Kecurigaan Deon

"Woi bro.. lagi ngelamun apaan." ucap Arya membuyarkan lamunan Deon

"Hiss. Apaan sih lu, dateng- dateng ngagetin orang. Ga bisa ketuk pintu dulu apa." gerutu Deon

"Yaelah bro, gue dah ketuk pintu ada seribu kali. Lah lu tuli sih. Ngelamun apa sih lu." lanjut Arya

"Ga ada." jawab Deon singkat

"Ahh ga mungkin. Dah lah cerita aja sama gue. Dijamin semua permasalahan lu bakal clear." ucap Arya yang penasaran pada sikap temanya. Karena tak seperti biasanya Deon terlihat murung dan melamun, apalagi seolah- olah sedang menutupi masalahnya.

Ya karena selama ini Deon dan Arya akan selalu terbuka dan saling membantu satu sama lain.

Mereka adalah teman sekaligus saudara. Tepatnya Arya adalah anak dari adik ibunya.

"Lu emang sodara gue yang paling pengertian Ar." puji Deon pada Arya

"Haha.. pastilah. Gue gitu." jawab Arya dengan menyombongkan dirinya.

"Emang lu lagi ada masalah apa." lanjut Arya

"Lu inget kan cewe bayaran yang lu sewa."

"Yoi.. terus."

"Lu tau latar belakang kehidupan dia."

"Yaelah bro ngapain juga gue cari tau latar belakang wanita bayaran. Ga penting tau ga sih. Yang penting enak dipake."

"Ishhh... Lu itu. Gue serius."

"Gue juga serius bro. Emang tuh cewe kagak enak apa."

"Bukan gitu maksud gue."

"Terus apaan." jawab Deon penasaran

"Tuh cewek masih perawan."

"What...? Apa lu bilang." jawab Deon tak percaya

"Perawan Ar perawan." tegas Deon

"Wah.. Menang banyak kalo gitu dong. Kenapa bukan gue yang pake kemaren. Emang mujur banget nasib lu bro, ditinggal nenek lampir langsung dapet perawan. Hahaha." ledek Arya pada Deon

"Masalahnya bukan gitu Ar. Tapi tuh cewek nangis terus."

"Namanya juga perawan. Sakit kali bro."

"Bukan Ar. Dari pertama dia dateng, tuh cewek kaya orang ketakutan. Ya gue kira akting dia aja."

"Terus terus..."

"Ya mau gimana lagi, gue paksa dia lah. Kan gue dah bayar dia mahal. Tapi ga taunya pas gue dah lakuin, dia masih perawan."

"Ya udah gapapa kali bro. Anggap aja rejeki lu."

"Masalahnya tuh cewek bilang kagak nerima duit yang udah gue bayar. Parahnya lagi, tuh cewek nampar gue pas gue bilang wanita murahan. Gila ga sih."

"What. Tampar. Hahaha." Arya terkekeh mendengar penjelasan Deon

"Gue baru denger sejarahnya tuan CEO ditampar. Hahaha. Sumpah parah banget sih itu." lanjut Arya

"Maka dari itu Ar. Gue bingung. Gue penasaran banget sama tuh cewek."

"Terus mau lu apa. Mau tau seluk beluk tuh cewek."

"Nah... Lu emang sodara gue paling pengertian. Lu selalu tau apa yang gue mau." jawab Deon sambil menepuk pundak Arya.

"Ya pastilah." jawab Arya

"Dah, lu tenang aja. Ga perlu nunggu berhari- hari gue bakal kasih tau lu siapa sebenarnya tuh cewek." lanjut Arya

"Lu emang terbaik bro. Gue tunggu kabar dari lu secepatnya."

"Siyap bro. Pokoknya jangan pernah sungkan minta bantuan sama gue."

"Haha. Oke lah bro." jawab Deon

"Oh ya. Lu tadi ada apa tumbenan pagi- pagi dah dateng kesini." lanjut Deon

"Ahh sampe lupa gue. Mama Papa gue ngundang lu dateng ke mansion makan siang nanti."

"Wah. Udah lama gue ga jenguk aunty. Okelah, nanti gue bakal sempetin kesana. Bilang sama aunty gue bakal dateng ke jamuannya nanti siang."

"Iya lah. Dah nanyain lu mulu, kenapa lama ga mampir. Sampe bosen gue ditanyain nya."

"Hahaha. Sabar lah bro. Gue pasti dateng kesana nanti."

"Ya udah kalo gitu. Gue langsung cabut aja, masih ada urusan lain di luar. Sampai ketemu di Mension."

"Siyap. Ati- ati di jalan lu."

"Yoi."

