Mata Air Arie seakan kering, ia hanya mengangguk saat orang orang berpamitan pulang setelah selesai mengaji untuk almarhumah Mbok Jumira , Arie.
flashback.
Mbok Jumira terbaring di ruang UGD dengan kabel monitor yang menempel di tubuh beliau, meski masih terisak Arie berusaha tenang mendengarkan penjelasannya dari dokter.
"Bu Jumira menderita radang paru-paru kondisinya sudah sangat buruk, bukan saya mau menakuti tapi saya harus jujur akan kondisi pasien, kamu harus siap ya Nduk" ujar dokter sambil menepuk bahu Arie yang semakin menangis.
beberapa perawatan dan dokter langsung menangani mbok Jum, Arie yang tidak tahu apa yang terjadi langsung mundur teratur membiarkan dokter melaksanakan tugas, mbok Jum langsung di bawa ke ruangan lain Arie mengikuti dari belakang, sampai di sebuah ruangan Arie di suruh menunggu di luar, Arie hanya nurut saja, bingung.
Setelah beberapa saat seorang perawat keluar dari ruangan tersebut beliau memanggil Arie dan mengajak dia duduk.
"silahkan duduk mba" ucap perawat itu ramah.
"iya sus," Arie pun menjawab lirih Sambil mendudukkan dirinya.
"Mba siapanya pasien?"
"saya cucunya Sus"
" tidak ada keluarga lain "
" idak ada Suster"jawab Arie sambil menggelengkan kepalanya.
"ya sudah begini ya mba, keadaan Nenek Mba sudah parah, beliau sudah berkali kali muntah darah,maka dari itu harus di rawat intensif di ICU, sudah di beri tahu pihak UGD soal biaya di ICU" ?
Arie hanya menggeleng.
"Semalam di ICU 3 juta itu belum termasuk biaya obat dan tindakan lain yang di perlukan, saat pasien di dalam keluarga di larang masuk hanya boleh liat lewat jendela kaca, kami akan mengurus segala keperluan beliau" .sambung perawatan .
"baik Suster,kalau begitu saya izin pulang ambil baju ganti nenek suster "
"o iya mba silahkan, mba yang kuat ya," imbuh perawatan itu.
Arie menjawab dengan senyum yang terpaksa.
******
Selama perjalanan kembali ke rumah sakit Arie berpikir tentang biaya si mbok, tapi ya sudah lah penting si mbok sehat dulu.
sampai di rumah sakit jam 11 malam,setelah minta izin pada satpam Arie masuk menuju ruang ICU dan menyerahkan bungkusan baju pada perawat yang berjaga, Arie merasa sangat lelah dia pun merebahkan tubuhnya di jajaran bangku di depan ruang ICU.
matahari mulai menyapa sama halnya seperti Arie yang baru membuka matanya , segera ia ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka, dia pun agak berlari melihat suster yang seperti mencari seseorang.
"Mba dari mana ,saya cari-cari" tanya perawat.
"dari kamar mandi Sus"
"Mba saya mau kasih tau sesuatu tapi mba yang sabar ya"
deg
deg
"Ibu Jumira sudah meninggal, beliau mengembuskan nafas terakhir 10 menit yang lalu"
Mau berteriak tapi Arie tak bisa tenggorokannya terasa cekat, dadanya terasa sakit sesak, namun sedikit banyak dirinya sudah siap sejak kemarin dokter di UGD memberi tahu kondisi neneknya.
"bolehkah saya masuk Sus" sambil menghela nafas panjang, berusaha mengumpulkan kekuatan.
"ayo silahkan,"
wanita tua itu terbaring di ranjang, Arie membelai keningnya yang masih terasa hangat namun tubuhnya sudah dingin,Arie meraih tangan suster di depannya.
"Suster terima kasih sudah merawat nenek saya" ucap Arie sambil berurai air mata.
" iya Mba, Mba mari duduk dulu"
setelah mereka duduk suster kembali menjelaskan tentang kondisi terakhir pasien dan meminta Arie ke meja administrasi, di sana Arie di beri tahu kalau ada kebijakan dari rumah sakit yang memperbolehkan Arie untuk melunasi pembayaran dalam masa tenggang waktu satu Minggu dan jenazah almarhumah bisa di bawa pulang sekarang.
flashback off.
"Ini sudah tiga hari sejak si mbok meninggal, sisa empat hari lagi, kemana lagi aku mbok ?" isak Arie sambil memeluk bantal kapur yang sudah keras.
meski kata orang yang berduka tidak boleh keluar rumah sebelum tujuh hari, Arie tidak perduli,karena dia harus mencari dana untuk membayar biaya rumah sakit, Arie sudah pontang panting mencari pinjaman ke orang yang dia kenal tapi nihil tak satupun mau memberikan pinjaman, karena Arie tidak punya apa untuk di jaminan.
Arie bangkit dari ranjang reot nya, mengusap air mata di pipinya, mencari sesuatu di nakas nya,
"ah.. ki ketemu, untung ga tak buang" Arie tersenyum kecil menatap secarik kartu nama di tangan nya.
jeng.. jeng... jeng.... akankah dia mendapatkan pertolongan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Lilis Ika Supriatna
Innalilahi turut berdukacita cinta ya Arie atas meninggalnya nenek km 🥺🥺.
Arie pasti mau pergi ke perusahaan tuan sipit kira² Arie bkl dpt bantuan gk ya
2024-11-05
0
tini_raharjo
air mata
2024-03-23
0
Sweet Girl
Insyaa Alloh...
2024-03-23
0