Sesampainya John dan Sarah dibelakang rumah dimana terdapat berbagai macam bunga seperti Lavender, Mawar, Melati, Anggrek, Asoka, Bunga Jarum, Bougenvile dan banyak bunga lainnya yang sengaja ditanam Citra untuk menjaga agar udara di sekitar gubuk tersebut tetap segar.
John yang sebentar saja merasa dekat dengan Sarah, tiba-tiba langsung membuka jurus-jurus indah yang dipelajari dari Suhunya.
Melihat kecepatan gerakan John, Sarah pusing dan segera berseru spontan,
"John, hentikan"
"Kenapa?" tanya John heran.
"Aku tidak tau, tapi barusan aku merasa tiba-tiba tubuh ku lemas dan pusing".
Jawab Sarah yang masih berusia 9 tahun namun tampak kecantikan pada wajahnya.
Setelah berbicara panjang lebar, Sarah mengemukakan keinginannya untuk belajar ilmu beladiri seperti John. Namun John belum berani memutuskan dan dia hanya berkata kepada Sarah,
"Kau harus meminta izin dulu kepada orang tuamu, kalau mereka mengizinkan, nanti baru akan aku mintakan kepada Suhu untuk mengangkat mu menjadi muridnya".
Sarah yang menyetujui akhirnya mengangguk dan mereka berdua pun kini masuk ke rumah untuk menjumpai orang tua mereka masing-masing.
.---***---. .---***---. .---***---.
Di sebuah pulau terpencil yang luasnya setengah kilometer persegi berjarak beberapa kilometer dari pantai Florida Miami Beach, terlihat sebuah bangunan yang sangat mewah bahkan terlihat lebih besar dan megah dari istana Kepresidenan AS.
Di istana besar itulah hidup seorang pria Tiongkok bernama Charlie Sung bersama keluarganya.
Dia adalah seorang pria paruh baya yang bisa dibilang tampan namun mempunyai wajah yang dingin dan dari sinar matanya, tampak lah bahwa dia adalah orang yang cerdik namun suka menganggap remeh orang lain.
Charlie yang merupakan pimpinan Organisasi Penjahat terbesar saat itu, telah menjadi incaran anggota Kepolisian Amerika dan negara bagian.
Namun beberapa kali mereka menangkapnya, bukti dan saksi selalu menunjukkan ketidak terlibatan Charlie Sung dengan semua kejahatan yang terjadi.
Siang itu, beberapa orang dengan pakaian Jas hitam rapi dan mahal datang ke belakang istana nya untuk bertemu dengan Charlie.
Tidak ada perbedaan pada pakaian yang mereka pakai kecuali pita yang terdapat di dada kanan mereka, dua diantara mereka terdapat pita berwarna putih di dadanya sebesar kancing baju.
Tiganya lagi pita kuning serta terdapat beberapa orang yang memakai pita berwarna hijau dan biru.
Pita di dada mereka menjadi tanda di perkumpulan BHO (Black Heart Organisation) siapa yang lebih mendekati ke warna putih, berarti posisinya sudah tingkat tinggi.
Siapa saja yang masih memakai pita hitam maka dia berada di tingkat paling bawah dari anggota perkumpulan Charlie Sung.
Memang benar-benar sebuah organisasi yang sangat rapi dan terstruktur dengan baik.
Setelah tiba di hadapan Charlie yang sedang duduk di dekat kolam renang pribadinya, salah seorang anggota pita putih yang menjadi tangan kanan Charlie berkata,
"Kak, Virus Medulla kini telah tersebar ke titik-titik yang ditentukan. Apakah proyek penyebaran selanjutnya kita sesuaikan dengan jadwal awal?"
"Ya, biarkan dulu mereka kesibukan beberapa bulan, lalu mulai sebarkan kembali sesuai rencana dan koordinat awal" jawab Charlie memberi arahan.
"Baik kak" jawab mereka semua secara serentak.
Begitulah kehidupan Charlie yang walaupun kelihatan bahagia, namun itu semua adalah hal yang semu.
Walaupun telah lama Charlie mendambakan seorang putra, namun seorang putri kandung saja dia tidak punya.
Namun sebagai pelipur hati, dia memiliki seorang putra angkat yang di ambil dari adiknya dan kini anak itu telah berusia 14 tahun dan sedang belajar beladiri dari guru Charlie yang berasal dari Tiongkok bergelar Master Whu.
Begitulah kehidupan Charlie Sung yang tidak segan-segan melakukan kejahatan bahkan yang paling keji sekalipun.
Apakah orang seperti Charlie tidak akan mendapatkan tulah nya? tentu saja dia akan di hukum Allah atas segala kejahatan nya.
Namun sekarang dia masih dibiarkan Allah karena Tuhan masih peduli padanya.
Begitu juga dengan kita semua, Allah masih sangat menyayangi kita dan masih membuka kesempatan untuk kita dapat bertaubat. akan tetapi kita yang tidak menyadari kasih sayang Allah yang begitu besar.
Walaupun kita melakukan kesalahan yang sama dan seringkali kita ulangi, namun Allah tetap selalu memberikan kesempatan kita untuk memohon ampun.
Itulah keuntungan kita yang bisa juga menjadi kerugian.
Petunjuk yang diberikan Allah jika tidak kita manfaatkan dan segera berubah menjadi lebih baik, maka hidayah itu akan di cabut oleh Allah untuk kemudian hati kita dikunci mati sehingga tidak ada lagi kebenaran yang dapat merubah kita menjadi orang yang bermanfaat.
Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi manusia dan makhluk lainnya.
.---***---. .---***---. .---***---.
Telah beberapa lama John tinggal bersama orang tua dan kakeknya yang telah pulih dan sehat kembali seperti sediakala.
Hari itu, John, Denis, Robert serta Sarah berangkat meninggalkan rumah mereka di bukit Ang-Hwa (bunga merah).
Mereka berempat berjalan perlahan-lahan menuju ke pegunungan Himalaya dimana Han Lojin tinggal.
Perjalanan yang sangat jauh dan memakan waktu begitu lama itupun mereka jalani dengan sukacita sambil bercerita pengalaman Denis dan Robert kepada John dan Sarah.
Mereka berjalan dan kadang-kadang singgah di pedusunan untuk sekedar melepaskan penat dan dahaga bahkan juga untuk makan di warung-warung kecil yang sangat sederhana.
Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka melewati sebuah hutan yang terlihat sangat angker.
Mereka terus berjalan, bahkan Sarah yang masih berusia 9 tahun lebih tampak memeluk tangan ayahnya dengan begitu erat.
Terdengar beberapa kali suara gemerisik di semak-semak akan tetapi Denis dan Robert tidak menggubrisnya.
Namun terlihat dari wajah mereka bahwa mereka merasa sangat tegang terlebih karena memikirkan keselamatan John dan Sarah.
John yang memang memiliki karakter yang riang gembira, tetap berjalan agak sedikit di depan. Dia tidak tau bahwa ayahnya sangat mengkhawatirkan nya.
Begitu mereka masuk ke pedalaman hutan, keluarlah delapan orang perampok yang menghadang mereka.
Dengan sangat terkejut, Denis segera memeluk anaknya, begitu juga dengan Robert yang memeluk Sarah yang sedang ketakutan dengan erat.
Kepala perampok yang sebenarnya adalah para petani di sebuah dusun itu mulai menghardik
"Berhenti, serahkan barang bawaan kalian jika ingin lewat dengan selamat dari sini".
John yang saat itu sedang menaksir kekuatan mereka dengan lugas menjawab,
"Tidak mau, kalian mau apa ha?"
"Kurang ajar, bocah kecil sialan, berani kau menantang kami?" Bentak kepala rampok.
Segera perampok itu maju untuk merenggut baju John namun tangannya segera di tepis oleh Denis yang saat itu merasakan tangannya terpental dan sangat sakit.
Rupanya kepala rampok tersebut mempunyai ilmu beladiri yang lumayan terlatih hingga Denis yang memang termasuk orang yang kuat pun sampai kalah tenaga dengan nya.
Kembali perampok itu menerkam John dan kali ini, John segera melepaskan diri dari pelukan ayah nya dan dengan segera John menghindar mempermainkan perampok itu hingga kewalahan.
Sampai pada akhirnya, perampok itu benar-benar marah dan mengeluarkan golok yang sangat besar.
