Setelah selesai olahraga, Zain dan Cahaya kembali ke kamar mereka. Begitupun dengan Riki dan Dimas kembali ke kamar masing-masing.
Setelah kembali ke kamar Zain dan Cahaya langsung mandi karena habis berkeringat. Mereka mandi bersama tanpa ada embel-embel lain nya.
Setelah selesai mandi, Zain dan Cahaya sudah berganti pakaian. Zain juga sudah berganti pakaian kantor nya, sedangkan Cahaya berganti pakaian rumahan.
Karena hari ini tidak ada mata kuliah jadi Cahaya belum ke kampus untuk hari ini.
Zain dan Cahaya keluar dari kamar mereka menuju ruang makan yang mana semua nya sudah menunggu kedatangan mereka.
"Pagi Umi, Abi" Ucap Zain pada kedua orang tuanya.
"Pagi Sayang, kembar masih tidur ya?" Tanya Nisa
"Iya Mi, tadi subuh baru tidurnya"
"Oh gitu ya sudah yok sarapan"
"Baik Umi"
Akhirnya Sarapan pun di mulai.
Setelah beberapa saat kemudian mereka sudah selesai hanya Sarapan.
Kini Zain dan Cahaya sudah kembali ke kamar mereka, sesampai di dalam kamar ternyata si kembar sudah terbangun tanpa ada tangisan disana.
"Sayang mereka sudah bangun" Ucap Zain pada Cahaya ketika melihat ketiga anaknya sudah terbangun dari tidurnya.
"Iya by, seperti nya mereka ingin mengantar Ayah mereka berangkat kerja"
"Benar Sayang, sini biar hubby yang gemdong Zahid dan Ziyad"
"Bisa by?, Berat loh langsung dua?"
"Insyaallah bisa Sayang"
Zain berhasil mengendong kedua putranya dengan kedua tangannya.
Cahaya keluar dari kamar dengan mengendong Syafira.
Nisa, Anam, Dimas dan Riki terkejut melihat Zain dengan entengnya menggendong dua putra nya sekaligus.
"Nak, sini biar Umi gendong Ziyad nya" Ucap Nisa pada Zain
"Tidak apa-apa Umi, Zain bisa kok dan juga Zain sudah harus berangkat ke perusahaan"
"Baiklah jika seperti itu"
Setelah beberapa saat kemudian, Zain sudah memberikan kedua jagoan nya kepada Abi dan Umi nya karena Zain sudah harus berangkat ke perusahaan bersama dengan Riki.
Sedangkan Dimas belum di perbolehkan masuk ke Perusahaan dulu oleh Zain sebelum luka di tangan nya benar benar kering.
"Ya sudah Umi, Zain berangkat dulu ya" Ucap Zain Sambil mencium tangan Nisa bergantian dengan Anam.
"Iya Nak, jangan cemas kembar biar Umi bantuin Cahaya jagain mereka"
"Baiklah Mi"
Kini Zain bergantian pamitan ke pada Cahaya.
"Sayang, hubby berangkat ya jika perlu sesuatu telpon saja ya"
"Iya by, "
Akhirnya Zain dan Riki berangkat ke perusahaan.
Setelah kepergian Zain dan Riki, Cahaya di bantu oleh Nisa untuk memandikan kembar.
"Sayang, biar Umi bantuin mandikan kembar ya" Ucap Nisa
"Baiklah, Umi"
Nisa dan Cahaya membawa si kembar ke kamar nya untuk di mandikan. Sedangkan Dimas dan Anam masih berada di ruang tamu
Sesampai di kamar.
"Cucu nya Oma mau mandi ya" Ucap Nisa pada Zahid yang berada di gendongan nya.
Zahid mendengar ocehan dari Oma nya hanya tertawa khas anak bayi.
Sedangkan Syafira di mandikan dulu oleh Cahaya sebelum Ziyad.
Ketika kedua bayi mungil itu di masukkan di air hangat yang pas untuk badan si kecil langsung menepuk nepuk air tersebut.
"Sayang mereka sangat lincah tidak sesuai dengan umurnya" Ucap Nisa
"Benar Umi, Cahaya juga merasakan nya. kembar benar-benar lincah "
"Umi ingat dulu ketika Zain masih kecil juga sangat mirip seperti mereka yang sangat lincah tidak sesuai dengan umurnya" Jelas Nisa tersenyum membayangkan Zain di waktu kecilnya.
"Berarti mereka semua mengikuti Ayahnya Mi"
"Benar, Umi sangat merasakan itu"
Cahaya tersrnyum dan kembali memandikan bayi kembarnya yang satu lagi, setelah Syafira selesai.
Tidak butuh waktu lama akhirnya kemba sudah selesai mandi dan di pakaikan bedongan karena masih pagi jika waktu siang kembar akan di pakaian baju dan celana biasa tidak di bedong.
Setelah kembar sudah rapi dan wangi, Cahaya dan Nisa membawa kembar untuk keluar menemui Opa mereka.
Di ruang tamu
"Dim, sebenarnya apa yang terjadi pada tangan mu?" Tanya Anam yang belum mengetahui kejadian sebenarnya
"Kemarin Bi, waktu misi di Riau, dan setelah misi selesai Dimas melepaskan kostum pelindung yang di buat oleh Zain namun tanpa kami sadari ternyata ada yang bersembunyi dan dia menembakkan ke tangan ku, tapi Alhamdulillah nya Aku dan Riki membawa dokter dan perlengkapan nya jadi cepat ditangani"
"Jadikan pelajaran untuk kedepannya jangan pernah mengurangi kewaspadaan kalian, Abi tau pekerjaan kalian bukanlah hal yang mudah namun harus selalu waspada dan berhati-hati"
"Iya Bi"
"Apa Sarah tau?"
"Tau Bi, setelah Dimas sudah di bawa ke Markas"
"Abi berharap apapun yang terjadi jangan pernah berbohong pada pasangan kalian, karena Perempuan itu adalah penguat bagi kita kaum laki-laki dan sebenarnya perempuan lebih kuat dari pada laki-laki dalam menyelesaikan masalah. Ingat pesan Abi terbukalah pada Pasangan Jangan pernah menutup nutupi sesuatu apapun itu"
"Baik Bi, Dimas juga pernah mendengar Cahaya berkata seperti itu"
"Bagus lah jika sudah tau"
Tidak berapa lama kemudian datanglah Nisa dan Cahaya membaw kembar ke ruang tamu.
"Cucu nya Opa sudah wangi ya" Ucap Anam ketika melihat si kembar yang khas dengan bedak bayi yang berantakan di wajah mereka.
"Iya dong Opa, kami kan memang wangi, siapa dulu Opa nya" Jawab Cahaya menirukan suara anak kecil.
Anam tersenyum mendengar ucapan dari Cahaya.
Akhirnya kembar bermain bersama dengan Opa dan Oma nya, Sedangkan Cahaya bisa mengerjakan beberapa tugas kuliah nya.
********************
Siang harinya, seperti biasanya Zain selalu pulang untuk makan siang bersama di mension. Riki juga turut serta pulang bersama Zain tentunya.
Setelah tadi Cahaya selesai mengerjakan tugas kuliahnya, Cahaya kembali ke ruang tamu melihat ketiga putra dan putri nya sedang bermain dengan Oma dan opa nya. Karena memang sudah waktunya mereka untuk tidur siang, Cahaya membawa si kembar ke kamar di bantu oleh Nisa.
Sebelum kembar tidur siang biasanya mereka selalu rewel karena haus, jadi Cahaya menyusui mereka dan setelah itu mereka baru bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah kembar tidur Cahaya kembali ke ruang tamu, dan ternyata Zain dan Riki juga sudah berada di sana.
"Abi, Umi sebenarnya ada yang ingin Zain sampaikan dan prihal penting" Ucap Zain mengawali pembicaraan sebelum makan siang bersama.
"Bicaralah Nak, Umi dan Abi mau mendengar nya" Jawab Nisa
"Baiklah Umi, Abi. Sebenarnya beberapa hari yang lalu ada perempuan lebih tepatnya Lusi nama perempuan tersebut dan dia ternyata perempuan yang sempat membuat Riki ingin menjadikan nya sebagai istri namun ternyata dia bukanlah perempuan baik-baik dan dia juga sempat ingin mencelakakan kembar, setelah Kami selidiki ternyata perempuan tersebut sudah mengawasi kita dari waktu kami berbulan madu di Prancis kemarin dan dia adalah suruhan Opa dan Albert" Jelas Zain.
Anam mendengar penjelasan dari Zain langsung menahan marah dan wajah yang sudah memerah. Sedangkan Nisa langsung menangis.
"Abi, apa mereka masih benci dengan Umi" Ucap Nisa di tangah isakannya.
Anam melihat Nisa yang sudah terisak langsung memeluknya.
"Umi, Abi pikir bukan hanya itu yang membuatku mereka mengusik keluarga kita, tapi kamu tenang saja Umi, Abi tidak akan diam saja jika mereka sampai berbuat apa-apa pada keluarga kita terutama pada cucu-cucu kita"
"Tapi Umi takut Bi"
"Tenang lah Sayang, Zain pasti sudah ada solusinya"
Akhirnya Nisa kembali tenang.
"Benar Bi, sebelum nya Zain selalu mematau mereka tidak ada pergerakan apa-apa, namun seperti nya mereka sudah mengetahui jika Black Lion itu mafia kepemimpinan Zain jadi mereka ingin merebutnya"
"Apa rencana kamu selanjutnya?" Tanya Anam
"Kami sudah menambah keamanan di mension dan Markas dan juga di mension di Negara, dan untuk kedepannya Abi dan Umi akan di kawal oleh banyak Mafioso tidak seperti sebelumnya hanya beberapa saja"
"Baiklah, Abi percayakan kepada kalian. Tapi ingat kalian harus berkerja pintar dan bijak"..
"Baik Bi"
Setelah beberapa percakapan kini mereka semua sudah kembali kesuasana bisa tanpa ketegangan seperti sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Mei Rani Wijayaka
lanjutkan lagi jangan kelamaan up nya bagus ceritanya
2021-09-23
0