"Apa dia bisa mengendarainya." batin Layla yang tidak yakin sekaligus cemas.
Adelio yang mendengar batin Layla tersenyum tipis.
" Amore tidak perlu khawatir, percaya padaku." ucap Adelio sambil mengulurkan tangannya.
Layla yang melihatnya menghembuskan nafasnya sebelum menerima uluran tangan Adelio. Akhirnya Adelio membantu Layla masuk ke dalam helikopter. Dia juga membantu memasang penutup telinga dan kacamata ke Layla.
Layla yang di perlakukan manis membuat wajahnya merona.
" Apa kau sakit?" tanya Adelio yang melihat wajah merona Layla.
Sontak Layla langsung menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya. Adelio tidak mengambil pusing ia langsung mengendarai helikopter tersebut dengan ketinggian sedang.
Melihat pemandangan dari atas membuat Layla terpesona melihatnya.
Sampai akhirnya mereka sampai juga di landasan udara menuju ke Grace, lagi-lagi Layla tidak bisa menyembunyikan terkejutnya melihat kemewahan jet yang di gunakan Adelio.
" Wah.... mewah sekali." ucap Layla sambil melihat sekeliling yang terdapat ruangan tv yang super besar dan kedua sofa yang berwarna emas. Tetapi Layla bertanya di dalam pikirannya.
" Apa ini kehidupan seorang anggota kerajaan." batin Layla.
" Tidak ini punya ku pribadi hasil dari pekerjaan ku, apa sekarang sudah tidak mengatai diriku sombong lagi." ucap Adelio sambil berjalan mendahului Layla.
Layla hanya berdiri terpaku terkejut mendengar ucapan Adelio yang seakan-akan dia bisa membaca pikiran nya.
" Jangan bilang dia bisa membaca pikiranku." batin Layla yang syok.
Tapi pemikiran tersebut langsung di tepis oleh Layla. Mana ada orang yang bisa membaca pikiran seseorang. Kemudian Layla berjalan menyusul Adelio dan melihatnya yang sedang membaca sebuah buku.
Layla duduk di sebelah Adelio. Ia cukup terkesima melihat Adelio yang ketampanannya bertambah ketika memakai kaca mata.
Adelio melirik Layla yang melihatnya dengan tatapan terpukau. Membuat nya dalam hati terkekeh geli. Tapi ia tidak ingin membuat Layla malu jadi ia tidak bertanya.
Selama perjalanan lebih dari 2 jam akhirnya pesawat mendarat di bandara ibu kota Grace. Ketika turun mereka di sambut oleh segerombolan berpakaian jas hitam lengkap.
" Salam Pangeran, kendaraan anda sudah di siapkan dan untuk para wartawan sudah kami bereskan." ucap seorang pria berbadan tinggi dengan menggunakan setelan jas hitam.
Layla menggangguk kepalanya dan Adelio hanya berjalan acuh melewati pria tersebut. Membuat Layla yang melihatnya tidak enak.
" Hei...mengapa kau tidak mengucapkan terima kasih kepada mereka?" tanya Layla setelah duduk nyaman di Limosin berwarna hitam.
Adelio yang sedang menyenderkan kepalanya di kaca langsung mengalihkan pandangannya mendengar Layla bertanya kepadanya sambil berbisik.
" Buat apa aku mengatakan hal itu membuang-buang waktu saja. Lagipula aku mengaji mereka." ucap Adelio dengan sombongnya.
Membuat Layla yang mendengarnya langsung berdecih pelan sebelum pandangannya melihat ke arah kota. Sudah sejak lama dia tidak datang ke sini seperti nya Layla rindu dengan suasana kota.
" Sepertinya sudah banyak yang berubah." gumam Layla pelan.
...****************...
" La~la~ la." suara seseorang yang sedang beryanyyi sambil membaca majalah fashion.
" Hei, kakak kau sangat berisik. Membuat aku yang mendengarnya merasakan mual." ucap seseorang yang lebih muda.
Orang yang di sebut adalah Aurora tidak terima mendengar nya langsung melemparkan majalah nya yang tadi dia baca ke kepala adiknya.
Lemparan Aurora tepat sasaran mengenai jidat orang itu.
" shhh....sakit kau jahat kakak." ucap nya yang ternyata Javier yang sedang duduk di taman menemani Aurora minum teh.
Aurora tidak menanggapi keluhan Javier karena sekarang pikirannya menuju seseorang.
" Sepertinya kau berhasil....
Continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ervin Cah
lanjut
2021-09-08
0
who you
next
2021-09-08
0
mitha
adelio kerennnnn
2021-09-08
0