Di sebuah lobi Hotel di Jakarta, terlihat duduk delapan orang. Dua diantara delapan orang itu ialah Dr Denis Black Hawk dan Dr Citra Mentari Sanjaya.
Mereka sedang membicarakan tentang kejadian dua hari lalu dimana Dr Denis secara tidak sengaja terjangkit Virus Medulla yang di tularkan oleh gigitan tikus percobaan di Laboratorium.
Namun Denis sekarang sudah tidak mengalami penurunan Metabolisme tubuh. Hal ini di sebabkan oleh serum buatannya yang memperkuat antibodi namun tidak mampu membunuh Virus Medulla.
Virus tersebut malah berevolusi menjadi lebih kuat dan tahan terhadap Vaksinasi dan Serum Antigen Campuran.
"Untuk membunuh virus, kami belum menemukan cara, namun untuk memperlambat penurunan daya tahan tubuh, kami telah menemukan nya", ucap Dr Citra menjawab pertanyaan dari Menkes Dr Adi Sanjaya yang merupakan Paman Citra sendiri.
Setelah berdialog panjang lebar, mereka memutuskan tetap menempatkan Citra di Pulau Sabang untuk berjaga-jaga hingga Denis berkompromi dengan ilmuan Amerika lain dan mampu menyelesaikan permasalahan Virus Medulla.
Setelah beberapa lama mereka mengobrol, akhirnya Menkes dan Kabid Kesehatan undur diri.
Sekarang hanya tinggal mereka bertiga, yaitu Pria bermata biru berambut pirang yang juga seorang ilmuan Amerika yang ditugaskan untuk membantu menemukan Serum yang dapat mengatasi Virus Medulla.
Bersamanya ada dua orang gadis cantik. Dimana salah satu diantara gadis itu adalah Dokter kesehatan bernama Citra yang menjadi keponakan Menteri Kesehatan saat ini.
Seorang lagi adalah teman sekaligus sahabat karib Citra yang bernama Dr Melly Agustin yang merupakan salah satu Dokter yang baru saja ditugaskan membantu Citra di Pulau Sabang.
"Besok sore kita harus sudah tiba di sana." Dr Citra berkata kepada Denis dan Melly.
"Ya, besok pagi aku akan memesan tiket ke Banda Aceh untuk kita bertiga."
Sambung Melly seraya menatap Denis dengan pandang mata kagum.
Diam-diam Citra yang melihat hal itu merasa sedikit aneh dihatinya, segera Citra menepis perasaan tersebut.
Akhirnya mereka bertiga berjalan meninggalkan Lobi Hotel menuju ke kamar yang telah dipesan sebelumnya.
.---***---. .---***---. .---***---.
"Cit, menurutmu, Denis suka gak sama aku?"
Cetus Melly tiba-tiba sesampainya mereka di kamar Hotel Harmonis.
"Gak usah bahas gituan lah Mel, kita lagi menghadapi masalah yang serius." Jawab Citra menyela.
"Jangan terlalu dipikirin Cit, ntar kalo sakit, Gueee juga yang susah."
Akhirnya mereka pun tertidur, begitu pula dengan Dr Denis di kamar sebelah.
.---***---. .---***---. .---***---.
Terlihat di meja resepsionis 6 orang berjaket hitam dengan pistol di tangan masing masing.
Seorang yang berbadan tegap berotot, yang merupakan pemimpin kelompok tersebut langsung mendekati meja yang di jaga kasir wanita dan seorang pria.
Begitu dekat, pria berbaju hitam tersebut langsung membentak sambil menodongkan pistol ke arah resepsionis.
"Cepat katakan, di mana Dr Denis menginap?"
Dengan tubuh gemetaran pelayan itu berkata,
"Maaf tuan, kami tidak boleh mengatakan apapun tentang pelanggan kami".
"dugh"
"bruakh"
Tampak pelayan di tinju sang pimpinan hingga menghancurkan meja resepsionis.
Kasir wanita yang mencoba berteriak dibungkam dengan cepat oleh salah seorang teman mereka.
Akhirnya salah satu dari mereka mengambil daftar buku tamu dan segera menemukan nama Dr Denis yang menginap di kamar 207.
Tiba-tiba si pelayan bangun dan merebut buku daftar tamu tersebut, namun dengan sigap pria besar itu kembali meninju si pelayan hingga tersungkur dengan hidung berdarah.
Tak lama kemudian, mereka berenam menuju ke kamar 207 untuk mencari Denis.
Karena suara gaduh di luar, Denis pun terbangun dan bersiap siaga mengambil Pistol di bawah bantalnya.
Segera Denis mengendap-endap ke belakang pintu kamar Hotel.
"Cepat cari dan bunuh dia"
Berkata salah seorang diantara 6 pria berjaket. Begitu mereka sampai di depan pintu Denis, Pemimpin mereka yang bertubuh kekar segera menendang pintu kamar dan mengacungkan pistol ke arah tempat tidur yang ternyata telah kosong.
Dengan tiba-tiba Denis mengarahkan pistolnya dan menembak seorang diantara mereka hingga tewas.
Dengan segera mereka pun mundur keluar kamar dengan tetap bersiap siaga. Nyali mereka ciut karena pimpinan mereka tewas.
Tak lama kemudian, semua orang yang berada di Hotel segera mendengar suara tembak menembak antara Denis dan sisa anggota jaket hitam.
Kini anggota jaket hitam tinggal 3 orang setelah yang lainnya berhasil dibunuh denis. Namun, Denis pun terkena tembakan hingga peluru menembus lengannya.
Denis segera terperanjat kaget saat merasakan sakit di lengannya perlahan menghilang, begitu juga dengan bekas tembakan yang tampak menembus lengan perlahan-lahan juga hilang dengan sendirinya.
Denis segera teringat dengan campuran Virus Medulla dan Serum yang kemarin dulu secara tidak sengaja masuk ke badannya.
Ternyata campuran tersebut mengakibatkan hal yang luar biasa terjadi. Metabolisme tubuh Denis segera akan memperbaiki Sel tubuh serta Sel kulit ketika ada sesuatu yang terjadi dengan tubuhnya.
Tak lama kemudian, kelompok bersenjata jaket hitam yang hanya tinggal 3 orang segera kabur melarikan diri.
Hotel tempat Denis menginap segera geger dan tak lama kemudian, Polisi tiba di TKP.
Ketika Polisi mencari, Denis bersama Melly dan Citra sudah tidak berada di sekitaran Hotel.
"Siapa mereka, kenapa mereka ingin membunuhmu?"
Citra tiba-tiba bertanya sambil terus berlari di belakang Denis yang membawa mereka berdua kabur lewat pintu belakang Hotel.
Denis yang terengah-engah menjawab pertanyaan Citra,
"Mereka adalah kelompok Black Heart Organisation (B H O)".
Denis yang melihat Citra masih penasaran dan ingin bertanya lagi, segera melanjutkan perkataannya,
"Mereka adalah organisasi pembuat penyakit dan obat penawar yang di pimpin oleh bos mafia Tiongkok bernama Charlie Sung. Sesampainya kita di tempat aman, aku akan menceritakan semua kepada kalian. Sekarang mari kita kabur dari sini secepatnya sebelum mereka menemukan kita".
Citra yang mendengarkan hal itu segera menurut saja dan berlari dengan kencang melewati gang belakang ruko. Akhirnya mereka berhasil menjauh dari Hotel yang kini di penuhi kepolisian setempat.
Begitu Denis, Citra dan Melly tiba di gang kecil yang terdapat pintu gorong-gorong bawah tanah, Denis menuntun mereka masuk ke saluran bawah tanah dan segera berlari menyusuri gorong-gorong 3 mil ke arah utara.
Sesampainya mereka bertiga di ujung gorong-gorong, Denis mengeluarkan telepon genggamnya dan menelepon seorang temannya yang bernama Robert Kill.
Tak lama kemudian tampak lah seorang pria tampan datang dan berdiri di atas pintu gorong-gorong menjemput mereka bertiga menggunakan mobil.
Sebentar saja, mobil itu telah meluncur kencang melewati jalan setapak di perbukitan hutan hingga membawa mereka ke sebuah telaga yang sangat indah.
Di situ mereka beristirahat sejenak melepas lelah dan dahaga. Bahkan, Citra dan Melly mandi di danau yang airnya jernih itu tanpa membuka baju mereka yang memang kotor dan bau akibat debu dan percikan air di dalam gorong-gorong.
BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments