NovelToon NovelToon

Anak Genius CEO Tampan

Bab 1

Seorang gadis baru saja turun dari taksi di depan sebuah rumah sakit, dengan cepat dia berlari setelah membayar ongkos taksi itu. Kakinya terus berlari sepanjang lobi hingga lorong dengan berjajar pintu-pintu ruang rawat inap, membuat semua orang menatap nya, apalagi dia masih menggunakan seragam kerja nya.

Rumah sakit adalah tempat yang biasa gadis itu kunjungi, bahkan setiap hari, sejak satu tahun yang lalu, dimana sang Ayah di nyatakan Koma setelah mengalami kecelakaan, saat itu dunia nya terasa berhenti, dia hanya punya sang Ayah, dia tidak punya siapa-siapa lagi, Ibu nya pun sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu.

“Dokter...apa yang terjadi” tanya nya setelah memasuki salah satu ruangan, terlihat disana ada seorang dokter dan perawat yang biasa menangani ayahnya sedang berdiri cemas. Gadis bernama Aurora itu segera mendekat ke bangkar tempat Ayahnya berbaring.

“Aurora...maaf saya mendadak meminta mu kemari...” jawab sang dokter bername tag Laura Kim tersebut.

“tidak apa-apa dokter Laura...pasti ada hal penting yang ingin dokter katakan...” ujar Aurora tegar

“iya...ada sesuatu yang harus aku katakan pada mu...” Ujar Laura lembut.

“apa itu...Ayah ku baik-baik saja kan... apa ada kemajuan...” tanya Aurora beruntun.

“ti-tidak...Ayah mu masih sama seperti sebelumnya...tapi-

“tapi kenapa dokter...apa yang terjadi dokter... “ Aurora memotong perkataan Laura lebih dulu karena takut jika terjadi sesuatu pada Ayahnya.

“bukan masalah kesehatan Ayah mu... tapi masalah biaya rumah sakit...” Dokter Laura menatap Aurora sedih. “Pihak rumah sakit meminta mu untuk melunasi biaya nya... atau kau harus membawa Ayah mu pergi dari sini... “ lanjutnya Hati-hati.

“Apa...ba-bagaimana mereka bisa melakukan itu... Ayah ku kan belum sembuh... kenapa mereka malah menyuruh ku membawa nya...kalau masalah biaya... aku pasti akan bayar kok...aku sedang mengumpulkan uang... “ jelas Aurora frustasi dengan sedih.

“Maafkan saya Aurora...saya tidak bisa membantu dalam hal ini...” sesal Dokter Laura memeluk Aurora.

“Tolong katakan pada mereka dokter... beri saya waktu lagi... saya akan mencari uang nya... saya mohon...” mohon Aurora setelah melepas pelukan Laura.

“Tapi...

“ satu bulan...beri saya waktu satu bulan...saya mohon bantu saya dokter... “ sela Aurora memohon lagi, dengan segala keraguan, akhirnya Dokter Laura mengangguk mengiyakan.

“baiklah... kalau begitu saya harus menemui pihak rumah sakit untuk meminta waktu lagi...” ujar nya kemudian di angguki lemah oleh Aurora, Laura beranjak pergi hingga saat dia menghentikan langkah nya setelah membuka pintu, Laura kembali menatap Aurora yang tengah menggenggam tangan Ayahnya.

Setelah kepergian Dokter Laura, Aurora menarik kursi untuk duduk di samping bangkar sang Ayah, tangan nya menggenggam erat tangan laki-laki yang paling dia cintai itu, mata nya menatap sendu wajah lelap sang Ayah seakan tengah tertidur.

“Ayah...apa yang harus Rara lakukan... “ lirihnya bergetar, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“bagaimana Rara bisa mencari uang sebanyak itu dalam satu bulan... “ lanjutnya putus asa, Aurora menundukkan kepalanya saat sudah tak mampu membendung air mata nya.

Aurora Moon, putri tunggal dari Johny Moon, pemilik salah satu perusahaan travel terkenal di indonesia, walaupun bukan kalangan yang elit, setidaknya hidupnya serba kecukupan, perusahaan yang Ayah nya bangun dari nol, sudah berkembang pesat hingga saat ini.