Denis, Robert dan Sarah yang dari tadi bengong melongo menyaksikan kecepatan John yang mampu mempermainkan kepala perampok, kini terlihat sangat khawatir. Bahkan Sarah yang masih bocah itu berteriak ngeri.
Namun memang benar-benar kepala rampok itu tidak tau diri, dia menyabet John dengan golok yang sangat tajam.
"hiiaaaat,, singgggh,"
John segera meloncat dan menghindar dan mendaratkan tendangannya di tengkuk perampok itu yang langsung tersungkur mukanya ke tanah.
Para perampok lain yang menyaksikan hal itu langsung maju berbarengan menyerbu John, sungguh tampak sangat lucu sekali.
Sekelompok pria dengan senjata di tangannya menyerang seorang bocah kecil berusia 12 tahun.
Namun bagi orang yang sudah tau kemampuan John tak akan menganggap demikian.
Tidak sampai semenit, dengan secepat kilat bayangan John telah menjatuhkan ketujuh orang dewasa itu.
Saat itu, kepala rampok yang masih penasaran, kembali menyerang John dan disaat yang sama, John menotok menggunakan jari tengah dan telunjuknya tepat di leher perampok.
Kepala rampok itu pun berteriak dan jatuh bergulingan, dia terus berteriak kesakitan hingga lima menit kemudian dia minta-minta ampun kepada John.
John yang kasian dan melihat dari mata para perampok sinar ketakutan kepadanya, segera membebaskan totokan ampuh yang dipelajari dari Suhunya.
Segera setelah terbebas dari rasa sakit di sekujur tubuhnya, kepala rampok segera berlutut meminta maaf diikuti oleh para perampok lain seraya berkata,
"Maafkan kami Sin Tong(bocah sakti),
maafkan kami, ampuni kami".
Saat itu Denis, Robert dan Sarah segera menghampiri John yang di depannya terdapat 8 orang perampok yang berlutut. Denis kemudian berkata,
"Siapa kalian, mengapa merampok?"
"Kami adalah penghuni dusun di kaki bukit sana, beberapa bulan ini kami sedang mengalami masa paceklik, panen gagal dan pemasukan pun tidak ada. maka kami memberanikan diri merampok siapa saja yang lewat" Ucap kepala perampok dengan nada sedih.
Tak lama kemudian para perampok itu mengajak mereka semua singgah di dusunnya, begitu Denis dan Robert tiba, mereka melihat banyak sekali kekayaan yang tidak di manfaatkan di dusun Polam tersebut.
Akhirnya Denis dan Robert berinisiatif membantu penduduk dusun dan mengajarkan mereka cara mengelola pertanian yang baik dan benar.
Di dusun itupun terdapat sebuah telaga yang bermuara ke laut india di ujung pegunungan Himalaya.
Telaga itu bernama Polam, nama dusun tersebut diambil dari nama telaga, namun tampak telaga tersebut sangat kotor, airnya keruh dan sangat banyak sampah di sana.
Perlahan-lahan, masyarakat dusun Polam banyak belajar. Bukan hanya masalah pertanian, bahkan bagaimana bergotong royong membangun irigasi dan membangun Dam penyaringan air.
Karena selalu melihat Denis, Robert, John dan Sarah yang selalu Shalat lima waktu, mereka pun perlahan-lahan memeluk Agama Islam dan mulai belajar tentang Islam.
Baru tiga bulan mereka berempat tinggal di situ, terlihat perbedaan yang sangat besar di dusun tersebut dan kini pertanian selalu berhasil dengan hasil melimpah.
Peternakan mereka sehat dan semakin maju, telaga Polam pun kini sangat bersih dan bisa menjadi tempat memancing warga dusun Polam. Banyak hal yang telah berubah di dusun itu.
Kepala dusun yang dulu merampok Denis kini menjadi seorang Imam Pemuka Agama serta Putri kepala dusun menjadi ahli pengobatan berkat ajaran John dan Sarah yang juga mengerti sedikit-sedikit dari ibu dan gurunya tentang dasar-dasar ilmu kesehatan.
6 bulan kemudian, Denis pamit kepada warga dusun yang menganggap mereka berempat adalah penolong yang di turunkan Allah untuk menolong mereka.
Denis dan Robert berjanji akan kembali ke dusun Polam setelah mengantar John dan Sarah ke kediaman Han Lojin.
BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments