A Abang..." Ucap Sarah terbata bata karena kaget melihat siapa yang datang bertamu ke rumah nya.
"Iya Sayang ini Aku" Jawab Dimas tersenyum..
"Abang jahat tidak ada kabar beberapa hari ini" Ucap Sarah merajuk.
"Abang jauh dari Jogja ke sini eh di sambut dengan begini ya sudah deh Abang pulang lagi aja" Ucap Dimas dengan nada sedih di buat-buat
"Ya sudah pulang aja lagi" Jawab Sarah dengan cuek
"Maaf Sayang, Abang segaja tidak kasih kabar dulu karena ingin memberikan kejutan" Ucap Dimas.
"Iya Abang berhasil bikin Sarah sangat terkejut" Ucap Sarah.
"Maaf Sayang, apa Abang tidak di perbolehkan masuk ni?" Tanya Dimas
"Ehh maaf Bang, ayo masuk"
Dimas akhirnya masuk ke dalam rumah bersama dengan Mafioso yang ikut bersama nya.
"Duduk dulu bang, Sarah bikin minum dulu"
"Terimakasih Sayang"
"Sama sama"
Akhirnya Sarah menuju dapur yang di mana Zainab sedang berada di sana.
"Ibu, Abang Dimas datang Bu" Ucap Sarah dengan gembira ketika sudah di dapur.
"Yang benar nak?"
"Benar Bu, kata Abang sengaja tidak kasih kabar dulu karena ingin memberi kejutan pada Sarah"
"Oh gitu ya sudah jangan galau lagi. Ibu mau ke depan dulu"
"Iya Bu"
Setelah mengucapkan itu Zainab ke depan menghampiri Dimas dan Mafioso duduk.
"Assalamualaikum nak," Ucap Zainab
"Wa'alaikumussalam Bu" Jawab Dimas sambil mencium tangan Zainab
"Dari kemarin Sarah itu galau nak, katanya nak Dimas tidak ada kabar"
"Maaf Bu bikin Sarah galau, karena memang Dimas merencanakan untuk memberikan kejutan aja"
"Ya tidak apa-apa, maklum lah nak, Sarah masih labil"
"Iya Bu"
Tidak berapa lama kemudian,Sarah datang dari dapur dengan nampan berisi air dingin dan beberapa kaleng snak.
"Ini Bang di minum" Ucap Sarah
"Terimakasih Sayang"
"Sama sama bang"
"Ayo tuan tuan, di minum dan di makan snak nya ya beginilah adanya" Ucap Zainab pada para Mafioso yang berada di samping Dimas.
"Terimakasih nyonya"
"Jangan panggil nyonya, panggil saja Ibu" Ucap Zainab dengan lemah lembut
"Iya Bu" Jawab mereka berbarengan.
Zainab hanya tersenyum melihat tingkah mereka yang kaku dan kompak.
"Ayah mana Bu?" Tanya Dimas.
"Oh tadi Ayah ke rumah Zaki biasa main sama Cucu dan untuk Aisyah juga di sana"
" oh gitu, oh ya Bu ini Dimas ada beberapa oleh oleh untuk keluarga dan untuk Sarah"
"Terimakasih nak, malah repot repot bawa oleh-oleh"
"Tidak repot Bu malah Dimas senang"
Tiba tiba ada yang datang ke rumah tersebut, eh ternyata Hasan dan Aisyah baru saja pulang.
"Assalamualaikum" Ucap Hasan
"Wa'alaikumussalam" Jawab Dimas
"Kapan datang nak?"
"Baru saja Yah, Ayah apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, oh ya berapa lama di Jambi?"
"Seminggu rencananya yah, dan mohon Izin setelah Sarah selesai ujian mau Saya ajak jalan jalan"
"Tidak apa-apa tapi ingat saja batasan kalian ya karena masig belum halal"
"Tentu Yah, Dimas akan menjaga Sarah"
Setelah beberapa saat kemudian, Dimas memutuskan untuk ke rumah Subki, seperti biasanya jika menginap di Jambi, maka Dimas menginapnya di rumah Subki.
Dimas juga membawa oleh-oleh untuk seluruh Abang nya Sarah dan keponakan nya juga.
Karena Dimas sudah sangat dekat dengan Subki, jadi untuk komunikasi sangatlah baik, maka ketika Dimas datang ke rumah Subki disambut dengan baik oleh Subki.
Malam harinya
Di rumah Subki, Dimas sudah berada di dalam kamar yang sudah di siapkan untuk nya.