Namun semuanya berubah 180 derajat satu tahun yang lalu, Saat Ayah nya mengalami kecelakaan dan di nyatakan koma, semua harta kekayaan bahkan perusahaan tiba-tiba beralih ke tangan Giovani, adik dari sang Ayah.

Bahkan pamannya itu juga mengusir Aurora dari rumahnya dan tidak memberi uang seperpun, bahkan untuk biaya rumah sakit. Untung nya Aurora bisa tinggal di Asrama, namun dia harus bekerja keras mencari uang untuk membayar biaya rumah sakit sang Ayah, juga untuk sehari-hari dan biaya kuliah, jadi hingga sekarang Aurora masih mampu membayar sedikit demi sedikit biaya rumah sakit, dan akhirnya menumpuk seperti sekarang.

“tidak...Ayah jangan khawatir... Rara akan melakukan apapun untuk Ayah...” ucapnya kemudian setelah sedikit tenang dan segera menghapus jejak air mata di pipinya.

Disisi lain

Seorang pemuda tengah duduk dengan malas di hadapan seorang pria paruh baya. Mereka berada di ruang kerja di kediaman Victory.

“datang lah ke kafe star...temui gadis yang sudah di pilihkan ibu mu...” ujar yang lebih tua dengan menyodorkan selembar foto.

“aku tidak tertarik” jawab pemuda itu malas.

“Aprilio...kalau kau begini terus...kapan kau akan menikah... lihatlah teman-teman mu bahkan sudah memiliki anak...” ujar pria paruh baya itu frustasi.

“Nicho belum...” jawab yang lebih muda dengan santai.

“ya itu karena kamu yang menyuruhnya kerja terus... jadi tidak ada waktu untuk mencari istri...” ucap yang tua kesal.

“tuan Dion yang terhormat...saya masih belum ingin menikah...dan berhenti menjodohkan ku dengan wanita-wanita gila itu...” balas Aprilio tak kalah kesal.

“lalu kapan kau menikah...Papa ingin merasakan rasanya punya cucu...apa kau mau Papa mati sebelum melihat anak mu... “ ujar nya sedih, tapi di balas dengan decakan malas oleh sang putra.

“Papa ingin cucu kan... baiklah... aku akan berikan...” jawab santai.

“benarkah...kau mau menikah...apa kau sudah ada calon istri... siapa... kenalkan pada Papa... “ tanyanya berbinar senang.

“siapa yang bilang akan menikah...” elak pria bernama Aprilio Victory itu.

“loh...tadi kau bilang-

“aku hanya bilang akan memberi mu cucu...bukan menikah...” Aprilio segera memotong perkataan sang Ayah.

“Apa... jangan bilang kau mau adopsi anak...” pekik nya, “Papa tidak setuju...Papa mau nya anak kandung mu...keturunan asli dari keluarga Victory... bukan anak adopsi...” jelasnya menggebu-gebu.

“tenang saja...bukan adopsi...” Sekali lagi Aprilio menjawab dengan sangat santai.

“lalu... bagaimana cara nya” tanya sang Papa bingung, namun Aprilio hanya mengangkat kedua bahunya dan berdiri dari duduknya.

“bagaimana caranya...itu urusan ku...” ujarnya dengan beranjak pergi, bahkan tidak menghiraukan panggilan tuan Dion.

Setelah keluar dari ruangan, disana sudah ada Nicholas, Asisten sekaligus Sahabatnya sejak di universitas. Nicholas adalah orang yang mengatur dan membantu segala hal untuk Aprilio.

“Nic...carikan gadis yang mau hamil tanpa menikah...” ujar nya santai dengan berjalan lebih dulu disusul Nicholas di belakangnya.

“Apa...Jangan bercanda...kau gila ya” pekik Nicho tak percaya, membuat Aprilio menghentikan langkahnya, yang otomatis membuatnya juga ikut berhenti.

“memang aku terlihat sedang bercanda...” tanya Aprilio berbalik menatap Nicho dengan tajam.

Begitulah Aprilio, laki-laki dingin dan cuek, sekalipun dengan orang terdekat, tak ada candaan atau bantahan jika dia sedang menginginkan atau memutuskan sesuatu.

