Pagi menyambut muka Arie sudah di tekuk seperti cucian kusut, bagaimana tidak begadang sampe ketiduran depan TV nunggu suami pulang buat makan bareng, eh.. malah dia sekarang bangun dengan perut keroncong. nunggu suami ya suami meskipun suami jadi jadian hehee.
ting ....ting....
bunyi sendok yang beradu dengan piring saji memaksa semua isinya yang sudah basi masuk ke tempat sampah.
"haaaah" Arie menghela nafas panjang, sebenarnya dia sungguh tak tega membuang semua makanan ini, tapi apa mau di kata semua basi tak bisa di cerna perut lagi.
"pagi... " Ucap Alex dengan senyum lebar pasta gigi, mengingat dia begitu perhatian menyelimuti Arie kemarin malam membuat dia PD Arie akan berterima kasih dengan sikapnya. dia menarik kursi,lalu duduk di meja dapur.
"hem"
"kok hem" Alex mengerutkan dahinya.
Arie hanya diam mengambil sepotong roti bakar meletakkan di atas piring, lalu memberikannya di pada Alex, sementara Arie sendiri menikmati nasi goreng dengan telur ceplok dengan khidmat. kening Alex semakin mengerut melihat dua menu berbeda.
"kenapa tidak sama, aku juga mau makan seperti itu" Meskipun biasanya Alex hanya memulai paginya dengan secangkir kopi, namun aroma nasi goreng Arie begitu kuat menusuk hidung membuat perut Alex berdendang ingin mencicipinya.
Arie tak menghiraukan ucapan Alex, Arie terus memasukan nasi ke dalam mulutnya dengan sesekali memejamkan matanya mengekpresikan rasa setiap suapan nasi yang dia kunyah, Alex hanya bisa menelan ludah melihatnya. Arie tersenyum tipis melihat air liur Alex yang hampir menetes.
"hey kau tuli ya..!!"
Tetap tak ada sahutan, Alex berdecak lalu bangkit dari duduknya,tanpa menyentuh roti bakarnya Alex melangkah meninggalkan Apartemen dengan kesal.
*****
Mobil sport hitam berhenti di depan perkantoran yang menjulang tinggi, seorang pria berkulit putih dengan karismanya yang membuat kaum hawa meleleh keluar dari dalam mobil, namun ada yang berbeda dengannya,muka kusut dan bersungut-sungut dia melangkah kesal menuju ruangannya tanpa memperdulikan semua sapaan karyawannya.
Braaak..
"dasar Vakum cleaner, apa apaan dia " Alex Mondar-mandir di dalam ruangannya. dia masih terbayang nasi goreng kecoklatan di piring Arie.
" marah aku pulang terlalu malam? apa dia kesal padaku?" Ah .. apa yang kita pikirkan" namun tanpa Alex sadari bibirnya menarik sudut ke atas.
drt....drt....
benda pipih milik Arie bergetar menunjukkan nama Tuan gila di layar ponselnya, dengan malas Arie menggeser ujung jari di layar ponselnya.
"hemh...."
"apa Hem..Hem.. yang sopan"
"iya.. ada apa"
"aku mau kau ke kantor jam 11 tepat, bawakan aku nasi goreng persis seperti tadi pagi"
"tidak.. tidak...aku tidak mau"
"ini perintah, dan aku tidak menerima penolakan"
"perintah... aku bukan pembantu mu, aku bilang tidak ya tidak"
"ck.. Ipul akan mengantar mu"
"tapi..."
"kalau tidak.... tidak ada gaji bulan ini dan ada tambahan denda" ucap Alex di ujung telepon sambil tersenyum miring.
"cihh.. iya iya cerewet"
tut...tut...
"dasar orang gila" umpat Arie sambil mengepalkan tangannya ke udara.
Jam 11 tepat Arie sampai di kantor, tentu dengan memakai pakaian yang pantas, inilah yang membuat Arie kesal dia harus berdandan rapi menangkal kan dasternya yang nyaman untuk menjaga nama baik Alex, ya iyalah apa kata dunia liat istri Presdir ke kantor pake daster. untungnya Kakek Wu mengirimkan beberapa baju padanya, ah Kakek mertua yang hebat.
setelah mendapat arahan dari resepsionis di depan Arie mulai melangkah menuju ruang kerja Alex.
Braaak
pintu terbuka dengan kasar, membuat dua orang pria yang sedang berbincang di dalam terkejut.
"Alex ini" Arie terhenti saat melihat ada orang lain dalam ruangan itu.
"maaf rupanya ada tamu" Arie tersenyum canggung.
"tidak apa apa sayang" ucap Alex lembut.
"sayang sayang gombal mukiyo" batin Arie.
Alex bangkit dari duduknya berjalan mendekati Arie, melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Arie dari samping, membuat mata Arie membulat sempurna.
"Tuan Arow perkenalkan, istri saya Arie" Alex sedikit mendorong tubuh Arie agar berjalan mendekat pada tamunya yang duduk di depan meja kerjanya.
"ah iya" Arow tersadar dari lamunannya, ia bangkit dan mengulurkan tangannya. dia masih tak berkedip menatap Arie. Arie menjabat tangan Arow membuat Arie tersadar kembali.
"Arie" ucap Arie dengan senyum manis.
"Arow" Arow masih menatap lekat pada Arie, Alex merasa tidak nyaman dengan cara Arow menatap Arie.
"Ehem" Alex sengaja berdehem keras membuat, tangan yang menyatu terlepas seketika. Arie merasa canggung karena Arow terus menatap nya dengan lekat. Alex semakin mempererat pelukannya, membuat Arie merasa tidak nyaman. tapi dia hanya bisa pasrah dengan perlakuan Alex.
"Nyonya Wang apa Anda tidak mengingat saya" ucap Arow tiba tiba.
"apa maksud Anda bukankan ini pertama kalinya kita bertemu" jawab Arie heran.
"Anda tidak sengaja menabrak saya waktu di TPU, " jelas Arow menyiratkan rasa kecewa di wajahnya.
"TPU tempat apa itu?"
"pemakaman umum"bisik Arie tepat di telinga Alex di sambut bibir Alex yang perlahan membentuk huruf o.
"o Anda pria bunga mawar, maaf waktu itu saya tidak melihat wajah Anda"
"tidak masalah, dan sepertinya saya harus pergi, saya tidak mau mengganggu waktu kalian berdua, tapi saya harap Tuan Alex tidak keberatan kalau saya mengundang Anda untuk makan malam"
"baiklah, kapan?!"
"bagaimana kalau malam ini"
"baiklah kami akan datang"
"untuk tempatnya akan saya beritahu nanti, kalau begitu saya permisi" Arow pun meninggalkan ruangan Alex.
"Ehem.. tangannya sudah boleh di lepaskan Tuan" ketus Arie.
"o .. hehehe" Alex melepaskan tangannya dari pinggang Arie. Arie melangkah kesal dan mendaratkan bokongnya di sofa, Alex menyusul Arie dan duduk mepet di sampingnya.
"apa sich dekat dekat cepat makan" ujar Arie dengan kesal membuka kotak makanan yang tadi di bawanya.
"kapan kau ke apa tadi TPP"
"TPU"
"iya sama saja"
"aku...mampir sepulang dari pasar, aku ke makam nenek" ucap Arie dengan Wajah sendu.
"kau pergi tanpa minta izin dariku, sebagai hukumannya suapi aku" ucap Alex dengan senyum miring di bibirnya.
"apa apaan sich, kau bisa makan sendiri, apa tangan mu sudah tidak berfungsi hemh"
"suapi atau denda"
"iya iya suapi" Arie mulai menyendok nasi goreng dan mendekatkannya ke mulut Alex. dengan menggerutu Arie menyuapi pria menyebalkan itu.
Bagi Alex lebih baik mendengar Arie menggerutu daripada melihat wajah sendunya, entah kenapa dia tidak suka sangat tidak suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Isna Maria Prianti
ada yang lagi jatuh cinta nih😂
2024-03-19
0
MustikaDyahSukmawati[BundaIke]
Alex mulai : BuCin , BuKas , BuSay & BuBely ❤️🧡💛💚💙💜🤎🤍♥️
2022-01-18
0
👊🅼🅳💫
waahh..kode2 bucin mulai muncul
2022-01-17
0