Balas Dendam Zahra

'Hoaaammm'

"Sudah jam berapa ini." ucap Zahra sambil mengucek matanya

"Sudah jam tujuh lewat lima menit nona." jawab Kia

"Astaga. Siapa kau." Zahra yang baru tau kehadiran Kia sontak kaget tak percaya.

"Kenapa tiba- tiba aku ada disini."

"Dimana aku sekarang." lanjut Zahra kebingungan

"Nona ada di kamar apartemen Tuan." ujar Kia

"Tuan? pria tidak waras itu maksudmu."

"Apa aku tidak salah dengar. Nona memanggil tuan dengan sebutan pria tidak waras." gumam Kia dalam hatinya

"Kenapa kau diam saja." ujar Zahra membuyarkan lamunan Kia

"Oh. Maaf nona. Iya, tuan Deon maksud saya."

Zahra bangkit dari tempat tidur nya. Ia bergegas keluar kamar untuk memastikan bahwa dia masih di tempat yang sama.

"Ahh. Ternyata benar. Aku masih di apartemen ini." gumam Zahra dalam hati nya

"Nona. Nona mau kemana." ujar Kia yang penasaran dengan tingkah nona nya

"Ah. Kenapa kau terus memanggil ku nona." jawab Zahra dengan berjalan menuju sofa

"Maaf nona. Karena nona adalah atasan saya."

"Haha. Sejak kapan aku mengangkat mu jadi karyawan ku. Kamu lucu sekali."

"Tepatnya tuan yang sudah mengangkat saya untuk jadi bodyguard nona."

"Apa? aku tidak salah dengar."

"Sama sekali tidak nona."

"Cih. Untuk apa juga pria tidak waras itu mengangkat seseorang untuk jadi bodyguard ku."

"Alasan itu hanya tuan yang tau nona."

"Ahh. Dimana sekarang pria gila itu."

"Ma, maksud nona tuan Deon." jawab Kia ragu

"Iya. Siapa lagi kalo bukan dia." ujar Zahra

"Tuan Deon masih ada pekerjaan di kantor nya nona. Tuan akan kembali sekitar jam sepuluh malam nanti."

"Apa dia akan kembali ke apartemen ini."

"Iya nona."

"Bagus lah."

"kau duduk lah disini." pinta Zahra pada Kia yang berdiri sedari tadi sambil menunjukan tempat kosong di samping nya

"Tidak nona. Saya duduk disini saja."

"Kenapa begitu. Duduk lah disini."

"Rasanya saya tidak pantas duduk berdampingan dengan nona."

"Haha. Apanya yang tidak pantas. Kau itu lucu sekali."

"Cepatlah kemari." Zahra berdiri dan menarik tangan Kia agar duduk di samping nya

"Terimakasih nona."

"Kamu itu lucu sekali sih. Kenapa juga harus berterimakasih."

"Saya berterimakasih atas kebaikan nona."

"Ahh. Sepertinya aku baru pertama kali bertemu orang yang benar- benar lugu sepertimu."

"Siapa nama mu."

"Nama saya Zazkia nona. Nona bisa panggil saya dengan sebutan Kia."

"Ahh. Senang berkenalan dengan mu Kia. Namaku Zahra." ujar Zahra mengulurkan tangannya

"Senang juga berkenalan dengan anda nona." jawab Kia yang hanya mengatupkan ke dua tangannya

"Ahh. Ya." ujar Zahra malu dan menarik uluran tangan nya.

🕗 suasana hening

Tiba- tiba suara dering telepon mengagetkan keheningan antara Zahra dan Kia.

Zahra langsung beranjak dari duduknya. Ia mencari sumber suara yang tak asing ia dengar. Rupanya sebuah panggilan masuk dari ayah nya.

"Hallo Zahra." kata pria dari seberang telephone

"Hallo Pak." jawab Zahra

"Bagaimana kabar mu nak. Rasanya sudah lama sekali bapak tak mendengar kabar dari mu."

"Kabar Zahra baik- baik saja Pak."

"Kabar Bapak dan keluarga di kampung bagaimana."

"Syukurlah nak kalo kabarmu baik. Bapak senang mendengar nya."

"Kabar Bapak dan yang lain juga baik nak."

"Syukurlah Pak."

"Zahra." panggil pria yang tak lain adalah ayah Zahra

"Ya pak."