“oke oke...jelaskan dulu pada ku maksudnya... “ ucap Nicholas sambil menunjukkan tanda peace dengan kedua tangannya.

“nanti aku jelaskan di kantor” Aprilio segera berbalik dan melanjutkan langkahnya lagi membuat Nicholas menghela nafas lega, lalu kembali mengikuti berjalan di belakang Aprilio.

Beberapa hari kemudian

“kau yakin dia gadis baik-baik” tanya seorang pria sambil menyilangkan satu kaki nya.

“ya...aku dia juga pintar...karena dari data yang aku dapat...setahun terakhir dia sering mengikuti olimpiade pengetahuan...dan mendapat juara dan uang untuk biaya rumah sakit Ayah nya .” jelas pria lain yang duduk tidak jauh darinya.

“benarkah...aku jadi penasaran dengan bagaimana wajah dan penampilannya...” ujarnya mengangguk-angguk.

“tuan Aprilio yang terhormat... bukankah saya sudah kirim data dan foto nya pada mu kemarin...” tanya balik asisten nya, Nicho dengan kesal.

“ya... tapi aku sibuk...jadi tidak membaca nya... “ jawabnya santai sambil mengangkat bahunya.

“astaga... kalau begitu... nanti kau tanya langsung saja pada orang nya...” ujar Nicho kesal.

“itukan tugas mu...” jawab nya santai

“aku sudah melakukan tugas ku selama seminggu di luar jam kantor...dan kau bahkan tidak membaca data yang aku kirim...kau ingin aku mengundurkan diri... huh” kesal Nicho frustasi.

“ck...jangan berlebihan...nanti aku transfer bonus untuk mu...” ujar Aprilio santai.

“benarkah...oke... biar aku yang berbicara dengan nya dan kau cukup mengawasi saja...” jawab Nicho berubah berbinar setelah mendengar bonus.

“dasar-

Ucapan Aprilio terhenti saat terdengar ketukan pintu dan pintu terbuka, menampilkan sosok gadis berpakaian dress sederhana dengan make up natural, untuk beberapa saat mata mereka saling bertemu.

**Bersambung

Anak Genius CEO Tampan

written by Blue Dolphin**

Bab 1.1

Flashback

1 minggu yang lalu

Aurora berada di rumah sakit setelah pulang kerja, untuk mengambil baju kerja malam nya yang dia tinggal di kamar rawat sang Ayah, sejak beberapa hari yang lalu, Aurora bekerja 2kali setelah di kafe, malam hari Aurora bekerja di sebuah minimarket dekat rumah sakit, karena jam nya melebihi batas aturan asrama, jadi mau tidak mau, Aurora harus tidur di rumah sakit.

Lelah, tentu saja. Namun mau bagaimana lagi, Aurora harus mencari banyak uang untuk melunasi biaya rumah sakit Ayahnya. Namun hasil dari 2pekerjaan itu tentu saja masih jauh, Aurora hanya pekerja parttime dan tempat kerja Aurora hanya tempat biasa, bukan kelas mewah. Tapi setidaknya Aurora harus bertahan dengan hal ini lebih dulu, sampai ada pekerjaan lain yang lebih baik.

“Ayah...Rara pergi kerja dulu ya...do’akan semoga Rara dapat uang yang banyak...” ujar Aurora sendu, kemudian mencium tangan dan pipi sang Ayah, menghela nafas berat sebelum akhirnya melangkah menuju sakit. Namun...

Klek

Pintu terbuka lebih dulu dari luar membuat Aurora terkejut.

“eoh dokter Laura...bukankah anda libur hari ini” tanya Aurora bingung saat melihat yang memasuki ruangan adalah dokter yang merawat Ayahnya.

“iya aku libur...aku kemari ingin bertemu dengan mu...” jawab dokter cantik itu.

“eoh...untung saja aku belum berangkat...” ujar Aurora.

“ya aku sengaja datang jam segini...karena aku tau kau pasti ada disini...” jelas yang lebih tua.

“ah begitu...lalu ada apa dokter ingin bertemu dengan ku... “ Aurora mengangguk mengerti.