Karena bosan Dimas akhirnya berniat menelpon Sarah, Walaupun saat ini Dimas di desa, tapi tidak bisa bertemu dengan Sarah terlalu malam atau bagaimana, karena Dimas mengerti bahwa Keluarga Sarah merupakan keluarga terpandang di Desa bukan dalam hal materi tapi dari relegius yaitu agamanya. Karena itu Dimas hanya bisa bertemu dengan Sarah ketika siang hari, bisa saja di malam hari namun harus ada yang menemani mereka mengobrol jadi tidak hanya berdua saja.
Dimas merasa bahwa Sarah perlu belajar lebih untuk ujian besok, jadi Dimas mengurungkan niatnya untuk menelpon tapi hanya mengirimkan pesan.
"Semangat Sayang belajar nya, I Love you" Itulah pesan singkat yang Dimas kirim pada Sarah.
Berbeda dengan halnya Di Jogja. Tepatnya di mension Zain.
Di kamar Zain dan Cahaya
"Sayang, apa kamu sudah selesai nifas nya?" Tanya Zain
"Belum By, kenapa?"
"Hubby kangen Sayang"
"Maaf ya by, tapi memang Cahaya belum bersih dari nifasnya, karena Usia si kembar baru satu bulan"
"Iya deh Sayang, tapi apa tidak ada jatah lain?"
"Hubby mau apa?"
"Mau melon ini sayang" Ucap Zain sambil menunjuk ke arah dada Cahaya yang besar, di karenakan sedang menyusui apalagi yang di susui bukan hanya satu baby tapi tiga
"Tapi dikit aja ya by, Cahaya tidak ingin si kembar kekurangan ASI di karenakan ayahnya"
"Terimakasih Sayang,"
"Sama sama"
Dan akhirnya terjadilah baby besar menyusui seperti anak kecil.
(Dasar Zain, mesum mulu)😂😂
Kebahagiaan Cahaya dan Zain semakin bertambah apalagi ketika melihat si kembar yang begitu mengemaskan.
Keesokan paginya Di Jambi
Dimas bangun sangat pagi, setelah shalat Subuh Dimas langsung bergegas ke rumah orang tua Cahaya karena ingin mengantar Sarah ke sekolah untuk ujian Nasional di hari pertama nya.
Sesampai di depan rumah Sarah.
Dimas melihat Sarah yang sudah rapi dengan pakaian sekolah nya dan tersenyum melihat kedatangan Dimas.
"Semangat Sayang, oh ya ini uang jajan" Ucap Dimas menyemangati Sarah sambil mengeluarkan uang beberapa lembar
"Iya Bang, terimakasih tapi itu kebanyakan"
"Tidak apa-apa ajak teman-teman nya jajan bareng nanti setelah selesai ujian"
"Baiklah bang, ya sudah Sarah berangkat ya"
"Iya Sayang hati hati"
"Tentu bang, ya sudah Bu, Ayah, Sarah berangkat. Assalamualaikum" Sambil mencium kedua tangan orang tua nya
Setelah itu bergantian dengan Dimas.
Setelah kepergian Sarah ke sekolah, Dimas dan Hasan mengobrol di rumah sambil memakan pisang goreng dan air teh
"Yah, jika nanti kami menikah apa tidak apa-apa jika Dimas bawa Sarah ke Jogja?"
"Tidak apa-apa nak, Ayah justru senang jika anak-anak Ayah bisa bersama dengan suaminya kemanapun itu".
"Terimakasih Yah"
"Sama sama, oh ya Nak Ayah mau bertanya, Apa kamu tidak tah keberadaan orang tua kandung mu?"
"Dimas sudah mencari keberadaan mereka Yah dari Dimas sebelum kenal dengan Zain, tapi mereka tidak menginginkan Dimas"
"Ya sudah tidak apa-apa, Ayah hanya tidak ingin kamu menjadi Anak yang durhaka kepada orang tua mu"
"Dimas mengerti Yah, Dimas tidak pernah membenci mereka, tapi untuk kembali ke mereka Dimas tidak bisa"
"Ya sudah Ayah tidak bisa berbuat apa-apa, cuma pesan ayah ketika kalian Menikah nanti Ayah ingin melihat kedua orang tua mu hadir"
"Dimas janji Yah akan membawa mereka"
"Ya sudah tidak usah dipikirkan"
"Baik Yah"
N/B: Dimas masih memiliki keluarga tapi.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments