Buah Cinta Pertama

Sebuah anugrah dari Allah Tuhan semesta alam bahwa manusia di ciptakan berpasang-pasangan.

Ada lelaki dan perempuan, proses penciptaannya pun sangatlah menakjubkan.

Melalui alam, Tuhan mengajarkan manusia bahwa masa ke masa akan terlewati, jika tidak mencari keuntungan untuk masa depan yang hakiki, maka masa akan dilewatkan dalam keadaan rugi.

Tiga tahun telah berlalu sejak pernikahan Denis dan Citra di sebuah perkampungan daerah kawasan Lasha Tibet.

Desa tersebut sering di kunjungi oleh orang luar daerah maupun turis asing.

Karena desa yang di beri nama Gontse tersebut, tidak begitu jauh dengan pusat peribadahan Pendeta Lama di Tibet.

Baru beberapa hari yang lalu mereka kembali dari Indonesia dalam rangka menghadiri pesta pernikahan Melly dan Robert Kill di Bandung.

Saat berada dibandung, Denis dan Citra tak lupa mencari kabar tentang Pulau Sabang.

BHO, Virus Medulla dan tentunya Adi Sanjaya yang merupakan paman kandung Citra juga mereka selidiki.

Namun Denis dan Citra menemukan bahwa Virus Medulla kini sudah berangsur-angsur menghilang dari Kota Sabang berkat kegigihan para tenaga kesehatan dan pastinya pertolongan Allah yang maha Penyayang.

Pagi itu, terlihat seorang pria asing sedang berkebun di pinggiran Desa Gontse ditemani oleh istrinya yang sedang menggendong seorang bocah lelaki yang sangat lucu dan imut.

Anak berusia dua tahun itu adalah buah cinta dari pernikahan Dr Denis dan Dr Citra Sanjaya.

Mereka berdua memberi nama bayi mereka dengan nama John Black Hawk.

Sebenarnya, nama anak itu diberikan oleh neneknya,

Suatu malam sekitar 2 tahun yang lalu, ibu Citra bermimpi ada seberkas sinar yang sangat terang jatuh dari langit tepat ke rumah yang mereka tinggali.

Perlahan-lahan, ibu Citra yang biasa di panggil Ling atau Ling Mei berjalan ke arah sinar tersebut dan dia melihat, ada sebuah batu yang bertuliskan John, lalu Bu Lingmei pun terbangun.

Keesokan harinya kembali dia bermimpi hal yang sama hingga beberapa kali secara berturut-turut.

Lantas dia pun menceritakan kepada anggota keluarganya yang lain termasuk sang suami tercinta yaitu Rafly Sanjaya.

Beberapa hari kemudian, lahirlah seorang putra di sebuah rumah dimana lahannya mereka beli dengan harga yang sangat mahal.

Konon kata warga sekitar, rumah itu dulunya adalah rumah yang besar. Namun karena di tinggalkan pemilik nya dalam waktu yang lama, maka rumah tersebut menjadi angker.

Pada suatu malam, para setan yang tinggal di rumah itu berkelahi hingga menimbulkan percikan api yang besar.

Dan pagi harinya, rumah itu hangus terbakar tidak bersisa sama sekali.

Setelah mengalami mimpi yang berturut-turut, segera ibu Citra memberi nama cucunya sebagaimana dalam mimpinya, yaitu John.

Begitulah asal mula John yang kini sedang tertawa riang di gendongan ibunya.

Setelah berjam-jam mengurusi pertaniannya, Denis pun beristirahat pulang ke rumah yang di bangun oleh warga sekitar di daerah perbukitan subur.

Denis yang memang Warga Negara Asing, awalnya selalu di acuhkan warga pedesaan sekitar. Namun karena kebaikannya dalam menolong orang yang membutuhkan serta banyak membangun hal-hal yang bermanfaat buat warga sekitar, maka warga pun akhirnya berubah sangat baik padanya.

Kehidupan Denis dan Citra terlihat aman dan bahagia walaupun sederhana.

Setahun kemudian, John kecil mulai tampak kelainannya.

Suatu hari dia menggigit tangan seorang anak yang menjadi tetangga ayahnya dan sering mengganggunya, dengan seketika anak itu kejang dan membiru lantas sakit tidak sadarkan diri berhari-hari.

Melihat hal itu, Denis dan Citra segera berunding tentang masalah yang terjadi pada anak mereka.

Denis berencana segera berangkat ke Inggris dimana sahabatnya berada saat ini.

Kita tinggalkan dulu Denis yang sedang berangkat menuju ke rumah Robert dan Melly yang memilih tinggal di perkotaan yang padat di tanah kelahiran Robert di pusat ibukota Inggris.

.---***---. .---***---. .---***---.

Di sebuah Laboratorium terlengkap yang ada di kota London, terlihat Robert dan beberapa ilmuan sedang meneliti serum 32Xi, Sample Virus Medulla, Vaksin serta Serum asli buatan mereka yang dulu pernah dipakai Denis dalam pencampuran di Pulau Sabang dan beberapa jenis Serum lainnya.

Robert begitu diberi kabar oleh Denis, langsung menghubungi para ilmuan berkelas yang di buang oleh pemerintah karena tidak mau diajak menyeleweng.

Tak lama kemudian, Denis pun sampai di pusat penelitian yang bernama LCOL (Laboratory Center Of London).

Denis yang barus sampai, hanya tersenyum kepada sahabat-sahabat nya dan langsung menuju rak tempat berbagai macam zat kimia keras.

Denis mengambil Kalium Sianida, Apotoxin, Virus Medulla, Serum 32Xi, Vaksin Virus, Klorofil Bikarbonat, dan Denis pun membawa semua itu ke meja yang paling besar.

Teman-teman Denis yang melihat gelagat Denis, segera terhenti dari Aktifitas mereka dan perlahan mereka mendekati Denis sambil terus menerus memperhatikan tanpa bertanya apapun.

Terlihat Denis mengeluarkan beberapa Sampel lain dari tas ranselnya yang merupakan racun inti ubur-ubur hitam dan juga zat inti yang diambil dari gurita raksasa di perbatasan dua laut.

Sesuai pesan ayahnya, Denis kini mulai membuat proyek yang dulu pernah berhasil dilakukan oleh ayahnya.

Denis bekerja dengan tekun dan sungguh-sungguh tanpa kenal lelah karena kini dia termotivasi untuk menyembuhkan putranya John Black Hawk.

Karena telah berjam-jam bekerja dengan sangat fokus, akhirnya para ilmuan lainnya mengajak Denis untuk beristirahat sejenak sambil minum kopi.

Saat istirahat itulah, Denis menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabat nya tentang proyek yang pernah berhasil di tangan ayahnya.

sekali lagi Denis memutar disket pada bagian bahan dan tata cara pembuatan Serum Anti Medulla.

Setelah temannya melihat rekaman tersebut, mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka, kali ini bukan hanya Denis yang semangat, namun seluruh ilmuan yang ada di situ terlihat begitu bergairah dalam merampungkan proyek Serum Medulla tersebut.

Kita tinggalkan dulu Denis yang sedang sibuk mencari cara menyembuhkan anaknya.

.---***---. .---***---. .---***---.

Citra yang tinggal di rumah kini sedang mengobrol dengan orang tuanya. ibu dan ayah nya merasakan sepertinya bahaya akan datang.

Namun ayah ibu Citra belum tau apa dan kapan bahaya itu, di sini atau di tempat lain terjadinya.

Ibu nya berkata kepada Citra,

"Jika kelak kalian tidak di terima oleh siapapun dan dimana pun? datanglah ke pegunungan Himalaya. Di sana masih ada ayah angkat mu yang masih kerabat dekat ibumu bernama Michael Han (Han Wu Min) atau sering juga di sebut dengan nama Han Lojin".

Ayahnya pun melanjutkan,

"Dia sudah lama bertapa mengasingkan diri untuk memperdalam ilmu Beladiri nya di pertengahan puncak gunung Muji (Wu-ji)"

Puncak Wu-ji (dalam bahasa asli suku di sana) adalah sebuah puncak yang berada tidak begitu jauh dari jalur Gangtok di Sikkim ke Lhasa di Tibet yang merupakan jalur sutra antara celah Nathula dan celah Jalepla.

Mendengar perkataan sang ibu, Citra menjawab dengan yakin dan mantab,

"Baik ayah, ibu, namun sekarang kita tunggu Denis kembali dan akan kita bicarakan nanti bersama-sama".

Begitulah Citra yang kini tinggal dengan orang tuanya. Sementara sang suami sibuk di kota London berusaha membuat Antigen yang dapat menyembuhkan putra semata wayangnya.

Beberapa hari kemudian, Han Lojin yang biasa menyendiri di daerah kawasan pegunungan himalaya, kini mendapat firasat turun gunung untuk menemui keluarganya yang kebetulan sedang kedatangan tamu dari Indonesia di Desa Gontse daerah Lhasa di Tibet.

Seperti kita ketahui, tamu itu adalah Rafly Sanjaya bersama istri, anak dan John cucunya yang memang lahir di daerah itu.

BERSAMBUNG ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!