Hari ini memang hari yang sial untuk Arie. Harapan dapat bantuan malah dapat tambahan utang, uang satu juta pun raib kecopetan di angkot waktu pulang, belum lagi dapat cacian dari supir karena ga bisa bayar.
Arie melangkah gontai menyusuri gang kecil, matahari sedang gagah gagahnya berada di puncak langit, perut Arie terasa melilit karena belum satupun makanan masuk dari mulutnya, puyeng,lapar.
"Ya Allah nasibku," ujar Arie sambil menatap langit sejenak, menghela nafas panjang ,lalu ia pun meneruskan langkahnya, sampai ia di sini bangunan panjang dengan banyak pintu yang berjajar rapi dan baju yang di gantung di teras.
..tok... tok.. tok
"Mba Jen.. Mba Jenifer," cicit Arie sambil terus mengetuk pintu salah satu kamar kost tempat dia biasa bekerja.
ceklek
Seorang wanita muncul dari balik pintu, matanya masih kelihatan berat, memakai tank top dan celana gemes, body yang bahenol dengan rambut warna coklat di kuncir keatas.
"Oo .. kamu Rie ada apa aku lagi ga ada baju kotor besok aja sekalian " ujar wanita itu sambil sesekali mengusap matanya.
"Nganu mba, boleh Ndak kalo aku kerja ikut mba?" Tanya Arie gugup.
" Aku butuh uang mba, tolong " imbuh Arie, Arie sudah bingung mau kemana, dia teringat dengan salah satu penghuni kost yang biasa di cuci bajunya oleh Arie, dia selalu memberikan upah lebih dan kelihatan ga pernah pusing soal duit, meski dia selalu pergi malam pulang pagi, namun tidak ada pilihan lagi, dalam hati Arie berharap wanita itu bisa menolongnya.
" hemn... sejenak wanita itu mengerutkan dahinya namun kemudian sebuah senyum yang aneh merekah di bibirnya. " kamu butuh uang ya, ya wes nanti malem kamu ke sini mandi yang bersih jangan dekil kayak gini, "
" beneran mba saya boleh ikut kerja " mata Arie membulat sempurna, berkaca-kaca.
"Bener donk ,masa aku bohong, kamu sudah makam belum?"
"Belum mba " jawab Arie menggeleng sambil memegangi perutnya yang kosong.
"Nich buat beli makanan," Jennifer pilin menyodorkan selembar uang pada Arie.
"Yang bener mba, makasih Mbak." mata Arie berbinar menerima uang tersebut ternyata hari ini dia tak sepenuhnya sial dapat uang dapat kerjaan pula.
"Iya, jangan lupa nanti malam ya jam 7 kamu kesini ok."
"Iya Mbak, kalau begitu saya permisi Mbak." Arie pun mengayunkan langkah menuju ke rumah kontrakan yang belum di bayarnya, sambil bersenandung riang, lega Akhirnya dia bisa bekerja di tambah hari ini dia tidak akan tidur dengan perut kosong.
*******
Waktu menunjukkan pukul 7 Malam seperti janjinya tadi Arie menunggu di depan kamar kost Jennifer, memakai paketan yang sama karena hanya itu yang dia punya lainnya hanya beberapa potong daster yang dia peroleh dari orang-orang saat lebaran,orang biasa bilang persenan, tak lama pintu kamar kost terbuka.
"Lho Rie kamu kok, ga ganti?"
"Nggak punya baju Mbak."
" CK.. ayo masuk pake bajuku aja." Jennifer menarik Arie memasuki kamar kostnya, dia pun mengambil sebuah kaos dengan kerah v rendah dan celana jeans pendek.
"Cepat pake itu!"
"Tapi ...Mba. .. ini." Arie ragu dengan baju yang di sodorkan Jennifer.
"wes jangan banyak tanya kalau mau kerja cepat pake!"
"I..i iya Mbak." Arie pun akhirnya pasrah dan Menganti bajunya, meskipun ia merasa tak nyaman dengan kaos yang super ketat.
Akhirnya mereka sampai di tempat kerja yang Jennifer maksud, setelah membayar taksi online yang dia pesan Jennifer mengajak Arie masuk ke sebuah bangunan hotel.
"Kamu tunggu sini sebentar!" perintah Jennifer
"Iya Mbak." Arie pun menurut dan duduk di sofa lobby, Arie merasa takut dengan apa sebenarnya yang akan dia kerjakan di Sini.
Tak lama Jennifer kembali dengan seorang wanita paruh baya yang berpenampilan cantik.
