Adelio yang melihat gerak-gerik Layla sedari tadi menghentikan makannya, dan meletakkan peralatan makannya di atas meja.
" Bertanyalah, jika ada ingin kamu tanyakan Amore." ucap Adelio menyuruh Layla mengatakan apa yang berada di pikirannya.
Layla yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya. Ia bisa melihat Adelio yang menatapnya datar, tetapi entah mengapa sekarang Layla merasa gugup ketika melihat pria itu. Ia menghembuskan nafasnya mengumpulkan keberaniannya.
Setelah mengumpulkan keberaniannya akhirnya Layla berani berbicara.
" Pangeran, kapan kita bisa bertemu Ayahku?" tanya Layla sambil menundukkan kepalanya malu.
Adelio yang melihat Layla seperti tikus kecil membuat nya tertawa pelan. Layla yang melihat Adelio tertawa merasa terpesona.
" Gila, dia sangat tampan." batin Layla.
Adelio yang sempat membaca batin Layla di buat tersenyum.
" Kayaknya kamu terpesona dengan ku, Amore." ucap Adelio sambil menarik sudut bibirnya miring.
Mendengar ucapan Adelio seketika membuat Layla memalingkan wajahnya menyembunyikan rona tipisnya.
" Bagaimana dia bisa tahu." batin Layla bingung.
Kelamaan membatin membuat Layla tidak sadar bahwa Adelio sudah berada beberapa senti darinya.
" Kamu tidak perlu aku mengetahuinya darimana." ucap Adelio sambil mendekatkan wajahnya dan pandangannya fokus nya kepada bibirnya merah muda yang membuatnya merasa candu.
Layla yang melihat wajah Adelio dekat kepadanya langsung menampar nya tanpa di sadari olehnya.
Plak ...
Adelio yang merasakan tamparan Layla langsung menatapnya tajam seakan menghunuskan pedangnya ke sana.
" Berani juga kamu menampar ku, Amore hmm...apa aku harus memberikan mu hukuman?" tanya Adelio dengan dingin.
Sedangkan Layla hanya melongo menyadari bahwa tadi dia dengan beraninya menampar seorang Pangeran. Tamatlah sudah riwayatnya.
" Oh, selamatkan aku Tuhan, jika aku akan berakhir di sini tolong ucapkan maaf kepada Ayah ku. Karena tidak pernah menemuinya selama ini." batin Layla sedih.
Layla memejamkan matanya tanpa berani melihat ekspresi Adelio. Tetapi ketakutan nya menghilang ketika mendengar suara tawa seseorang, Karena rasa penasaran yang tinggi akhirnya ia membuka matanya.
Layla lagi-lagi di buat terkejut melihat untuk kedua kalinya Adelio tertawa. Sedangkan Adelio yang mendengar batin Layla tidak kuasa menahan tawanya. Tidak mungkin dia akan membuat Wanitanya terluka, sedangkan dia tidak ingin melakukan itu.
Setelah beberapa lama tertawa Adelio menghentikan nya dan mengembalikan ekspresi nya menjadi datar. Melihat perubahan ekspresi Adelio, lagi-lagi Layla takjub.
" Bagaimana bisa pria itu mengembalikan ekspresi nya secepat itu?" batin Layla bertanya.
Karena tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk berangkat ke bandara. Akhirnya Adelio menghentikan kemampuannya untuk membaca batin.
" Ayo kita harus berangkat ke bandara sekarang untuk melaksanakan upacara pernikahan." ucap Adelio yang ingin berjalan pergi, sebelum tangan Layla menahannya dengan menarik jasnya.
" Apa kita bisa mampir ke suatu tempat, aku janji tidak akan kabur." ucap Layla sambil menampilkan puppy eyes nya.
Karena tidak ingin membuat Wanitanya sedih akhirnya Adelio mengangguk kepalanya.
...****************...
Setelah perjalanan yang menghabiskan waktu setengah jam. Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat yang terasa sunyi, Sepertinya tempat ini jarang di kunjungi orang.
Layla yang sedang duduk sambil memegang sebuket bunga Lily putih di tangannya. Menghembuskan nafasnya perlahan.
" Mari, Yang Mulia." ucap Layla yang tanpa sadar mengajak Adelio untuk pergi bersamanya.
Adelio yang melihatnya sempat terpaku sebelum akhirnya mengangguk kepalanya.
Mereka keluar dari mobil bersama-sama sambil bergandengan tangan. Entah kenapa perasaan Layla merasa berdebar-debar.
Sampai langkahnya terhenti di sebuah gundukan kecil. Layla menatap gundukkan itu dengan sedih.
" Hai, Mom....
Continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ervin Cah
lanjut thor
2021-09-05
0
melody
next..
2021-09-04
0
who you
next
2021-09-04
0