“bisa kita bicara di ruangan ku saja... “ Ajak dokter muda itu

“tentu saja”

Aurora kembali mengingat bantuan yang di tawarkan Laura beberapa hari yang lalu, sebenarnya tawaran ini bisa di bilang gila, tapi sebanding dengan imbalannya yang juga gila, dan menurut Aurora masalah melunasi biaya rumah sakit dalam satu bulan juga gila, jadi Aurora pun memutuskan untuk melakukan hal gila agar bisa melunasi nya.

Dan disinilah Aurora yang sudah berdiri di depan gedung Apartemen mewah yang tidak bisa sembarang orang bisa memasukinya. Sempat ragu berkali-kali, namun Aurora lagi-lagi harus mengingatkan diri jika ini adalah jalan tercepat untuk mendapatkan uang, dan dia sudah melewatkan waktu seminggu tanpa hasil banyak, jadi biarkan dia mengorbankan diri demi sang Ayah.

Beberapa saat kemudian, setelah menghembuskan nafas panjang, Aurora berjalan memasuki gedung dengan akses kartu yang dia dapatkan dari Laura untuk bertemu seseorang dan membicarakan sesuatu secara pribadi dan rahasia di tempat ini.

Memasuki gedung, mata Aurora di buat terpukau dengan interior mewah dan luas itu, di dominasi dengan warna silver dan putih, serta hiasan ataupun lampu yang berkilau membuat nya benar-benar terlihat elegan.

“permisi...bisa saya bantu” suara lembut seorang wanita membuat Aurora tersadar dari rasa terpukau nya, berpaling ke arah suara, Aurora semakin terkagum dengan resepsitonis yang tengah berdiri dan tersenyum ramah pada nya, dengan perlahan Aurora berjalan mendekat.

“eem...itu...bisa saya bertemu dengan...” ujar Aurora ragu-ragu, namun kemudian memilih menunjukkan kartu akses yang di bawa tadi.

“eoh tentu...anda bisa scan kartu ini ke lift... dan lift itu akan membawa anda ke lantai yang ada tuju... “

Jelasnya ramah dengan menunjuk sebuah lift yang berada beberapa meter dari meja resepsionis, Aurora masih terlihat bingung, membuat Resepsionis bername tag Cindy itu kembali tersenyum. “setiap lantai hanya 1 penghuni...sampai disana akan ada orang yang akan membawa anda bertemu pemilik kartu ini... “ lanjutnya lagi menjelaskan.

“ah begitu...terima kasih” Aurora membungkuk sedikit untuk berterima kasih, dibalas hal yang sama oleh resepsionis, setelah itu Aurora berjalan ke arah lift dan melakukan seperti apa yang di ajarkan resepsionis tadi.

Didalam lift Aurora benar-benar tidak bisa tenang, keringat dingin, bahkan jantung nya berdebar kencang, Aurora mencoba mengatur nafas dan memejamkan mata membayangkan wajah sang ayah agar dia tidak mundur lagi untuk mengambil keputusan ini.

Ting

Lift berhenti dan pintu lift terbuka, Aurora terkejut saat beberapa meter di depannya ada sebuah pintu besar dan ada 2 bodyguard di samping kanan kirinya, membuat Aurora bertanya-tanya, siapakah orang yang akan dia temui.

“kenapa seperti rahasia banget...sampai di jaga bodyguard...apa aku di bohongi...bagaimana kalau ternyata pria tua yang mencari simpanan dan sembunyi-sembunyi dari istrinya... atau mungkin aku mau di jual dan di kirim jauh...

Aurora tertegun setelah masuk dan menatap sosok yang tengah duduk di sofa beberapa meter di depan nya, wajah tampan dengan mata coklat yang tajam dan surai nya yang hitam legam, rahangnya yang tegas, hidung mancung, dan Aura yang benar-benar terasa mendominasi, semuanya berbanding terbalik dengan Aurora, yang justru memiliki rambut coklat dan mata hitam yang besar, justru terlihat polos kata orang-orang di sekitar Aurora.

“Nona Aurora Moon...anda sudah datang...” Aurora segera memutuskan lebih dulu kontak mata mereka, dan beralih menatap orang yang menyapa dan menghampirinya, kemudian tersenyum menunduk memberi salam, “kenalkan saya Nicholas...Laura pasti sudah menceritakan tentang saya...” lanjutnya memperkenalkan diri.

“iya” jawab Aurora hati-hati.

“baiklah...silahkan duduk lebih dulu...” ujar nya mempersilahkan, tanpa berkata apapun Aurora hanya mengikuti dan duduk di sofa berseberangan dengan Aprilio.

“oke...perkenalkan lebih dulu...ini atasan saya tuan Aprilio Victory...” ujar Nicho memperkenalkan santai, namun berbeda dengan Aurora yang refleks menatap pria di depannya dengan terkejut.

“sepertinya anda tau siapa beliau” lanjut Nicho terkekeh melihat reaksi Aurora.

“te-tentu saja...siapa yang tidak mengenal keluarga Victory...” jawab Aurora pelan segera menundukkan kepalanya.

“jadi...seharusnya anda bisa percaya pada atasan saya...jika perjanjian ini bukan berniat untuk menipu atau merugikan orang lain...dan Laura pasti sudah memberitahu apa tujuan perjanjian ini...” jelasnya teliti.

“dokter Laura sudah memberitahu sedikit tentang masalah ini...tapi untuk lebih jelasnya lagi...dokter Laura meminta saya untuk langsung bertanya pada anda... “ ujar Aurora menjelaskan.

“baiklah...kalau begitu saya akan jelaskan...” ujarnya membuka sebuah map dan memberikannya pada Aurora. “tuan Aprilio ingin mendapatkan keturunan... tapi beliau tidak ingin ada status dengan siapapun...jadi beliau mencari orang yang mau mengandung dan melahirkan anaknya... dan memberikan kompensasi yang besar...” jelas Nicho

“la-lu...apa harus...em itu...melakukan itu...karena saya tidak mengerti dengan hal seperti itu...” ujar Aurora hati-hati, Aprilio dan Nicho saling pandang untuk beberapa saat, mengerti apa yang di maksud Aurora.

“asal anda tau nona... ini juga hal baru untuk saya... saya bukan orang yang suka jajan sana jajan sini... “ sela Aprilio tegas, Aurora sempat tertegun tak percaya mendengarnya, namun setelah itu menunduk meminta maaf.

“nona Aurora...karena ini pertama untuk tuan Aprilio...jadi beliau mencari orang yang juga mempunyai pengalaman yang sama...tapi jika anda tidak ingin dengan cara berhubungan badan...bisa dengan alternatif lain...”

“Alternatif lain...apa itu...” tanya Aurora polos

“inseminasi...tapi anda bisa mendapatkan uang nya...nanti...jika inseminasi itu berhasil...” jelas Nicholas

“be-rapa lama...” tanya Aurora ragu

“entah...mungkin sebulan atau lebih...” jawab Nicholas apa adanya.

“ta-tapi...saya membutuhkan uang nya secepat mungkin...setidaknya 2 atau 3 minggu lagi...” ujar Aurora sendu.

“kalau begitu dengan cara langsung saja...kita bisa langsung bayar biaya rumah sakit Ayah mu...setelah melakukan pemeriksaan...” jelas Nicho lagi.

“pemeriksaan apa dan untuk apa...” tanya Aurora bingung.

“tentu saja pemeriksaan tubuh tuan dan anda...untuk mengetahui sehat, subur atau tepat tidak nya untuk melakukan hubungan intim dengan hasil yang 100 persen berhasil...” Aurora kembali terkejut dengan ucapan Nicho yang frontal, benar-benar terlihat jika dia sama seperti atasan nya yang tidak pernah dekat dengan seorang perempuan.

“ah begitu...” Aurora mengangguk canggung.

Nicholas kembali menjelaskan berbagai peraturan atau hal-hal yang harus di lakukan dan tidak boleh di lakukan, karena ini perjanjian rahasia.

Setelah melalui sedikit pertimbangan dan persetujuan, akhirnya Aurora bersedia dan menandatangani perjanjian tersebut, Aurora bersyukur ini rahasia, hanya beberapa orang yang tau, setelah ini Aurora bisa tenang soal biaya rumah sakit Ayah nya, dan dia bisa tetap kuliah seperti biasa, setidaknya untuk 2 atau 3 bulan ke depan, namun entah bagaimana dan apa yang akan terjadi kedepannya nanti.

