Matahari mulai merangkak naik namun sepertinya Tuan mata sipit masih enggan membuka matanya, dia masih meringkuk dalam selimutnya yang nyaman mungkin dia kelelahan setelah pertemuannya dengan zombie semalam. Mata sipit itu kini mulai terbuka, mengedipkan matanya beberapa kali mencoba menetralkan cahaya yang masuk, ia pun bangkit dari tidurnya dan meraih ponsel di nakas.
"sial..." dia pun meletakkan ponselnya kembali dan bergegas pergi membersihkan diri, ya hari ini adalah hari pertama masuk kantor setelah dua hari cuti pengantin baru, meskipun dia CEO namun dia tidak pernah sekalipun terlambat datang.
"sssshhhh.... wanita kanibal sial" rasa perih terasa saat luka pundaknya terkena guyuran shower. setelah selesai membersihkan dirinya Alex segera bersiap ke kantor, dengan kemeja panjang biru muda dan Jas hitam, perfect.
Alex pun keluar dari kamarnya menemukan kekacauan di ruang tamu yang di hasil dari keributan tengah malam kemarin.
"hey...hey...bangun" Alex mengoyang goyangkan tubuh Arie yang meringkuk di lantai, dengan kotak sisa makanan berceceran di sampingnya.
"emh.. apa" Arie mulai menggeliat bangun.
"CK...jorok sekali, bersihkan semua ini sekarang" Alex berdecak kesal, meskipun Alex hidup sendirian tapi rumahnya tidak pernah dalam keadaan berantakan seperti sekarang.
"emh...iya iya" Arie mulai membangkitkan diri meregangkan otot-otot tangannya dan membuka lebar mulutnya " Hoooam"
"astaga... tutup mulutmu itu" Alex menatapnya jijik dan berlalu meninggalkan Arie. Arie menggaruk rambutnya lalu mulai memunguti sampah.
flashback.
"aaaaaaaaaaa.. zombie lepaskan lepas"
teriak Alex sambil memejamkan matanya
pukk
sebuah pukulan mendarat di kepalanya.
"siapa yang kau bilang zombie, mana ada zombie pake daster"
Arie berdiri berkacak pinggang setelah melepaskan gigitannya.
"hmm.." hening sejenak Alex mulai membuka matanya,dan melihat penampakan makhluk yang sebenarnya.
"kau gila ya kenapa kau mengigit ku, dan kenapa gelap kau tidak bisa menyalakan lampunya hah"
"kau tahu aku sudah menunggumu sejak tadi dan kau baru kembali tengah malam Tuan Alex, untung saja aku tidak mati"
"apa kau tidak bisa keluar dan membeli sendiri, makanan mu, atau kau bisa pesan online" ujar Alex sambil mulai bangkit dari lantai.
"uangku habis" dengus Arie kesal.
"habis?, bukankah.. ah" Alex teringat kejadian di pasar, dan dia pun tidak meneruskan kalimatnya.
"dan aku tidak punya ponsel, dan aku juga takut pergi keluar sendiri" Arie mulai tertunduk, kejadian saat Alex menolongnya waktu itu masih lekat di memorinya, membuat dia enggan untuk keluar sendiri.
Melihat Arie yang tertunduk sebenarnya Alex juga merasa juga sedikit merasa bersalah karena terlalu asik dengan teman temannya sehingga dia lupa waktu. Alex pun melangkah kearah pintu dan memungut plastik hitam berisi kotak makanan yang tergeletak begitu saja, terjatuh saat Alex mengigitnya tadi.
"nich makan" Alex menyodorkan kantong plastik kepada Arie, Arie mendongakkan wajahnya dengan mata berbinar menerima bungkusan tersebut. Tanpa babibu Arie segera membongkar isi plastik mengeluarkan beberapa kotak makanan dan memakannya dengan lahap.
"pelan pelan, aku tidak akan merebutnya darimu," Alex tersenyum lucu melihat mulut Arie yang penuh dengan makanan sampai dia terlihat kesusahan untuk mengunyah.
"gadis pintar" Arie menepuk nepuk kepala Arie,dan menatapnya dengan lembut.
deg
Eh....lapo, kok Moro so sweet ngene, ojo GR Arie Iki refleks, Hem Alex cuma refleks. gumam Arie dalam hati, mulutnya terhenti sejenak menerima perlakuan manis dari Alex.
Arie pun menatap Alex kedua mata mereka saling beradu sepersekian detik, muka Alex terasa menghangatkan.
"ehem...aku istirahat dulu, " Alex membuang mukanya ke samping dam bergegas masuk ke dalam kamarnya.
Mata Arie mengikuti tubuh Alex yang meninggalkan nya sampai akhirnya berlalu disisi lain pintu kamarnya, ah .. Arie baru ingat Alex belum memberi tahu di kamar mana dia boleh tidur, namun perutnya masih perlu di isi, maka dia pun meneruskan melahap makanan.
Flashback off.
Turun dari mobil sport hitam miliknya pria tampan satu ini langsung jadi pusat perhatian kaum hawa di kantornya, bisik bisik semua orang tertunduk hormati saat dia melewatinya. namun seperti biasanya pangeran sipit itu tidak menghiraukannya. setelah sampai di dalam ruangannya sang CEO pun tengelam dalam pekerjaannya yang menumpuk setelah di tinggal cuti dua hari.
tok...tok .tok..
"permisi Tuan..."belum selesai sang sekretaris menjelaskan seorang pria sudah nyelonong masuk ruangan.
"hey .... Lex" seorang pria berbadan tegap berwajah Turki, menyengir di belakang sekertaris nya, di melangkah dengan santai lalu duduk di sofa. Alex memberikan isyarat pada sekertaris nya untuk meninggalkan mereka, sekertaris itu mengangguk dan meninggalkan ruangan Tuannya.
"bagaimana apa semuanya baik baik saja" tanya Alex dengan santai, ia memutar kursinya menghadap sahabatnya.
"baik apa, Nuwa mengamuk habis habisan, CK... kenapa kau tidak meneleponnya saja sendiri, dia terus saja meneror ku" dengus Daniel kesal, Alex menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.dia tahu pasti adiknya tidak akan menerima pernikahannya. sejak dia memutuskan untuk menikahi Arie Alex sengaja tidak menghubungi keluarganya karena Kakek berkata padanya hanya akan mengadakan pernikahan sederhana tapi Alex salah besar sederhana yang di maksud kakeknya benar benar jauh dari kata itu.
"kau siap siap saja untuk menerima persidangan dari ibu dan adikmu" Daniel bangkit dari duduknya dan mendekati Alex. " semoga telinga mu lepas dari tempatnya setelah hari ini" Daniel menepuk bahu sahabatnya.
Alex tampak meringis saat tangan Danil menepuk bahunya, membuat Daniel sedikit heran.
"apa istrimu seganas itu?" Daniel mengerutkan keningnya mencoba menerka.
"Hem ..dia hampir memakan ku hidup hidup" mengingat kejadian semalam Alex bergidik ngeri.
"ppffftttt.... hahahaha, seorang Alex... hahhaha" Daniel Benar benar tidak bisa menahan tawanya, sampai air matanya mulai keluar. Alex menatap tajam pada Daniel membuatnya berhenti tertawa.
"sorry..tapi aku harus berkenalan dengan istrimu, sepertinya dia wanita yang menarik"
"terserah....kalau tidak ada yang lagi yang mau kau bicarakan keluar sana aku sibuk" Ujar Alex.
"ok...ok..aku akan mampir lain kali, haaaahaa"Daniel melangkah keluar ruangan Alex dan melanjutkan tawanya yang sempat tertunda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Isna Maria Prianti
lanjut thor
2024-03-18
0
Iin Karmini
terjemaahin donk bhs jawa nya, suer aku ga ngerti...
2022-01-12
2
Kastinah
👍👍🥰
2022-01-11
0