Sebulan sebelumnya...
Pagi yang cerah. Matahari mulai mengintip manja dari ufuk timur. Menyapa setiap jiwa yang masih terlelap untuk mulai mengawali hari melakukan aktivitas dan rutinitasnya masing-masing.
Sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar seorang gadis yang masih terbuai dalam mimpi. Suara ketukan di pintu kamarnya, membuat dia terbangun dari tidur panjangnya.
“Tok..tok..tok”pintu kamar Ayra diketuk dari luar
“Ay..bangun. Udah pagi. Waktunya ke sekolah nak..”suara lembut Bunda dari balik pintu.
Ayra mengerjapkan matanya perlahan. Rasanya ia enggan beranjak dari ranjangnya yang sangat empuk dan nyaman.
“Sudah pagi”gumam Ayra dalam hati memandangi langit-langit kamarnya.
Bunda duduk di tepi ranjang sambil membelai lembut rambut putri kesayangannya.
“Ay..udah bangun belum nak?”suara Bunda kembali menyapa.
“Iya bund..udah”jawab Ayra sambil tersenyum pada Bundanya
“Cepat mandi ya..bunda siapkan sarapan dulu”ucap Bunda kemudian melangkah keluar kamar Arya dan turun ke lantai satu untuk menyiapkan sarapan.
Meski enggan, Ayra menggeliat lalu bangun dari ranjangnya. Dia melangkah masuk kamar mandi untuk membersihkan wajah dan bersiap mandi.
Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Pindah ke kota baru, memaksa Ayra juga harus sekolah di sekolah yang baru. Sekolah elit terbaik di kota.
Ayra membasuh wajahnya menggunakan air wastafel yang terasa dingin airnya. Membuat rasa kantuk Ayra perlahan menghilang. Akhirnya Ayra menuju shower setelah sebelumnya melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya.
Karena Ayra tak suka mandi air dingin, disetelnya air kran ke arah air hangat. Ayra menengadahkan tangannya di bawah air shower mengecek tingkat kepanasan air tersebut. Setelah dirasa pas, Ayra menempatkan dirinya dibawah shower.
Dibiarkan air shower membasahi tubuh mulusnya yang putih bersih. Dengan memejamkan mata, Ayra membasuh tubuhnya. Kemudian Ayra membalurkan sabun cair ke seluruh tubuhnya. Ayra sangat menikmati ritual mandinya pagi itu.
Selesai mandi, dililitkannya handuk untuk menutupi tubuhnya. Ayra keluar kamar mandi, kemudian mengambil setelan seragam yang diperolehnya dari sekolahnya yang baru.
Dipandanginya tubuhnya yang kini sudah berseragam lengkap. Diikatnya rambut panjangnya model kucir kuda. Tak lupa Ayra memakai make-up natural untuk menunjang penampilannya.
“Hufffttt”Ayra menghela nafas panjang
Hatinya bergemuruh. Akan seperti apa nanti hari-harinya di sekolah yang baru?
“Semoga saja aku bisa sekolah dengan tenang”pinta Ayra dalam hati.
Ayra meraih tas sekolahnya yang sudah berisi buku dan alat tulis. Turun ke lantai satu, Ayah dan Bunda sudah menanti putri semata wayangnya untuk sarapan.
“Pagi Ayah..pagi Bunda”sapa Ayra riang sambil mencium pipi Ayah Bundanya
“Pagi Sayang”sambut Bunda
“Sudah siap masuk sekolah baru Ay?”tanya Aldi, ayah Ayra
“Udah dong yah?”jawab Ayra mantap
“Ga ada yang ketinggalan kan?”tanya Bunda
“Sepertinya ga ada. Kalo pun ada, ini kan hari pertama Ayra masuk. Pasti dimaklumin lah..kan anak baru”jawab Ayra sambil tersenyum
“Ingat ya Ay, jangan cari masalah di sekolah yang baru. Belajar aja yang bener”pesan Ayah
“Iya yah..selama temen-temen baru Ayra ga cari masalah, aku mah ga akan bikin perhitungan sama mereka”jawab Ayra enteng sambil menyantap sarapan pagi yang dihidangkan bundanya.
Ayah dan Bunda saling bertatapan, mendengar jawaban gadis tomboy kesayangan mereka. Mereka tampak geleng-geleng kepala lalu tersenyum menatap Ayra.
“Ayah ga makan?”tanya Ayra melihat ayahnya hanya minum kopi.
“Udah tadi..cepetan dihabisin. Setelah ini ayah antar ke sekolah. Baru ayah berangkat kerja”
“Oke..siap bos”jawab Ayra mantap
Semua makanan di piring telah habis disantap Ayra. Akhirnya Ayra dan Ayah berangkat menuju sekolah baru Ayra yang terkenal sebagai sekolah terbaik dan favorit di kota.
Sampai di gerbang sekolah, Ayra turun dari mobil.
“Berani masuk sendiri kan Ay?”tanya Ayah
“Emang aku anak kecil..hisshh..udah Ayah berangkat kerja sana”pinta Ayra
“Nanti kalo udah pulang, kabari Ayah”
“Iya..iya..Yah..udah ayah berangkat sana.. nanti telat”
“Hati-hati ya nak”
Ayra melambaikan tangannya pada sang ayah.
“Oke..ayoo masuk sekarang” gumam Ayra dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
Ayra melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah elit itu.
“Selamat Pagi” seorang satpam menyapa Ayra ramah.
“Selamat Pagi Pak”balas Ayra
“Selamat datang di SMA X, ada yang bisa saya bantu?”tanya Pak Satpam
“Ehmm..saya murid baru Pak. Pindahan dari kota XX. Ini hari pertama saya masuk sekolah”
“Baiklah..Mari saya antar ke ruang guru”
“Terimakasih Pak”
“Iya..sama-sama”
Ayra mengikuti di belakang Pak Satpam yang ditemuinya tadi. Tiga hari yang lalu Ayra sudah pernah masuk sekolah ini, mendaftar bersama Ayahnya. Ruang guru yang dimaksud lumayan jauh tempatnya, karena memang sekolah ini sangatlah luas. Bangunan megah bertingkat yang memiliki banyak ruang kelas dan fasilitas yang sangat lengkap. Ayra tampak melihat-lihat sekelilingnya.
Dilihatnya beberapa siswa sedang melakukan pemanasan olahraga di lapangan sepakbola dan lapangan basket. Beberapa siswa juga tampak berlari di sepanjang track lari yang mengitari lapangan sepakbola.
Beberapa anak cowok yang melihat kehadiran Ayra, tampak tersenyum ke arahnya. Pasti mereka terpesona dengan kecantikan Ayra. Sementara Ayra terlihat canggung dan gugup hingga memainkan tali ranselnya.
Di suatu tempat di sudut lapangan, Devara dan genknya terlihat bergerombol. Mereka bolos pelajaran lagi hari ini. Mereka bercanda dan tertawa dengan terbahak-bahak.
Seorang guru berjalan ke arah mereka dengan terengah-engah.
“Capek Pak? Hahahaha…”
“Dasar anak-anak kurang ajar! Di sini kalian rupanya..cepat masuk kelas”hardik Pak Panji, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
“Males Pak..pelajarannya membosankan”ucap anak-anak berandal itu
Devara berdiri dari tempatnya duduk, lalu berjalan ke arah Pak Panji. Sambil berkacak pinggang Devara menatap lelaki paruh baya yang sebentar lagi pensiun itu.
“Bapak tidak bosan, selalu mengurusi urusan kami. Kenapa Bapak tidak menyerah saja? Sebentar lagi Bapak pensiun kan?”
“Memangnya kenapa kalau aku pensiun? Aku masih kuat jika hanya menghadapi anak-anak berandalan seperti kalian. Jangan mentang-mentang keluargamu pemilik sekolah ini, maka aku akan tunduk pada bocah ingusan sepertimu. Aku bukan kepala sekolah lembek itu”
“Huhh..banyak ba**t kau tua bangka!”seru Devara
“Jaga ucapanmu anak muda!“hardik Pak Panji sambil melotot. Suaranya yang menggelegar karena emosi menghadapi ketidaksopanan Devara, membuat semua orang yang mendengar suaranya spontan menengok ke arah suara.
Ayra yang juga mendengar suara kemarahan Pak Panji, menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah sumber suara. Devara mendengus kesal kemudian meninggalkan Pak Panji.
“Mau pergi kemana kau? Kembali ke kelas”perintah Pak Panji sambil meraih pergelangan tangan Devara
Devara mengibaskan tangannya dengan kasar sehingga tangan Pak Panji lepas dari pergelangan tangannya. Tanpa sepatah katapun, Devara meninggalkan Pak Panji dan teman-temannya.
“Dasar anak tak tahu sopan santun” umpat Pak Panji.
“Kenapa kalian masih di sini? Cepat kembali ke kelas”perintah Pak Panji pada teman-teman Devara yang masih tak beranjak dari tempat mereka. Pak Panji memukul mereka satu per satu bahkan menendang mereka supaya kembali ke kelas.
“Iya..iya Pak..kami kembali ke kelas”ucap anggota genk Devara.
Mereka kocar-kacir berusaha menghindari pukulan dan tendangan Pak Panji. Devara berjalan melintas di depan Ayra. Keduanya sempat beradu mata.
“Cantik”gumam Devara dalam hati begitu melintas di depan Ayra.
“Pasti murid trouble maker”gumam Ayra melihat Devara yang melintas di depannya. Melihat seragam Devara yang berantakan dan kejadian dengan Pak Panji barusan, Ayra langsung menyimpulkan bahwa Devara adalah seorang trouble maker.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor,aku suka cewek yg pandai ilmu beladiri,gak Lemah,dan cewek Tegas,Dari pada cewek manja yg sok imut..😂😂🙏🙏
2024-04-15
1
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor
2023-03-18
1
AZura Hasan
bisa2 panji am ayra jdi cinlok nih😊
2022-12-26
1