Hari sudah berganti malam. Namun Zahra masih saja terlihat meratapi nasib nya. Dia masih saja menangis sejak mengetahui hasil dari tespek nya.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan di luar kontrakan yang mengagetkan lamunan Zahra.
Dilap nya air mata nya dan segera bangkit dari ranjang nya.
Ia berjalan mendekati pintu untuk memastikan siapa yang datang di waktu malam begini.
"Hai." sambut seorang pria berpakaian rapi dengan setelan jaz nya.
"Astaga." jerit Zahra sambil menutup pintu nya.
Ia tak percaya bahwa seorang pria yang sudah merenggut paksa kesucianya, hingga ia harus mengandung anak yang sama sekali tak diinginkan sebelumnya datang di waktu malam tanpa undangan.
"Hai buka pintu nya." kata pria yang tak lain adalah Deon sambil mencoba membuka paksa pintu.
Namun Zahra yang merasa ketakutan hanya bisa terdiam di balik pintunya.
"Cepat buka atau aku akan membuka nya dengan paksa." perintah Deon
"Pergi lah pria tidak waras. Jangan ganggu aku atau aku akan meneriaki mu rampok." ancam Zahra dari balik pintu
Namun berselang lima menit dari ancaman Zahra, tak lagi terdengar suara dari luar kontrakan. Akhirnya Zahra yang penasaran, ia membuka pintu nya untuk memastikan keadaan di luar.
Brugggg...
Tiba- tiba seorang pria tinggi kekar mendorong nya masuk dan menutup pintu nya dengan keras.
Dia adalah Deon. Rupanya sedari tadi dia hanya bersembunyi. Dia sudah tau kalo Zahra pasti akan membuka pintu nya saat Zahra mengira ia sudah pergi.
"Lepaskan lepaskan." pinta Zahra sambil berusaha melepaskan cengkeraman di bahu nya.
"Kenapa kau tidak mau membukakan pintu untuk ku." tanya Deon sembari menyandarkan tubuh Zahra pada dinding
"Lepaskan aku sekarang." pinta Zahra dengan nada kesal nya.
Tapi Deon tak perduli dengan keinginan Zahra. Dia palah mendekatkan pandangan nya pada wajah Zahra.
"Apa mau mu datang kemari." tanya Zahra seraya memalingkan pandangannya
"Aku hanya ingin menjenguk mu."
"Aku tak butuh kau jenguk. Siapa kamu berani nya datang kemari tanpa seizin ku." ujar Zahra
Mendengar jawaban Zahra, Deon langsung melepaskan cengkeraman pada bahu Zahra. Dengan seenaknya ia berjalan menuju kamar tidur Zahra.
"Hei. Kau memang benar- benar tidak waras ya." teriak Zahra
"Bagaimana kau seenak nya masuk ke rumah wanita yang bukan siapa- siapa mu."
"Dan sekarang kau menerobos masuk ke kamar ku."
Deon tak menggubris sepatah katapun ucapan Zahra. Ia palah dengan santai nya mencoba berbaring di atas ranjang biasa Zahra tertidur.
"Kau....." teriak Zahra sambil mengacungkan jari nya
"Tidur lah di sisiku." ujar Deon sambil menunjukan tempat yang kosong di samping nya
"Pergi kau dari tempat ku." teriak Zahra sambil menarik tangan Deon.
Namun tenaga nya tak mampu menyeret tubuh kekar Deon keluar.
Deon bangkit dari tidur nya setelah melihat usaha Zahra tak mampu untuk menyeret tubuh nya.
Ia mencoba meraih sebuah kertas, amplop, dan juga tespek di atas meja yang masih terletak di ruang kamar.
"Jangan sentuh barang- barang ku." teriak Zahra mencoba merebut yang sudah dalam genggaman Deon.
Namun sekali lagi. Zahra tetap tak mampu melawan tubuh kekar Deon.
"Duduk lah. Kau perlu istirahat. Jangan buang- buang tenaga mu untuk melawanku." ujar Deon sambil membaca hasil tespek Zahra.
Setelah melihat hasil yang menggambarkan garis dua pada tespek, ia terlihat mengembalikannya ke atas meja dengan cara melempar nya.
Lanjut ia membaca hasil pemeriksaan dari dokter obgyn di salah satu rumah sakit yang tak asing bagi Deon.
Ya. Rupanya Zahra datang ke rumah sakit milik keluarga Deon. Pantas saja Deon dapat dengan mudah mengetahui hasil pemeriksaan Zahra sebelum nya.
Walau Deon sudah tau bahwa Zahra hamil, namun dia berusaha menutupi kebenaran nya dari Zahra. Ia terus saja berpura- pura bak orang yang tak tau apa- apa.
"Farida Az Zahra. Umur 19 tahun. Positif hamil anak ke satu." ucap Deon membaca hasil pemeriksaan Zahra
"Astaga. Masih muda sekali ternyata umur mu." Bukan nya mengomentari kehamilan Zahra, Deon palah lebih memilih meledek Zahra dengan umur nya.
"Sebenarnya apa kedatangan mu kemari." ujar Zahra menjawab pernyataan Deon dengan pertanyaan
"Hanya memastikan keadaan mu saja." jawab Deon
"Kau sudah lihat dengan mata kepalamu kan. Aku baik- baik saja. Sekarang kau bisa pergi dari rumahku." perintah Zahra sambil mempersilahkan Deon untuk pergi
"Kau tak perlu mengusirku. Aku bisa kapanpun datang kemari. Karena janin dalam kandungan mu adalah anak ku." ujar Deon sambil memperlihatkan lembaran foto USG Zahra
"Hahaha.. bagaimana kau bisa begitu percaya." ejek Zahra
"Mengapa tidak. Aku adalah satu- satu nya pria yang pernah meniduri mu."
"Hanya kau. Hahaha."
"Jangan pernah berharap bahwa janin dalam kandungan ku adalah anak mu." ancam Zahra
Deon yang murka mendengar ucapan Zahra, lantas ia mendorong tubuh Zahra hingga terbaring di atas ranjang. Ia mencengkeram erat kedua tangan Zahra.
"Lepaskan Aku. Cepat lepaskan aku. Atau aku akan teriak keras." ancam Zahra
"Silahkan saja. Tapi kau yang akan merasa malu jika banyak orang berkumpul disini." terlihat senyum sinis di ujung bibir Deon
"Apa sebenarnya mau mu. Apa lagi yang ingin kau perbuat padaku." ujar Zahra muak
Tanpa keluar sepatah katapun, Deon langsung saja membuka kancing baju Zahra dengan paksa.
"Lepaskan aku."
"Kau ingin apa lagi. Apa kau belum puas menghancurkan hidupku. Kau renggut masa depan ku. Kau ambil harga diri ku. Kau paksa aku mengandung anak mu. Belum juga puas kau menyiksaku." ujar Zahra Muak
Akhirnya jawaban yang diharapkan keluar dari mulut Zahra mampu ia dengar dengan baik. Sontak hilang keraguan dalam hati nya.
"Aku tak ingin menyiksamu. Yang aku ingin, jaga anak ku dalam kandungan mu." ujar Deon sembari merapihkan baju Zahra kembali.
"Pergi dari sini. Ku mohon pergilah." pinta Zahra dengan sangat kepada Deon
Deon beranjak menjauh dari tubuh Zahra. Namun bukan nya pergi meninggalkan Zahra seperti yang di pinta Zahra, ia palah berjalan mengambil obat- obatan yang diresepkan oleh Dokter siang tadi.
"Minumlah." pinta Deon sambil mengulurkan obat- obatan dan segelas air putih
Dan tanpa berfikir panjang, Zahra mengambil obat dan air dari tangan Deon. Satu persatu obat- obatan masuk dalam tubuh Zahra.
Setelah memastikan Zahra meminum semua obat nya, Deon pergi keluar mengambil makanan yang sudah ia siapkan untuk Zahra di dalam mobil.
Ia mencoba membujuk Zahra untuk memakan makanan yang sudah ia bawakan dengan menyuapinya. Dan tanpa menolak sedikitpun permintaan Deon, ia menghabiskan hampir separuh makanan yang ada.
"Istirahat lah. Kau terlihat sangat lelah." pinta Deon sambil membaringkan tubuh Zahra di atas ranjang
"Kau pulang saja. Aku sudah merasa lebih baik sekarang." jawab Zahra dengan tenang
"Aku akan pulang jika kau sudah tertidur."
"Cepat lah tidur jika kau ingin aku segera pulang." ujar Deon kepada Zahra yang terus menatap nya.
Zahra yang benar- benar merasa lelah akhirnya tertidur di samping Deon.
Sedangkan Deon hanya bisa menatap wajah wanita yang ia kasihi tanpa berhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Maria Kilis
lnjuuut....
2022-03-09
0
Fatma Kodja
awal kasihan terus timbul cinta dan pada akhirnya bucin dan juga posesif
2022-02-10
0
Sari Haryanti
lnjut
2022-02-06
0