Kebahagiaan Sementara

Sore itu terlihat empat orang sedang melaksanakan Shalat di kaki Gunung Mooji daerah pegunungan Himalaya.

Mereka berempat di Imami oleh bocah 12 tahun yang tidak lain adalah John.

Selesai Shalat Asar, mereka segera mendaki puncak Gunung Mooji untuk menemui Han Lojin.

Maksud tujuan Denis dan Robert adalah untuk menitipkan Sarah putri Robert bersama Melly kepada Han Lojin.

Awalnya Denis dan Robert melakukan hal itu hanya karena Sarah yang merengek-rengek minta untuk belajar bersama John.

Namun, setelah menyaksikan keahlian John yang menumpas para perampok di sekitar Dusun Polam yang kini telah hidup damai dan tenteram di dusun yang berjarak 50 kilometer dari situ, Robert dan Denis telah bertambah keyakinannya untuk menitipkan John dan Sarah lebih lama lagi.

Setelah melakukan pendakian yang begitu berat selama berjam-jam, akhirnya mereka tiba di rumah Han Lojin dan terlihat seorang kakek tua berambut putih serta berjenggot tanpa kumis sedang duduk di teras depan di sebuah dipan bambu, dan terlihat 5 buah poci Teh Ginseng sudah tersedia di depan Han Lojin.

Robert pun kebingungan, bagaimana kakek tua itu dapat mengetahui kedatangan mereka berempat dan telah menyiapkan teh dan aroma masakan pun tercium begitu harum.

Namun John yang telah tau kemampuan Gurunya, segera mengucap salam,

"Assalamualaikum Suhu"

"Wa alaikum salam" Jawab Han Lojin dengan ramah seraya menunjukkan tangannya ke arah dipan mempersilahkan mereka semua duduk.

Setelah mereka berempat duduk, Denis segera membuka kata.

Denis menjelaskan bahwa kedatangan mereka kemari adalah untuk menitipkan anak sahabatnya kemari yaitu Sarah yang ingin belajar bersama John.

Mendengar hal itu, kakek Han berkata,

"Sebenarnya aku tidak ada niat mengambil murid lagi setelah John, namun mungkin sudah kehendak yang maha kuasa agar aku bisa menurunkan seluruh ilmu yang pernah ku pelajari dulu".

Dengan senang Robert menyambung,

"Terimakasih Tuan, kami tak akan pernah bisa membalas jasa Tuan, hanya Allah yang mampu membalas kebaikan anda berlipat-lipat ganda.

Setelah puas mengobrol, tak lupa John menceritakan pengalaman mereka saat datang kemari dalam menumpas perampok yang kini telah bertaubat, Han Lojin yang mendengar hanya tersenyum.

John tidak tau bahwa selama berangkat pulang, Sang Guru mengikutinya sampai dia kembali lagi ke sini bersama ayah dan paman serta Sarah.

Setelah itu, Han Lojin menawarkan agar Denis dan Robert bisa menginap beberapa malam disitu yang langsung di tolak secara halus oleh Denis.

"Mohon maaf, kami bukannya tidak mau berlama-lama disini, sudah terlalu lama kami meninggalkan Melly, Citra dan ayahnya di Bukit Ang Hwa. Maka dari itu, rencananya besok kami berdua akan segera kembali".

"Baiklah kalau begitu, malam ini kalian bisa menginap di kamar John, sarah mulai sekarang akan tidur di kamar depan sendirian" Ucap Han Lojin tenang yang lalu mengajak mereka semua makan malam bersama.

Selesai makan, John dan Sarah mengobrol berdua di ruang tengah, sedangkan Han Lojin, Robert dan Denis duduk di saung depan rumah membicarakan hal yang serius.

"Aku ingin mengatakan sesuatu tentang putramu Denis"

"Silahkan Lojin"

"Aku menemukan pada tubuh John tiga kelainan reaksi racun. Aku telah mengajarkan cara mengendalikannya".

Han Lojin mulai bercerita bahwa jika John lepas kendali atau emosinya tidak terkontrol, maka akan membawa dampak yang sangat mengerikan bagi orang-orang yang mencari masalah dengannya.

Di setiap pukulan dan tendangan John yang disertai tenaga Sin Kang, terdapat pukulan beracun yang sangat berbahaya di sebabkan racun-racun tersebut telah menyatu dengan seluruh saraf, sel dan darahnya.

Maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan nya dan kemungkinan John perlahan-lahan akan celaka dengan racun yang ada di tubuhnya itu.

"Maka suatu Rahmat dari Allah yang sangat besar, kalian membawa Sarah kepadaku, karena ada sebuah ilmu untuk bisa mengendalikan Racun dan sifat liar Jhon, akan tetapi ilmu itu tidak bisa aku ajarkan pada John karena akan menimbulkan reaksi balik racun tersebut yang nantinya tidak membahayakan orang lain namun malah membahayakan dirinya sendiri" Ucap Han Lojin yang mengeluarkan keringat dingin saat menceritakan hal itu.

"Maka sekarang aku bisa mengajarkannya kepada Sarah dan kelak, Sarah lah yang bisa mengendalikan John jika dia mulai mencelakakan orang lain atau mencelakai dirinya sendiri".

Mendengar hal itu, Denis mengeluarkan keringat dingin, begitu juga Robert.

Terbayang di benak mereka bagaimana jika seseorang mempunyai keahlian membunuh dengan begitu mudah, hanya dengan tamparan dan tendangan disertai emosi yang membuka saraf sehingga ''pintu'' racun terbuka menyatu dengan tenaga yang mengalirkan racun dan dapat membunuh orang.

Segitu berbahayanya racun dan zat yang telah berada dan menyatu di dalam tubuh John.

Bahkan Serum Anti Virus buatan Denis dan Robert serta ilmuan lainnya tidak mampu menyembuhkan kelainan pada John yang turun akibat Faktor Genetik dari Ayahnya.

Akhirnya mereka bertiga segera masuk ke dalam untuk istirahat.

Robert yang tidur sekamar dengan Denis dan John memilih untuk tidur di bawah beralaskan tikar anyaman kulit bambu padahal dipan tempat John pulas sekarang ini terlihat sangat luas masih.

Denis hanya tersenyum melihat tingkah Robert yang ketakutan dengan John atau yang selanjutnya akan dikenal oleh Masyarakat Tibet dengan sebutan Sin Tong (Bocah Sakti).

.---***---. .---***---. .---***---.

Kepala Dusun Polam sedang memberikan nasehat Agama di sebuah balai dekat telaga Polam saat Denis dan Robert tiba di sana.

Melihat dua orang malaikat penolong itu telah tiba, kepala dusun segera turun dari balai menyambut mereka.

Segera tugas kepala dusun di gantikan oleh Putrinya dan kepala dusun yang bernama Chi Et Zhi atau yang sering di panggil Tuan Chi itu segera membawa Denis dan Robert ke rumah nya yang terlihat paling indah, luas dan bersih di dusun tersebut.

Sesampainya di dalam, Denis dan Robert yang telah duduk segera disuguhi minuman segar dingin khas dusun Polam.

Tuan Chi yang duduk bersama mereka mulai menceritakan, beberapa hari yang lalu, Pemerintah Tibet dan beberapa Dalai Lama dari Pusat Kuil Lama di Tibet mendatangi mereka.

Dalai Lama dan Pemerintah yang berkuasa saat itu menanyakan tentang Agama yang di anut oleh masyarakat Polam yang di nilai meninggalkan Agama nenek moyang mereka.

Namun kepala Dusun Chi yang saat itu telah banyak merenung dan mendapat ilham dari Allah menjawab pertanyaan mereka dengan sangat memuaskan.

Akhirnya para Pendeta Dalai Lama mengakui keberadaan mereka dan Agama yang mereka anut sekarang.

Pemerintah pun berjanji bahwa tempat mereka akan di fasilitasi menjadi salah satu tempat penarik wisatawan dalam dan luar Negeri mulai minggu ke depan.

Pemerintah akan mulai mengerjakan Infrastruktur dan bangunan-bangunan yang akan menunjang kenyamanan berwisata di Telaga Polam yang akan menjadi tempat wisatawan dan artinya, pendapatan penduduk setempat akan bertambah berlipat-lipat ganda.

Maka atas nama seluruh Masyarakat Dusun Polam yang sebentar saja telah berubah menjadi Desa, Tuan Chi mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Denis dan Robert.

Saat mereka berdua minta izin untuk melanjutkan pulang ke bukit Ang Hwa, Masyarakat Desa Polam memberikan dua buah kuda lengkap dengan kereta di belakangnya yang telah terisi penuh dengan oleh-oleh dari para penduduk desa.

Baru kali itu Robert merasakan kebahagiaan melakukan kebaikan kepada orang lain.

"Memang Islam adalah Agama yang murni yang di turunkan Allah kepada kita dan menjadi Rahmat bagi seluruh alam termasuk Masyarakat Dusun Polam, Ups, Desa Polam maksudnya". Ucap Robert kepada Denis yang sedang mengendalikan kereta kuda dengan banyak sekali barang bawaan didalamnya.

BERSAMBUNG ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!