Terpaksa Mengandung Anak Tuan
"Zahra, cepat kau antar kan pesanan ini ke hotel lotus."
"Hotel Lotus, baiklah. Apa aku harus mengantarkannya ke kamar atau hanya menitipkan ke resepsionis?"
"Antar saja ke kamarnya, di nota sudah ada catatan kamarnya. Cepatlah pergi, orangnya sudah menanti sedari tadi."
"He.em okelah. Aku berangkat."
Tanpa berfikir seribu kali lagi Zahra bergegas mengambil jaket dan menyalakan sepeda motor yang terparkir di depan toko tempatnya bekerja. Wushhh, dia melaju dengan kencang agar cepat sampai ke alamat pengiriman.
Zahra adalah tipe wanita pekerja keras. Dia tidak pernah merasa malu saat banyak orang menghinanya "cantik- cantik kok cuma jadi tukang antar makanan."
Bagi dia selagi pekerjaan itu halal dan menghasilkan ya jalanin saja. Toh kalo dia harus malu dan memikirkan pendapat orang, apa ya orang itu akan memenuhi kebutuhan hidup nya. Pasti tidak mungkin kan.
Tok tok tok
"Permisi. Pesan antar dari toko seven"
Seorang lelaki tinggi kekar muncul dari balik pintu.
"Masuklah."
"Terimakasih Tuan, biar saya tunggu disini saja. Ini pesanannya tuan." sambil menyodorkan keresek berisi pesanan tuan bertubuh kekar
"Apa kau tuli?"
"Maaf tuan tapi.."
"Hahaha.. tak perlu berlaga polos di hadapanku."
"Apa maksud tuan?"
Sang tuan kekar langsung menyeret tangan Zahra tanpa menjawab lagi sepatah katapun.
Brugg..
Suara pintu tertutup dengan keras
"Tuan. Ada apa ini. Kenapa kau menyeret ku. Lepaskan tanganku tuan." pinta Zahra merintih
"Cepat duduklah disana." pinta sang tuan menunjuk sofa kosong di depannya.
Zahra duduk di tempat yang ditunjuk sang tuan. Dia mengamati sekeliling ruangan dengan rasa was- was. Terlihat botol- botol bir berserakan di depan matanya. Bau alkohol menyelimuti ruangan.
"Tu.. tuan aku harus segera kembali ke tempatku bekerja. Semua pesanan tuan sudah aku antar." sambil meletakan bungkusan yang masih dipegang ke atas meja
"Hahaha.."
"Kenapa tuan tertawa. Apa ada yang lucu." tanya Zahra memberanikan diri
"Wanita murahan."
Zahra yang sedari tadi duduk langsung beranjak dari tempatnya karena merasa geram dirinya sudah direndahkan.
plakkk...
Tamparan keras mendarat tepat di pipi mulus sang tuan kekar.
"Heii.. gila beraninya kau menamparku." kata sang tuan geram sambil mengelus pipinya yang memerah
"Kau yang gila lelaki hidung belang. Kau pikir kau siapa berani- beraninya mengatai ku wanita murahan. Apa aku pernah berbuat salah padamu. Haha, bahkan aku tak pernah menemui mu sampai datang hari ini, hari sial." kata Zahra dengan emosinya yang meletup- letup
"Rupanya bukan hanya paras mu yang ayu, tapi kau juga jago berakting" senyum sinis muncul di sudut bibir sang tuan
"Kemarilah, kemarilah sang aktris idola" kata sang tuan sambil tangannya meraih hape di saku celananya
cekrek cekrek cekrek
Suara kamera dari hape berbunyi berulang- ulang membidik sang aktris berparas ayu.
"Sialan kau lelaki hidung belang. Singkirkan handphone mu."
"Kemarilah. Ayo kemari wanita murahan."
"Cukup tuan. Apa maksud tuan mengatai ku wanita murahan sedari tadi. Bahkan Tuan sama sekali tak mengenalku." Zahra benar- benar sudah merasakan hawa panas di sekujur tubuhnya
"Hahaha. Aku tak perlu mengenalmu wanita murahan."
"Cukup tuan cukup. Apa mau tuan sekarang."
"Haha. Kau masih bertanya apa mau ku. Dasar murahan."
"Kemarilah wanita murahan."
Sang tuan kekar menarik tangan Zahra dengan paksa. Membawanya ke ranjang di ujung ruangan dan mengikat tangannya di atas ranjang.
"Tuan apa maksudmu tuan. lepaskan aku tuan. Awas. Lepaskan aku." teriak Zahra meronta- ronta. Dia ingin sekali melepaskan diri, tapi tubuhnya yang kecil tidak bisa melawan tubuh kekar sang tuan. Bahkan tendangannya pun tak berarti apa- apa.
"Diam kau. Kau bertanya apa mau ku kan."
"Tapi apa harus seperti ini tuan. Apa salah saya terhadap tuan."
"Tetap diam disini atau aku akan memangsamu. Hahaha."
Tuan kekar beranjak pergi dari ruangan dengan tawa jahatnya meninggalkan Zahra yang sedari tadi ketakutan.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Di tempat lain di seven tempat Zahra bekerja terlihat Bella yang sedari tadi gelisah memandang hape nya.
drtt drttt
Bella mengangkat telephone yang berdering dengan gugup.
"Hallo" terdengar suara pria dari seberang telephone
"Hallo tuan. Apakah pesanan mu sudah sampai."
"Ya. Kerja yang bagus. Pilihanmu sesuai dengan yang ku mau."
"Tentu tuan. Untuk tuan pastinya akan saya siapkan yang terbaik. Saya pastikan saya tidak akan pernah mengecewakan tuan."
"Ya. Saya akan kirimkan uang yang sudah kita sepakati."
"Baik tuan. Saya akan menunggunya. Selamat bersenang- senang tuan."
Tut Tut Tut
Telephone terputus. Sudah tidak terdengar lagi jawaban dari seberang sana.
Drt drt drtt
Tak berselang lama bunyi handphone terdengar lagi. Kali ini pemberitahuan uang masuk ke rekening sebesar lima puluh juta.
Spontan mata Bella terbelalak tak percaya melihat nominal yang tertulis.
"Lima puluh juta.. Aku kaya Tuhan."
"hahahaha"
"Hahaha.. akhirnya aku bisa menyingkirkan mu Zahra. Hahaha, puas sudah aku. Rasakan Zahra, itu akibatnya orang yang terlalu berani melawan Bella. Haha Bella kok dilawan. Selamat menikmati malam pertamamu Zahra."
"Hahahahaha." tak henti- hentinya Bella tertawa jahat. Jahat sekali, Demi dendam dan uang dia menjual temannya sendiri.
"Apa.. apa maksudmu Bella."
Sontak Bella terbelalak mendengar suara seseorang. Ternyata Nia, teman sekaligus bos di tempat Zahra dan Bella bekerja sedari tadi ada di sana mendengar perkataan- perkataan Bella.
"Bella jawab saya. Apa benar yang baru saja kau katakan. Apa benar kau menjual Zahra pada pria hidung belang."
Nia terus mengintrogasi Bella, tapi Bella masih saja terdiam kaku.
"Bella jawab saya Bella. Apa yang kamu lakukan pada Zahra Bella. Jawab sebelum terlambat Bella. Saya berjanji tidak akan melaporkanmu pada polisi."
Zahra yang sedari tadi kaku dan ketakutan akhirnya luluh dan menceritakan semua perkara yang sedang terjadi.
"Ma.. maafkan aku Nia. Semua yang kau dengar tadi adalah benar."
"Astaga Bella. Bagaimana kau bisa melakukannya Bella. Zahra teman kita. Dia anak yang polos dan baik."
"Apa. Polos kau bilang. Kau tau Nia. Karena Zahra pertemanan kita hancur. Kau lebih memilih dia. Dan satu lagi, dia sudah mengambil semua pelanggan ku. Betapa sulitnya sekarang aku mengumpulkan tips- tips dari para pelanggan Nia. Kau tau kan, aku harus membiayai sekolah adik- adikku. Tapi semenjak kehadiran Zahra, kau lihat sendiri betapa susahnya aku. Aku harus berjuang mati- matian Nia."
Plakkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Bella.
"Kau gila Bella. Ku pikir kau adalah teman. Tapi sekarang aku sadar, kau tak lebih baik dari segerombolan setan."
"Terserah kau mau maki aku apa. Kau itu memang sudah buta Nia. Kau dibutakan oleh kepolosan yang dibuat- buat Zahra."
"Kau yang buta. Kau tidak bisa membedakan mana yang teman, mana yang benar dan mana yang salah. Ku doakan kau tidak akan lebih bahagia dari Zahra Bella."
"Cepat pergi dari sini. Aku tidak butuh teman macam kamu."
"Cuihh.. aku juga tidak butuh lagi teman seperti kamu."
Bella pergi meninggalkan ruangan. Dan untuk seterusnya Bella tidak akan diperkerjakan kembali di Seven.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Yanti
mampir Thor
2022-03-09
0
Maria Kilis
dr fb lgsug meluncuuur thor,,,,
2022-03-09
0
Bunda Saputri
Mampir thoorr
2022-03-06
0