Kesedihan Deon

Tiga jam sudah Nia mengemudikan mobil nya tanpa henti. Akhirnya sampailah mereka di batas kota.

Tanpa menunggu lama, mereka pun turun dan menghampiri mobil yang terparkir di tepi jalan.

"Cepat pergi lah. Bawa Zahra dengan hati- hati." ujar Nia pada seorang lelaki yang duduk di bangku kemudi

Zahra yang sudah paham situasi nya pun bergegas masuk ke mobil itu. Dan mereka berpisah di batas kota.

Nia pergi kembali ke kota, sedangkan Zahra dengan seorang pria mengemudikan mobil nya menuju luar kota.

Ya. Memang semua ini sudah diatur dengan baik oleh mereka. Dan lelaki yang sedang duduk di kursi kemudi tak lain adalah Ryan. Dia adalah sepupu dari Nia, dan Zahra pun tak merasa asing karena diantara mereka sudah pernah bertemu sebelumnya.

"Bagaimana kabarmu." tanya Ryan mengawali percakapan

"Kabar ku. Seperti yang kau lihat."

"Jangan bilang kalau kau sedang jadi buronan." tanya Ryan yang memang belum tau kejadian sebenarnya. Karena Nia memang tak menceritakan sebenarnya yang terjadi dari awal. Ia hanya meminta nya untuk bertemu di batas kota dan membawa pergi Zahra menjauh dari kota.

"Ya. Tebakan mu memang benar." diliriknya mata Ryan yang hampir keluar itu

"Kau. Apa kau seorang mafia." spontan Ryan menghentikan laju mobil nya. Ia kaget bukan main mendengar wanita yang duduk di samping nya adalah buronan

"kau. Apa kau gila. Kau menghentikan mobil dengan tiba- tiba." Zahra yang kaget pun memarahi Ryan yang mengemudi seenak nya

"Cepat kau jalankan mobil nya. Kau mau dimarahi banyak orang." perintah Zahra yang melihat banyak kendaraan di belakang nya berhenti dan menyalakan bunyi klakson dengan keras

Lantas, Ryan pun melajukan mobil nya lagi. Ia mengemudi dengan kecepatan maksimal. Pergi menjauhi orang- orang yang terlihat ingin memangsanya karena ulah nya.

"Apa menurutmu aku terlihat seperti mafia." ujar Zahra menghilangkan kebisuan diantara ke duanya

"Seharusnya tidak. Karena kau yang ku kenal dulu tak seperti itu."

"Benarkah. Lalu, sebenarnya seperti apa kau mengenal ku." ledek Zahra mencoba merilekskan suasana

"Kenapa kau malah balik bertanya. Cepat ceritakan sebenarnya apa yang terjadi." kesal karena sikap Zahra yang belum mau berterus terang, Ryan pun memberikan tatapan tajam nya

"Simpan dulu mata mu itu. Aku khawatir mata mu akan terjatuh. Hihi." ledek Zahra

Ryan pun mengalihkan pandangannya dari Zahra. Ia kembali memfokuskan mata nya pada jalan di depan nya.

"Aku tidak akan mungkin menjadi seorang mafia. Hanya saja, ayah dari anak dalam kandungan ku ini, pasti sekarang sedang mengerahkan orang- orang nya untuk mengejar ku." Zahra mencoba menerangkan sedetail mungkin pada Ryan

Ryan pun hanya bisa mengangguk anggukan kepalanya mendengar penjelasan dari wanita di sebelah nya. Dan ia pun kini merasa paham bagaimana situasi saat ini.

Lantas, ia pun mempercepat laju kendaraannya. Melewati satu kota ke kota lain nya. Hingga sampai lah mereka di sebuah desa di kaki gunung.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Di tempat lain,

Kia dan juga para ajudan Deon yang tak lekas menemukan keberadaan Zahra, mereka pun berniat untuk memberi tau kabar hilang nya Zahra.

Bergegaslah Kia menghubungi Al, dan memberitahukan apa yang sudah terjadi. Deon yang langsung mendengar kabar itu pun, memerintahkan semua orangnya untuk berkumpul di mansion.

"Aku memang sudah menduga nya dari awal. Tapi aku tak percaya, dia berani pergi secepat ini." ujar Deon dengan amarahnya

"Lalu. Apa yang akan tuan lakukan sekarang." tanya Al yang masih belum tau juga apa yang harus dilakukan

"Sekarang kita pulang. Aku akan mengganti semua orang yang tidak becus."

"Tapi meeting nya tuan."

"Batalkan semuanya."

Deon dengan amarahnya yang memuncak, bergegas kembali ke mansion. Ia benar- benar sudah tak sabar menumpahkan seluruh amarahnya pada orang- orang yang dianggapnya tidak becus sama sekali. Hanya menjaga seorang Zahra pun mereka tak sanggup, apa lagi menemukan, pikir Deon.

"Kalian tau, berapa uang yang sudah aku keluarkan untuk kalian." sesampainya di mansion, dimuntahkan nya seluruh amarah nya pada orang- orang kepercayaannya

"Aku sudah mencoba untuk percaya pada kalian. Tapi apa, hanya menjaga satu wanita pun kalian tak sanggup." lanjut nya

#prang prang

Suara pecahan kaca pun tak mengelakan bahwa ia benar-benar sedang marah.

"Kenapa kalian tidak becus sekali. Apa kalian semua mau aku pecat." tanyanya pada semua ajudan. Namun, tak satupun dari mereka berani menjawab

"Cepat kalian pergi dari hadapanku."

"Jangan pernah kalian perlihatkan muka kalian di hadapanku jika tak menemukan Zahra dan anak ku." ancam Deon

Deon yang sesungguhnya adalah pria yang tangguh, namun ia juga tak kuasa mendengar berita pergi nya Zahra dari hidup nya.

Kebenarannya memang begitu. Ia sudah terlalu dalam jatuh cinta pada wanita yang bernama Zahra.

Ia ingin benar- benar membawanya masuk dalam keluarga nya dan menjadikannya wanita satu- satunya dalam hidupnya.

Namun, karena kedua orangtuanya yang tak merestuinya. Ia pun setuju untuk melakukan tes DNA pada anak yang di kandung Zahra.

Walau sebenarnya dalam hati terdalamnya ia sudah percaya dan tak rela bila dilakukan tes DNA, namun ia tak punya daya untuk menolak. Karena itu adalah syarat agar Zahra bisa diterima oleh keluarga nya.

Dan hari ini pun, ia tak menyangka. Bahwa wanita yang dicintainya pergi meninggalkannya bersama anak dalam kandungan nya.

Deon pun berjalan menyusuri tangga menuju kamar yang sebelumnya di tempati Zahra. Ia melangkahkan kaki nya dengan sisa kekuatan dalam hati nya. Dan ia, menumpahkan seluruh air mata nya untuk pertama kalinya demi wanita.

"Ara. Ara." ia terus memanggil namanya.

Menatap foto pada handphone yang di genggam nya.

Ia terpuruk dan terjatuh pada lobang cinta yang tak terlihat jalan pulangnya. Meneteskan banyak bulir air mata yang belum tentu kapan akan berhenti nya.

"Ara. Ara." sekali lagi dipanggil sang pujaan hati nya. Namun, ia sudah pergi jauh meninggalkannya.

Ia pun bangkit dan menjatuhkan badannya di atas ranjang. Diingatnya lagi hari dimana ia mengungkapkan cinta nya. Cinta yang tulus dan hanya satu untuk nya, Zahra.

**

Gadisku,

Aku tau aku tak pantas untuk mu

Aku tau aku telah dalam menyakiti mu

Dan aku tau aku tak pantas mendapat maaf mu

Kau Gadisku,

Kau juga harus tau kau adalah hatiku

Kau harus tau kau adalah hidupku

Dan kau harus tau aku tak bisa bernafas tanpamu

Gadisku,

Bila ku tau hari ini akan tiba

Akan ku tahan dan ku rantai kau dengan cinta

Walau terkesan memaksa

Aku yakin, dilain hari kau akan tetap bahagia

**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!