"Ini Mi anak barunya, namanya Arie," Jennifer memperkenalkan Arie pada maminya.
"Saya Arie Bu." Arie mengulurkan tangannya.
"Panggil saja mami Ratih, dan nama kamu di ganti ya jadi.. hmmm Rara. Ok," ujar mami Ratih dengan tersenyum ramah.
"Iya mami, terserah Mami saja."
"Kenapa harus ganti nama apa nama ku jelek ya? " batin Arie.
"Kamu sudah tau kerjanya?"
"Belum Mi."
"Oo... kamu bereskan kamar, dan tunggu Mami di sana, jangan keluar ok, Jennifer akan mengantar mu."
"Ayo ikut aku." Jennifer menarik tangan Arie, membawa masuk ke sebuah kamar hotel.
"Kamarnya ga kotor Mbak apa yang harus di bereskan?"
"Udah diem, tunggu Mami di sini."
Pintu kamar di tutup, Arie sendiri di kamar tersebut tak lama, seorang pria bertubuh tambun membuka pintu kamar.
"Ba.. pak siapa?" Arie mulai ketakutan, pria itu tidak menjawab hanya menyeringai dan berjalan mendekati Arie.
"Kamu Rara kan? aku sudah membeli mu malam ini." mata pria itu sudah berkabut penuh n*fs* melihat kemolekan tubuh Arie.
"Apa!? Bapak pasti salah, saya bukan.. wanita seperti itu pak!" Arie menggelengkan kepalanya.
"Ya tuhan apa yang akan di perbuat pria ini, siapapun tolong.. tolong!" Arie berteriak dalam hatinya.
Pria itu semakin mendekat, menyentuh bahu Arie, segera tangan itu di tepis dan. Dengan sekuat tenaga Arie mendorong tubuh hingga membuat pria itu jatuh ke lantai.
"Dasar wanita kurang ajar!" pria itu segera bangkit, dan mendarat tangannya di kedua pipi Arie, begitu kerasnya hingga sudut bibir Arie robek, tak cukup dia situ, dia menarik rambut Arie dan membenturkan kepala Arie ke tembok.
"Pak.. tolong lepaskan saya, tolong Pak." Arie berusaha meronta , kini pria hidung belang itu sudah mengungkungnya.
"Melepaskan mu jangan harap, aku sudah bayar mahal untuk malam ini"
Dukkk.
Arie menendang kemaluan pria itu, pria itu pun meringis ke sakitan sambil memegangi anunya, tak menyia-nyiakan waktu Arie segera berlari membuka pintu kamar, ia segera berlari keluar sekilas dia melihat mami dan Jenifer masih duduk di sofa lobby, ia tak perduli dia hanya ingi selamat dia tak mau di makan hidung belang itu.
"Mi itu Arie ....!" Jenifer menunjuk gadis yang berlari menuju keluar hotel.
"Kejar aku ga mau sampe rugi," ujar mami Ratih geram.
Mereka berdua pun berlari mengejar Arie. Arie yang Sadar di kejar oleh kedua wanita itu segera menambah kecepatannya meski badannya terasa sakit setelah di hajar pria tadi.
Chiiiiittt
Aaaaaaaaaaa
Sebuah mobil hampir saja menabrak Arie, karena terlalu fokus berlari dia tak sadar ada di tengah jalan raya. Si pengemudi segera keluar memeriksa keadaan korban yang hampir ditabrak nya.
" Hey.. hey . .." pria itu menepuk bahu wanita yang berjongkok dan menutup erat kedua telinganya.
Mendengar suara yang tak asing Arie segera mendongakkan wajah. Matanya membulat seketika mengetahui siapa yang hendak menabraknya, bukan takut Arie malah dengan serta merta memeluk erat kaki pria itu.
"Tuan . ... tuan tolong aku Hiks .. hiks..." tangis Arie pecah.
Pria itu Bingung dengan tingkah Arie,ia pun meraih bahu Arie membantu nya berdiri. Namun Arie menolaknya dia malah semakin erat memeluk kaki pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Lilis Ika Supriatna
ya ampun si Jenifer mlh jual Arie... dn mnjadikan Arie sbgai perempuan mura**n... keterlaluan km mbak Jen
itu pasti Alex yg ketemu sama Arie
2024-11-05
0
Sweet Girl
ketemu paka Alex, udah kayak anak Lutung aja mu Rie... megangin kaki.
2024-03-23
0
Sweet Girl
Gak hoki jarenya Rie...
2024-03-23
0