Anak Genius CEO Tampan
Seorang gadis baru saja turun dari taksi di depan sebuah rumah sakit, dengan cepat dia berlari setelah membayar ongkos taksi itu. Kakinya terus berlari sepanjang lobi hingga lorong dengan berjajar pintu-pintu ruang rawat inap, membuat semua orang menatap nya, apalagi dia masih menggunakan seragam kerja nya.
Rumah sakit adalah tempat yang biasa gadis itu kunjungi, bahkan setiap hari, sejak satu tahun yang lalu, dimana sang Ayah di nyatakan Koma setelah mengalami kecelakaan, saat itu dunia nya terasa berhenti, dia hanya punya sang Ayah, dia tidak punya siapa-siapa lagi, Ibu nya pun sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu.
“Dokter...apa yang terjadi” tanya nya setelah memasuki salah satu ruangan, terlihat disana ada seorang dokter dan perawat yang biasa menangani ayahnya sedang berdiri cemas. Gadis bernama Aurora itu segera mendekat ke bangkar tempat Ayahnya berbaring.
“Aurora...maaf saya mendadak meminta mu kemari...” jawab sang dokter bername tag Laura Kim tersebut.
“tidak apa-apa dokter Laura...pasti ada hal penting yang ingin dokter katakan...” ujar Aurora tegar
“iya...ada sesuatu yang harus aku katakan pada mu...” Ujar Laura lembut.
“apa itu...Ayah ku baik-baik saja kan... apa ada kemajuan...” tanya Aurora beruntun.
“ti-tidak...Ayah mu masih sama seperti sebelumnya...tapi-
“tapi kenapa dokter...apa yang terjadi dokter... “ Aurora memotong perkataan Laura lebih dulu karena takut jika terjadi sesuatu pada Ayahnya.
“bukan masalah kesehatan Ayah mu... tapi masalah biaya rumah sakit...” Dokter Laura menatap Aurora sedih. “Pihak rumah sakit meminta mu untuk melunasi biaya nya... atau kau harus membawa Ayah mu pergi dari sini... “ lanjutnya Hati-hati.
“Apa...ba-bagaimana mereka bisa melakukan itu... Ayah ku kan belum sembuh... kenapa mereka malah menyuruh ku membawa nya...kalau masalah biaya... aku pasti akan bayar kok...aku sedang mengumpulkan uang... “ jelas Aurora frustasi dengan sedih.
“Maafkan saya Aurora...saya tidak bisa membantu dalam hal ini...” sesal Dokter Laura memeluk Aurora.
“Tolong katakan pada mereka dokter... beri saya waktu lagi... saya akan mencari uang nya... saya mohon...” mohon Aurora setelah melepas pelukan Laura.
“Tapi...
“ satu bulan...beri saya waktu satu bulan...saya mohon bantu saya dokter... “ sela Aurora memohon lagi, dengan segala keraguan, akhirnya Dokter Laura mengangguk mengiyakan.
“baiklah... kalau begitu saya harus menemui pihak rumah sakit untuk meminta waktu lagi...” ujar nya kemudian di angguki lemah oleh Aurora, Laura beranjak pergi hingga saat dia menghentikan langkah nya setelah membuka pintu, Laura kembali menatap Aurora yang tengah menggenggam tangan Ayahnya.
Setelah kepergian Dokter Laura, Aurora menarik kursi untuk duduk di samping bangkar sang Ayah, tangan nya menggenggam erat tangan laki-laki yang paling dia cintai itu, mata nya menatap sendu wajah lelap sang Ayah seakan tengah tertidur.
“Ayah...apa yang harus Rara lakukan... “ lirihnya bergetar, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
“bagaimana Rara bisa mencari uang sebanyak itu dalam satu bulan... “ lanjutnya putus asa, Aurora menundukkan kepalanya saat sudah tak mampu membendung air mata nya.
Aurora Moon, putri tunggal dari Johny Moon, pemilik salah satu perusahaan travel terkenal di indonesia, walaupun bukan kalangan yang elit, setidaknya hidupnya serba kecukupan, perusahaan yang Ayah nya bangun dari nol, sudah berkembang pesat hingga saat ini.
Namun semuanya berubah 180 derajat satu tahun yang lalu, Saat Ayah nya mengalami kecelakaan dan di nyatakan koma, semua harta kekayaan bahkan perusahaan tiba-tiba beralih ke tangan Giovani, adik dari sang Ayah.
Bahkan pamannya itu juga mengusir Aurora dari rumahnya dan tidak memberi uang seperpun, bahkan untuk biaya rumah sakit. Untung nya Aurora bisa tinggal di Asrama, namun dia harus bekerja keras mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit sang Ayah, juga untuk sehari-hari dan biaya kuliah, jadi hingga sekarang Aurora masih mampu membayar sedikit demi sedikit biaya rumah sakit, dan akhirnya menumpuk seperti sekarang.
“tidak...Ayah jangan khawatir... Rara akan melakukan apapun untuk Ayah...” ucapnya kemudian setelah sedikit tenang dan segera menghapus jejak air mata di pipinya.
Disisi lain
Seorang pemuda tengah duduk dengan malas di hadapan seorang pria paruh baya. Mereka berada di ruang kerja di kediaman Victory.
“datang lah ke kafe star...temui gadis yang sudah di pilihkan ibu mu...” ujar yang lebih tua dengan menyodorkan selembar foto.
“aku tidak tertarik” jawab pemuda itu malas.
“Aprilio...kalau kau begini terus...kapan kau akan menikah... lihatlah teman-teman mu bahkan sudah memiliki anak...” ujar pria paruh baya itu frustasi.
“Nicho belum...” jawab yang lebih muda dengan santai.
“ya itu karena kamu yang menyuruhnya kerja terus... jadi tidak ada waktu untuk mencari istri...” ucap yang tua kesal.
“tuan Dion yang terhormat...saya masih belum ingin menikah...dan berhenti menjodohkan ku dengan wanita-wanita gila itu...” balas Aprilio tak kalah kesal.
“lalu kapan kau menikah...Papa ingin merasakan rasanya punya cucu...apa kau mau Papa mati sebelum melihat anak mu... “ ujar nya sedih, tapi di balas dengan decakan malas oleh sang putra.
“Papa ingin cucu kan... baiklah... aku akan berikan...” jawab santai.
“benarkah...kau mau menikah...apa kau sudah ada calon istri... siapa... kenalkan pada Papa... “ tanyanya berbinar senang.
“siapa yang bilang akan menikah...” elak pria bernama Aprilio Victory itu.
“loh...tadi kau bilang-
“aku hanya bilang akan memberi mu cucu...bukan menikah...” Aprilio segera memotong perkataan sang Ayah.
“Apa... jangan bilang kau mau adopsi anak...” pekik nya, “Papa tidak setuju...Papa mau nya anak kandung mu...keturunan asli dari keluarga Victory... bukan anak adopsi...” jelasnya menggebu-gebu.
“tenang saja...bukan adopsi...” Sekali lagi Aprilio menjawab dengan sangat santai.
“lalu... bagaimana cara nya” tanya sang Papa bingung, namun Aprilio hanya mengangkat kedua bahunya dan berdiri dari duduknya.
“bagaimana caranya...itu urusan ku...” ujarnya dengan beranjak pergi, bahkan tidak menghiraukan panggilan tuan Dion.
Setelah keluar dari ruangan, disana sudah ada Nicholas, Asisten sekaligus Sahabatnya sejak di universitas. Nicholas adalah orang yang mengatur dan membantu segala hal untuk Aprilio.
“Nic...carikan gadis yang mau hamil tanpa menikah...” ujar nya santai dengan berjalan lebih dulu disusul Nicholas di belakangnya.
“Apa...Jangan bercanda...kau gila ya” pekik Nicho tak percaya, membuat Aprilio menghentikan langkahnya, yang otomatis membuatnya juga ikut berhenti.
“memang aku terlihat sedang bercanda...” tanya Aprilio berbalik menatap Nicho dengan tajam.
Begitulah Aprilio, laki-laki dingin dan cuek, sekalipun dengan orang terdekat, tak ada candaan atau bantahan jika dia sedang menginginkan atau memutuskan sesuatu.
“oke oke...jelaskan dulu pada ku maksudnya... “ ucap Nicholas sambil menunjukkan tanda peace dengan kedua tangannya.
“nanti aku jelaskan di kantor” Aprilio segera berbalik dan melanjutkan langkahnya lagi membuat Nicholas menghela nafas lega, lalu kembali mengikuti berjalan di belakang Aprilio.
Beberapa hari kemudian
“kau yakin dia gadis baik-baik” tanya seorang pria sambil menyilangkan satu kaki nya.
“ya...aku dia juga pintar...karena dari data yang aku dapat...setahun terakhir dia sering mengikuti olimpiade pengetahuan...dan mendapat juara dan uang untuk biaya rumah sakit Ayah nya .” jelas pria lain yang duduk tidak jauh darinya.
“benarkah...aku jadi penasaran dengan bagaimana wajah dan penampilannya...” ujarnya mengangguk-angguk.
“tuan Aprilio yang terhormat... bukankah saya sudah kirim data dan foto nya pada mu kemarin...” tanya balik asisten nya, Nicho dengan kesal.
“ya... tapi aku sibuk...jadi tidak membaca nya... “ jawabnya santai sambil mengangkat bahunya.
“astaga... kalau begitu... nanti kau tanya langsung saja pada orang nya...” ujar Nicho kesal.
“itukan tugas mu...” jawab nya santai
“aku sudah melakukan tugas ku selama seminggu di luar jam kantor...dan kau bahkan tidak membaca data yang aku kirim...kau ingin aku mengundurkan diri... huh” kesal Nicho frustasi.
“ck...jangan berlebihan...nanti aku transfer bonus untuk mu...” ujar Aprilio santai.
“benarkah...oke... biar aku yang berbicara dengan nya dan kau cukup mengawasi saja...” jawab Nicho berubah berbinar setelah mendengar bonus.
“dasar-
Ucapan Aprilio terhenti saat terdengar ketukan pintu dan pintu terbuka, menampilkan sosok gadis berpakaian dress sederhana dengan make up natural, untuk beberapa saat mata mereka saling bertemu.
**Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
your boss
titip sendal dulu, kalo ada waktu nanti baca lagi
2023-10-07
1
Rizky prasetyor862@gmail.com
izin mampir thor 🙏🙏🙏🙏
2021-12-21
2
Emma The@
Masih menyimak Thor
2021-12-06
1