Pindah kampus

ara sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah, ini adalah hari pertamanya memasuki universitas XX.

yaitu kampus baru ara, karena di kampus lamanya ia mendapatkan nilai terbaik, ia mendapatkan beasiswa untuk memasuki kampus elit itu, yang sebagian besar mereka adalah orang berada.

sebenarnya ara juga orang berada, tapi ia tidak mau menunjukkan kekayaan itu, karena menurutnya hartanya adalah milik kedua orang tuanya, sehingga ia lebih memilih memasuki universitas biasa dan bergaul dengan orang biasa.

namun siapa sangka jika saat ini ia harus bersanding dengan orang-orang berada sepertinya, sebenarnya ara tidak mau pindah ke kampus itu, namun demi membanggakan kedua orang tuannya apa boleh buat?

...----------------...

di universitas XX para mahasiswi sedang ribut karena melihat poster X-tream yang akan debut pekan depan, mereka bersorak histeris,

hingga teriakan seseorang membuat mereka membisu ketakutan.

"woy, loe semua bisa diem gak??!!", pekik rizka.

"tau, mau pecah nih kuping gue!!", sahut alya.

ya, mereka adalah MMW yang kehadirannya sangat ditakuti oleh seisi kampus, mereka adalah Rizka salsabila, Alya azura, Resya amalia, dari semester 6, Reina nabila, Fira okhtavia, dari semester 4. sampai sekarang tidak ada yang mengetahui mengapa mereka bisa sedekat itu, karena mereka memang sudah dekat dari pertama memasuki kampus ini.

seperti biasa, ara hanya menggunakan motor matic nya untuk pergi ke kampus, padahal ayahnya sudah menyiapkan mobil pribadi untuknya. tapi ara, tetaplah ara, tetap pada sifat kesederhanaannya.

Saat ini ara sedang memarkirkan motornya, lalu setelah itu ia berjalan dengan pandangan yang tetap lurus kedepan, tanpa berniat untuk menghiraukan orang-orang yang menurutnya sangat mengganggu pendengaran nya.

para mahasiswi sedang berteriak histeris, ara berusaha bersabar dan berjalan menuju ruang kelasnya yang sudah di tunjukkan oleh dosennya.

"eh!, loe mahasiswi baru ya?", sapa seorang wanita yang juga berhijab Seperi ara, ara tersenyum menanggapi nya.

"iya, kenalin nama gue zahra annisa, panggil aja ara", sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"fanisa maharani, panggil aja fani", membalas uluran tangan ara.

"fan!, punya temen baru gak ngajak-ngajak loe ya!" sahut dua orang wanita yang entah muncul darimana.

"ngajak-ngajak, loe kira gw mau ke newyork?!!",

cetus fani kepada kedua temannya itu.

"ra, kenalin ini farah, dan sebelahnya reta, ret, far, ini ara, dia mahasiswi baru disini", ujar fani memperkenalkan mereka.

"oh, loe yang dapet beasiswa itu ya?", celetuk farah secara tiba-tiba, seketika raut wajah ara berubah suram, farah pun tersenyum mengerti dan melanjutkan perkataan nya.

"tenang aja, kita bukan orang pemilih kok, justru kita lebih suka deket dengan orang sederhana kayak loe, kita gak pernah pandang status kok, jadi loe biasa aja ya", jelas farah.

seketika raut wajah ara berubah senang, ternyata ia bisa langsung menemukan orang yang persis seperti dirinya, menyukai kesederhanaan, reta pun menyahut perkataan farah.

" iya, apalagi loe pinter bisalah kita ketularan dikit otaknya", seru reta.

ara pun tersenyum senang,

"bisa aja loe!"

mereka pun saling berbincang dan berusaha mengenal ara lebih dalam, hingga dosen mereka pun masuk.

ara memasuki fakultas hukum syariah, karena ia memang sangat tertarik dengan hukum. padahal, ayahnya membujuknya untuk memasuki fakultas bisnis, untuk membantu kakak sulungnya saat meneruskan perusahaan ayahnya nanti, namun ara tetap berdiri pada pendiriannya, ia bercita-cita menjadi wali hakim yang handal.

jam kuliah pertama pun selesai ketiga teman baru nya itu mengajaknya pergi ke kantin, saat perjalanan, tak sedikit mata lelaki yang melirik ara, ara sudah terbiasa akan hal itu, ia tak akan pernah menanggapi nya, tapi berbeda dengan ketiga temannya yang merasa sangat risih karena teman baru mereka ini menjadi pusat perhatian, farah pun membuka suaranya.

" ra, loe gak risih apa di lirik sama cowok-cowok kegatelan itu",ujar farah.

ara pun tersenyum sinis menanggapinya," udah biasa gw, di kampus dulu juga kayak gini, tapi loe semua tenang aja mereka gak akan bisa mengganggu gw!", tegas ara.

reta pun menyahut nya," ternyata loe kalau senyum sinis gitu serem juga ya, kayak pemeran antagonis di film-film tau!".

ara pun menjawabnya,

" watak gue emang protagonis, tapi suatu saat gue bisa berubah menjadi antagonis yang menyeramkan kalau ada yang ganggu gue".

dengan arah pandangannya yang masih menatap lurus kedepan, membuat teman-temannya itu bergidik ngeri jika ara benar-benar memiliki sisi lain. memang dari raut wajah ara, ia bukanlah tipe gadis biasa yang bisa di bully, justru ia lebih terlihat seperti wanita pembully yang sangat menyeramkan, namun siapa yang tahu sikap ara yang sebenarnya itu seperti apa.

sampai di kantin mereka pun segera mencari bangku kantin yang kosong, dan memesan makanan mereka lagi, di sela menunggu pesananan mereka.

fani pun mulai membuka percakapannya, " ra, tadi loe bilang gak ada cowok yang bisa mengganggu loe kan?".

ara mengangkat satu alisnya," ya, emang kenapa?".

fani pun tersenyum jahil.

" tapi kayaknya mereka bisa deh!", sambil menunjuk meja yang terletak cukup jauh dari mereka.

ara pun hanya melirik sekilas dan melihat empat pria tampan yang menduduki bangku itu tanpa memperhatikannya, " maksud loe buaya kayak mereka?, idih apalagi!".

seketika teman-temanya pun terkejut mendengar jawaban dari ara, "loe tau dari mana ra, kalau mereka buaya?, apa jangan-jangan loe udah nyari seluk-beluk kampus ini sebelum masuk sini ya?", selidik reta.

ara yang mendengarnya pun tertawa renyah.0

"aduh ret, kuker banget kayaknya gue ngelakuin itu!, bukan mereka doang, menurut gue semua laki-laki itu buaya, cuman nerima kesempurnaan wanita dan menolak kekurangannya", jelas ara pada ketiga temannya itu.

" tapi gak semua lelaki kayak gitu kok ra, diantara mereka pasti juga ada yang setia", ujar fani menantang perkataan ara.

ara hanya diam dan tak merespon perkataan fani, reta pun memecahkan keheningan itu dengan sebuah pertanyaan," oh iya ra, secara loe kan cantik nih, pasti banyak cowok yang udah ngincer loe, terus udah berapa mantan pacar loe? "

ara sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari reta, lalu menaikan satu alisnya", gue belum pernah, dan gak akan punya pacar!", tegas ara yang membuat temannya sedikit terkejut.

" apa selama ini belum ada cowok yang memikat hati loe, apa loe belum pernah jatuh cinta sama cowok?", tanya fani penuh selidik.

ara tiba-tiba mengeluarkan senyum sinis nya lalu kembali berkata," itu semua karena gue gak pernah percaya sama yang namanya cinta!"

ujar ara penuh penekanan.

"what??!!", pekik ketiga temannya secara bersamaan karena terkejut mendengar jawaban dari ara.

...----------------...

minta dukungan, like, dan, coment nya ya kak!🙏🏻🙏🏻

Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!