"
"Sama sama"
Setelah mengatakan itu, Zain dan Cahaya di ikuti lusi langsung keluar dari kamar tersebut dan menuju ruang bawa tanah.
Cahaya melihat ke arah Lusi yang sedikit merinding ketika mulai masuk ke ruang bawa tanah, sebenarnya ruang bawa tanah tempat Dimas di rawat tersebut bukanlah ruang bawa tanah yang mengerikan. Tapi berbeda menurut Lusi.
"Kak Lusi harus terbiasa dengan seperti ini, karena Tiga sejoli ya begegini namanya juga Mafia"
"Iya Cahaya, Kakak akan berusaha membiasakan diri"
"Alhamdulillah jika seperti itu"
"Iya Cahaya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments