Felix keluar dari kamar Antonio dengan kondisi linglung, bingung dan melamun. hingga suara Aurora menyadarkan nya.
"kau mau kemana" tanya Aurora yang ternyata masih bersantai di sofa menonton TV.
"e-oh apa" tanya Felix tersadar, membuat Aurora menggelengkan kepalanya
"aku tanya kau mau kemana..." ujar Aurora mengulang pertanyaan dan berdiri. "kenapa melamun..." lanjutnya berjalan ke arah Felix.
"ah tidak tidak... tidak ada apa-apa" elaknya cepat
"jangan berbohong...apa Nio meminta sesuatu pada mu..." tebak Aurora
pertanyaan Aurora kembali membuat Felix mengingat semua pembicaraan nya dengan Antonio, hingga tanpa sadar membuat nya kembali melamun.
"Felix" panggil Aurora menyadarkan Felix dari lamunannya, mata Felix menatap Aurora dengan sendu.
"Ra...kau ingin tau masa lalu mu...atau tidak..." tanya Felix serius membuat Aurora sempat terkejut.
"kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang masalah ini..." tanya Aurora balik
"Antonio... tadi bercerita bagaimana kau selalu terlihat gelisah saat keluar rumah jika hanya berdua...itu terjadi setelah kau bertemu perempuan waktu itu..." jelas Felix sedikit berbohong, walaupun itu juga yang di bahas dengan Nio, tapi lain dengan niat yang dia tanyakan.
"perempuan yang membenci ku itu ya..." ujar Aurora setelah menghela nafas panjang dan berjalan kembali ke sofa. "jujur...aku menjadi takut dengan masa lalu ku setelah bertemu perempuan itu..." lanjutnya sendu
"takut...kenapa" tanya Felix bingung
"aku takut...kalau ternyata...dulu aku orang jahat yang memiliki banyak musuh...atau...aku sering menyakiti orang lain...jadi banyak yang membenci ku..." jelas Aurora sedih
"tidak Ra...itu tidak mungkin..." sela Felix cepat
"kenapa tidak mungkin... lihat saja apa yang terjadi... kecelakaan 6tahun yang lalu...dan tidak ada yang mencari ku... kemudian perempuan yang membenci ku...itu sudah cukup membuktikan...jika masa lalu ku tidak baik Felix..." jelas Aurora menggebu-gebu
"tidak Ra...aku tidak percaya kalau kau orang seperti itu..." ujar Felix yakin. "baiklah...aku akan membantumu mencari informasi tentang masa lalu mu..." lanjutnya
"tidak perlu Felix...aku sudah tidak peduli dengan itu..." cegah Aurora lebih dulu
"lalu apa yang akan kau lakukan...kau akan seperti ini terus...kau tidak ingin menjalani kehidupan rumah tangga yang sebenarnya...kau boleh saja tidak menerima ku Ra... tapi setidaknya...cari orang yang benar-benar bisa membuka hatimu...yang kau cintai...yang mencintaimu...dan berikan Nio keluarga yang sebenarnya...bukan keluarga palsu seperti yang kita jalani selama ini..." ujar Felix yang sekarang mengatakan dengan penuh ketegasan namun tersirat sedikit kekecewaan
Aurora terdiam, tidak bisa berkata apa-apa lagi, semua yang di ucapkan Felix benar, seharusnya Aurora tidak egois, ada Antonio yang harus dia pikirkan kedepannya, Aurora tidak akan bisa menyimpan semua masalah ini untuk selamanya, Antonio akan tumbuh besar dan akan mulai mengerti apa yang terjadi pada orang tuanya. lalu apa yang akan terjadi jika Antonio mengetahui jika Felix bukan Papa kandung nya, dan kedua orang tuanya tidak benar-benar menikah. itulah yang di pikirkan Aurora, tanpa dia tau, jika putranya memiliki pemikiran lebih dewasa daripada anak seusianya.
Keesokan harinya
Antonio dan Felix sudah berada di dekat perusahaan Aprilio sejak beberapa menit yang lalu. Antonio akan berpura-pura tersesat dan tidak sengaja bertemu dengan Aprilio. setelah beberapa menit mengintai akhirnya Antonio memilih untuk turun dari mobil.
"Nio yakin" tanyanya saat Antonio membuka pintu dan akan beranjak turun.
"iya Pa... jangan khawatir" Antonio menjawab dengan yakin membuat Felix akhirnya menghela nafas pasrah, kemudian mengizinkan Antonio untuk turun.
Setelah turun dari bus, Antonio berjalan menjauh ke arah perusahaan Victory, sedangkan Felix hanya menatap punggung Antonio yang semakin menjauh, dan akhirnya pergi dari sana.
Antonio memasang wajah polosnya saat menatap tinggi nya gedung itu. Kagum, tentu saja. bahkan Antonio sedikit merasa bangga, karena gedung tinggi itu milik keluarga Victory, keluarga Papa kandung nya.
Setelah beberapa menit kemudian, terlihat sebuah mobil berhenti tepat di depan pintu masuk, Tidak lama keluar lah Aprilio, namun dari pintu lain, juga keluar seorang pria paruh dan itu membuat Antonio tertegun. Dia tidak menduga juga akan bertemu dengan Kakeknya disini, pria paruh baya yang Antonio dan Aurora tolong saat di taman waktu itu.
"hey... bukankah kau yang waktu itu menolong ku... bersama ibu mu..." Antonio tersadar dari lamunannya saat tuan Dion sudah berada di depannya, membungkuk sebentar menatapnya.
"oh...kakek yang di taman waktu itu ya..." jawab Antonio, tuan Dion mengangguk tersenyum. "bagaimana keadaan kakek..." lanjutnya.
"aku baik-baik saja sekarang... lihatlah" jawab tuan Dion sedikit merentangkan kedua tangannya.
"syukurlah kalau begitu"
"Papa mengenal anak kecil ini" tanya Aprilio tiba-tiba setelah ikut mendekat.
"dia dan ibunya yang menolong Papa...yang Papa ceritakan waktu itu..." jelas tuan Dion antusias
"oh begitu..." Aprilio mengangguk paham, kemudian beralih menatap Antonio. "hey anak kecil...kau ingat dengan ku...kita bertemu di supermarket..." lanjutnya bertanya setelah mensejajarkan tinggi nya dengan Antonio.
"ah paman yang membantu mengambil Snack waktu itu ya..." jawab Antonio polos, Aprilio mengangguk tersenyum.
"apa yang kau lakukan disini..." tanya Aprilio kemudian
"sepertinya aku tersesat" ujar Antonio santai, membuat kedua orang yang lebih tua itu terkejut.
"bagaimana bisa... memangnya kau tadi bersama siapa..." tanya tuan Dion panik
"tadi aku sedang menunggu Papa... karena bosan...jadi aku jalan-jalan...eh ternyata aku berjalan terlalu jauh..." jawaban Antonio yang polos dan santai, membuat kedua orang di depannya tertegun tak percaya.
"astaga...kau ini anak kecil...tapi di saat tersesat seperti ini...kau terlihat tidak takut sama sekali..." ujar Aprilio sambil menggelengkan kepalanya.
"hey Lio...kau terlihat seperti seorang Ayah yang sedang memarahi anak nya..." sela tuan Dion lebih dulu, membuat Aprilio dan Antonio refleks beralih menatapnya.
"Apa maksud Papa..." tanya Aprilio tidak mengerti
"orang lain pasti mengira jika kalian berdua itu Ayah dan Anak..."
"Papa jangan sembarangan"
"kau tidak percaya... lihatlah wajah anak ini...terlihat sama seperti mu saat kecil dulu..." ucapan tuan Dion membuat Aprilio beralih menatap Antonio dan memandangi nya lekat. "bahkan... sikapnya yang tenang dan berani itu...sama dengan mu..." lanjutnya.
"sebenarnya...aku juga merasa seperti itu sejak bertemu dengan nya pertama kali..."
"benarkan... jangan-jangan...kau pernah menghamili seseorang ya..."
"Bagaimana mungkin...aku saja tidak pernah sudi dekat-dekat wanita selama ini...mungkin kalau..." Aprilio menghentikan ucapannya saat teringat seseorang dan kejadian 6tahun lalu.
"siapa nama mu..."
"Antonio"
"berapa usia mu..."
"5tahun"
"kau lahir bulan apa..."
"eem... bulan Desember"
Aprilio terdiam sejenak, karena beberapa jawaban Antonio tadi, mengarah ke kejadian beberapa tahun yang lalu. sedangkan Antonio begitu santai menjawab dan sengaja memberikan petunjuk.
"siapa nama orang tua mu..." tanya Aprilio lagi
"Papa Felix...dan Mama Aurora..." Antonio mencoba setenang mungkin mengucapkan dan sengaja mengatakan nama Felix lebih dulu.
"Aurora...apa marganya Moon...Aurora Moon" tanya Aprilio beruntun terburu-buru.
"entahlah...setau ku...Mama menggunakan marga Papa...yaitu Yang... Aurora Yang..." jawab Antonio santai, namun justru membuat Aprilio semakin terkejut mengetahui sesuatu.
"Apa...marga Papa mu... Aurora menikah dengan Papa mu...apa Papa mu itu...Papa kandung mu..." tanya Felix bodoh, karena tidak percaya dengan apa yang di kawasan Antonio.
"tentu saja...mereka kan orang tua ku...dan selalu bersama ku sejak kecil..." jawab Antonio menahan ucapan nya agar tidak keceplosan.
"hah aku mengerti..." Aprilio menghela nafas kecewa dan mengangguk lemah, "tentu saja dia sudah menikah...mana mungkin dia menunggu ku..." gumamnya lirih, namun ternyata bisa di dengar Antonio yang berada di depannya.
"Lio ada apa..." tanya tuan Dion yang tidak mendengar suara Aprilio
"tidak ada apa-apa...aku akan membantu nya menghubungi orang tua nya...Papa lebih baik menunggu di ruangan ku saja..." ujar Aprilio perhatian.
"baiklah... tunggu sampai orang tua nya datang... mengerti..." ujar tuan Dion memperingatkan seperti layaknya kakek yang mencemaskan cucu nya. Aprilio memutar bola matanya malas mendengar ucapan Papa nya. "Antonio...kakek masuk dulu ya...kalau kita ketemu lagi...kakek akan mentraktir mu makan... bagaimana..." lanjutnya beralih ke Antonio, bocah 5 tahun itu mengangguk antusias.
"boleh boleh... makanan yang enak..." jawab Antonio berbinar, membuat tuan Dion terkekeh gemas.
"tentu... kakek akan traktir makanan yang enak..." mengusap kepala Antonio sayang, "kakek masuk dulu ya..." Antonio mengangguk, setelah itu, tuan Dion beranjak memasuki perusahaan, meninggalkan Aprilio dan Antonio.
"jadi...apa kau tahu alamat rumah mu...atau Jalannya...aku akan mengantarmu pulang..." tanyanya beralih ke Antonio setelah tuan Dion masuk. tentu saja ada maksud lain dalam pertanyaan Aprilio, dia ingin tau rumah Antonio, karena mungkin saja, itu Aurora yang sama.
"aku tidak tahu...aku juga masih belum hafal jalannya... karena kami baru saja pindah ke sini..." jelas Antonio senatural mungkin.
"baru pindah" tanyanya ulang, Antonio mengangguk, "lalu... sebelumnya kau tinggal di mana..." tanya Aprilio penasaran.
"sebelumnya kami tinggal di desa...dan kami pindah kemari baru beberapa hari yang lalu..." jelas Antonio, Aprilio mengangguk mengerti, dan sempat terdiam sesaat.
"apa kau ingat nomor ponsel orang tua mu..." tanyanya kemudian beralih mengeluarkan ponselnya.
"tentu saja" jawab Antonio sambil mengulurkan tangannya meminta, Aprilio yang mengerti, segera memberikan ponselnya pada Antonio.
"halo Papa"
...
"maafkan aku... sekarang aku ada di depan Victory Corp..."
...
"iya...aku akan tetap disini sampai Papa datang..."
...
Aprilio menatap lekat bagaimana Antonio berbicara dengan seseorang di seberang sana. Dia benar-benar merasa dekat dengan bocah ini, bahkan wajah dan banyak hal-hal yang mengarah pada Aurora, perempuan yang di Cintai 6tahun lalu.
Beberapa menit kemudian, sebuah mobil berhenti dan seseorang turun dan berlari ke arah Antonio, lalu memeluk nya. itu adalah Felix.
"Papa" pekik Antonio bahagia dan membalas pelukan Felix.
"Nio tidak apa-apa..." tanyanya setelah melepaskan pelukannya.
"Nio tidak apa-apa...ada paman ini yang menolong Nio..." ujar Antonio menunjuk ke arah Aprilio.
"oh Halo tuan...saya Felix... terima kasih atas bantuannya..." sapa Felix ramah dan sopan.
"iya...saya Aprilio...apa dia benar anak anda..." tanya Aprilio datar, tak bersahabat.
"tentu saja tuan...dia anak saya...kenapa anda bertanya seperti..." tanya Felix balik dengan nada tidak suka.
"maaf...saya tidak bermaksud begitu...hanya saja...kalian terlihat tidak mirip..." elak Aprilio lebih ramah.
"ah begitu..." Felix mengangguk mengerti. "memang sudah banyak orang yang bertanya seperti itu...Antonio memang tidak mirip dengan ku...tapi dia mirip dengan istri ku..." lanjutnya mencoba memanasi.
Aprilio terdiam, merasa kecewa dan takut menerima kenyataan jika ternyata benar Aurora sudah menikah, lalu bagaimana dengan nya, apa yang harus dia lakukan.
"tuan Aprilio...kalau begitu kami permisi dulu..." ucapan Felix menyadarkan Aprilio dari lamunannya, dan mengangguk pelan tak sanggup mengucapkan apapun lagi. bahkan saat Antonio melambaikan tangan untuk berpamitan, Aprilio hanya tersenyum menanggapi nya.
Mata Aprilio tak lepas sedikit pun dari punggung Antonio dan Felix yang berjalan menjauh dan memasuki mobil. lalu dengan langkah gontai, Aprilio memasuki perusahaan dengan banyak pertanyaan di pikirannya.
**Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Windi Uncu
lah emng nya dia gk tau knpa aurora bisa pergi dri apart
2022-08-27
0
Umi Ningsih Mujung
❤️❤️❤️
2021-08-28
1