"Kapan kamu akan pulang nak. Sudah satu tahun bapak tak bertemu dengan mu. Bapak rindu anak bapak."

"Ahh itu, Zahra pasti akan pulang pak."

"Apa kamu masih marah sama bapak."

"Masalah itu. Tidak perlu dibahas lagi Pak. Zahra pasti akan pulang kok. Zahra juga kangen sama bapak."

"Iya nak. Pulanglah secepatnya nak."

"Iya pak."

"Ya sudah nak. Telepon nya bapak tutup dulu ya. Bapak mau istirahat. Bapak tunggu kepulangan mu nak."

"Iya Pak."

Tut Tut Tut

Bunyi panggilan telah berakhir.

Seketika Zahra tersungkur menumpahkan air mata nya yang sudah tak sanggup ia bendung.

Ia tak kuasa mendengar suara ayahnya yang sudah lama sekali tak pernah ia dengar. Ia sangatlah merindukan ayahnya.

Sudah satu tahun lamanya Zahra berpisah dengan nya. Bukan karena tanpa alasan, tapi karena Zahra merasa terkucil di rumah yang sedari kecil ia tempati.

Semuanya berawal dari ketika ibu nya pergi meninggalkan diri nya untuk selamanya. Ayah nya memutuskan untuk menikah lagi dengan janda tiga anak. Dan seketika itu, dunia Zahra benar- benar berubah.

"Nona. Nona. Ada apa nona." teriak Kia menghampiri Zahra yang sedang menangis

"Nona. Ayo berdirilah." ucap Kia sambil membantunya berdiri

"Ayo nona. Saya bantu untuk istirahat di atas ranjang." lanjut Kia sambil menuntun Zahra ke samping ranjang tidur dan membaringkan nya

"Nona istirahat lah. Saya akan ambilkan minum." ujar Kia berlari mengambil air minum dan memberikan nya pada Zahra

"Terimakasih Kia." ucap Zahra sembari memberikan gelas air yang sudah ia minum

"Apa nona sudah merasa baikan." tanya Kia

"Sudah Kia. Aku tidak apa- apa. Kau tak perlu khawatir."

"Tapi nona sudah membuat ku khawatir. Bagaimana jika tuan sampai mengetahui nya."

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Aku hanya merindukan orang tua ku." ujar Zahra menenangkan kekhawatiran Kia

"Ahh, syukurlah nona."

"Kalau nona rindu, kenapa tidak mencoba menemui mereka."

"Maaf sebelumnya nona. Saya sudah lancang dalam bertanya." ujar Kia

"Tidak Kia. Ucapan mu memang benar. Seharusnya aku menemui nya."

"Tapi aku tak punya keberanian."

"Aku siyap menemani nona jika nona mau menemui mereka."

"Tidak Kia. Aku masih memikirkan waktu yang tepat untuk bertemu dengannya."

"Baiklah nona."

"Sekarang nona istirahat saja."

"Iya Kia. Terimakasih atas perhatiannya ya."

"Baik nona."

"Jika nanti nona membutuhkan bantuan ku, panggil saja aku nona. Aku akan menemanimu dari luar." ujar Kia lalu pergi meninggalkan Zahra menuju ruang utama

Zahra menatap kepergian Kia. Ia kemudian membersihkan sisa air matanya. Ia mengelus perut yang sedang tumbuh janin di dalam nya.

"Apa yang harus ku katakan pada Bapak. Aku ingin sekali menemui nya. Tapi keadaan ku sekarang tak memungkinkan. Aku hanya akan membuat nya malu jika memaksa bertemu dengan keadaan ku yang seperti ini."

"Ibu, Bapak. Maafkan anakmu yang tak bisa menjaga kehormatan. Ku harap kalian tak akan menyesal sudah melahirkan aku sebagai anak mu."

Zahra benar- benar merasa putus asa dan terpuruk. Ia benar-benar menyesali kejadian di hari itu. Ia menanamkan kebencian yang amat pada lelaki yang telah menghancurkan masa depan dan hidup nya.

"Lihat saja apa yang akan ku balas atas perbuatan mu tuan. Kau tidak akan pernah mendapatkan anak yang sangat kau inginkan ini. Aku akan membawa nya pergi jauh dari mu. Aku akan membuatmu tak bisa bersama nya. Hingga kau merasakan sakit dan frustasi. Seperti apa yang aku rasakan saat ini." ujar Zahra mengutuk ayah dari anak dalam kandungan nya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!