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Sementara di lain tempat, Zahra sudah terlihat sibuk dengan rutinitasnya. Dia masih berusaha menutup- nutupi dengan apa yang terjadi kemaren pada dirinya.

"Nia." panggil Zahra pada Nia yang sedang sibuk mencatat untuk pengiriman catering hari ini.

"Ada apa Ra." jawab Nia singkat

"Bella kenapa belum keliatan." tanya Zahra yang tak kunjung melihat Bella sedari pagi.

"Dia sudah keluar dari pekerjaannya."

"Apa. Kenapa tiba- tiba dia keluar." sontak Zahra kaget dengan jawaban Nia.

Selama ini Bella memang dikenal karyawan yang tak pernah izin dari pekerjaannya. Ya, karena dia memiliki dua adik yang harus ditanggung segala kebutuhannya.

"Menurutmu." jawab Nia singkat yang hanya membuat Zahra semakin bingung.

"Kenapa kau palah balik bertanya padaku." Zahra yang sedang bingung terlihat semakin kesal karena jawaban dari Nia.

Lantas Zahra memilih meninggalkan Nia yang sudah membuatnya bingung dan kesal. Dia pergi ke dapur untuk mengemas catering yang akan segera diantar.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Kembali ke Deon. Dia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Segera setelah melihat jam, dia bergegas merapihkan pekerjaan di mejanya dan keluar menuju parkiran di lantai bawah. Lalu ia melajukan mobilnya untuk mendatangi jamuan makan siang keluarga Arya.

Sesampainya di mansion keluarga Arya, ia disambut dengan meriah oleh aunty Mala yang tak lain adalah ibu dari Arya.

"Ahh Deon. Kesayangan aunty. Apa kabar tampan." sapa aunty Mala sambil memeluk dan mencium pipi Deon

"Baik aunty. Aunty sendiri apa kabar."

"Baik sayang.. kabar aunty selalu baik."

"Syukurlah. Uncle sendiri apa kabar."

"Ahh. Uncle mu juga kabar baik. Sekarang masih dalam perjalanan dari kantor, sebentar lagi juga dia sampai."

"Ayo masuk. Sambil menunggu yang lain datang." jawab aunty Mala seraya menggandeng tangan Deon masuk

Tak lama setelah Deon masuk, terlihat Arya yang jalan mendekatinya.

"Hei bro. Sudah sampai juga kau."

"Ya. Belum lama juga Ar." jawab Deon seraya menjabat tangan Arya

"Ahh.. gue ada kabar bagus buat lu bro."

"Kabar bagus apa." jawab Deon dengan penasaran

"Tentang wanita bayaran lu."

"What. Lu bener- bener udah tau siapa dia. Cepat ceritakan sedetail nya. Jangan sampai ada yang terlewat." jawab Deon dengan penuh semangat

"Apaan sih lu. Semangat banget. Lu suka ya sama tuh cewek." tanya Arya penasaran

"Bukan gitu maksud gue. Gue pure penasaran. Sama sekali ga ada perasaan."

"Halah. Biasanya ni ya bro, dari penasaran itu tumbuh perasaan." ledek Arya

"Ahh apaan sih lu. Palah jadi ngaco bahasannya. Bahas langsung aja ke intinya."

"Hahaha.. Sensi amat sih lu. Kaya orang dapet."

"Ga usah ngeledek ya. Cepat cerita."

"Ya iya."

"Ternyata selama ini kecurigaan lu bener tentang cewek bayaran itu. Tuh cewek dijebak sama rekan kerjanya."

"Nah, bener kan kecurigaan gue. Tapi kok bisa temen dia."

"Ya mungkin ada dendam kali sama tuh cewek. Tapi, tuh temen nya udah kagak satu kerjaan lagi sekarang. Dan temennya itu, dia cewek yang nawarin ke lu."

"Astaga. Berarti gue dah salah dong Ar."

"Ya mau gimana lagi bro. Lu kan kagak tau sebelumnya."

"Ahhh, tapi gue ngerasa bersalah banget bro kalo ingat tuh cewek nangis kagak berhenti- berhenti."

"Hmm.. kasian juga sih."

Disaat keseriusan mereka membahas wanita bayaran, kedatangan ayah Arya sontak menghentikan pembicaraan mereka.

"Hei. Kalian masih disini saja. Ayo kita makan siang." ajak ayah Arya pada Deon dan Arya.

Segera mereka semua berjalan menuju ruang makan dan menikmati sajian makan siang.

Terpopuler

Comments

Sari Haryanti

Sari Haryanti

nex

2022-02-06

0

Dian Na Noven

Dian Na Noven

Arya Deon nama Mantan gw lu kumpulin thor

2022-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!