**Bersambung

Anak Genius CEO Tampan

written by Blue Dolphin**

Bab 1.2

Keesokan harinya

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Aurora ke kamar Ayah nya bersama Laura, sedangkan Aprilio dan Nicho pergi untuk mengurus semua biaya dan fasilitas medis Ayah Aurora, dan akan langsung kembali ke kantor.

Kira-kira 1jam kemudian, Nicho sudah menghubungi Aurora, dan mengatakan jika akan ada supir yang menjemputnya di depan rumah sakit, dan akan langsung mengantarnya ke Apartemen, disana juga sudah ada maid yang akan membantu Aurora.

Skip

Dan di sinilah Aurora, di Apartemen mewah milik Aprilio Victory untuk yang kedua kalinya, namun kali ini suasana nya terasa lebih berbeda, sepi tidak ada bodyguard berdiri berjajar, saat masuk tercium harum masakan khas rumahan.

Namun yang tidak berbeda, semuanya membuat Aurora tertegun kagum, semakin dalam Aurora semakin merasakan kemewahan Apartemen ini, Aurora menyusuri setiap sudut rumah itu, sampai lupa jika ada orang lain di sana.

“ini pasti nona Aurora” ucap seorang wanita paruh baya, membuat Aurora terkejut dan segera beralih menatapnya. “astaga...cantik sekali” pujinya setelah menghampiri Aurora dan mengusap pipinya lembut

“eem te-terima kasih” jawab Aurora tersipu.

“oiya...saya Bibi Chu...yang mengurus semua keperluan tuan muda...” ujar wanita paruh baya itu lembut, “bahkan sejak dia masih ngompol” lanjutnya setengah berbisik dan terkekeh, membuat Aurora ikut terkekeh.

“halo Bibi Chu...saya Aurora Moon...senang bertemu dengan anda...saya akan membantu anda mengurus tuan Aprilio...” ujar Aurora sopan sambil membungkuk sebentar

“hahaha...begitu ya...baiklah...saya akan ajari dan tunjukkan semuanya pada mu...” jawab nya senang, sebenarnya Bibi Chu tidak tau apa alasan tuan muda nya itu membawa perempuan, bahkan mengijinkannya tinggal, hal yang cukup langkah dan bahkan tidak pernah terjadi, tapi Bibi Chu tetap merasa senang, mungkin ini awal dari sesuatu yang baik untuk tuan muda nya memiliki pasangan dan keluarga.

Beberapa jam kemudian

Bibi Chu sudah menunjukkan setiap sudut apartemen ini, bahkan wanita paruh baya itu juga menceritakan semua tentang Aprilio, apa yang biasa di lakukan saat di rumah, lagu yang sering dia dengar hingga makanan yang dia suka.

Seperti saat ini, Aurora sedang memasak bersama Bibi Chu untuk makan malam, karena Aprilio biasa bekerja hingga malam setiap hari, dan terkadang lupa makan jika sibuk bekerja, jadi Bibi Chu akan memasak dulu dan kemudian kembali ke mansion besar keluarga Victory setelah Aprilio pulang kerja.

“Lio tidak suka makanan yang manis, dia juga tidak akan makan makanan yang berat saat makan malam seperti ini...hanya makan secukupnya untuk mengisi perutnya...” Bibi Chu bercerita panjang lebar tentang Aprilio dan hal-hal menyenangkan lainnya sambil memasak, Aurora hanya mendengarkan dan membantu.

“Bibi sudah bocorkan berapa banyak cerita tentang ku...” suara seseorang tiba-tiba membuat Aurora dan Bibi Chu terkejut. Ternyata itu orang yang mereka bicarakan, Aprilio.

“astaga...tuan muda... kau membuat kami terkejut...” omelnya memukul lengan Aprilio yang sudah berada di sampingnya.

“Bibi serius menceritakan semua tentang ku... hingga tidak dengar aku sudah datang...” kesal Aprilio.

“hahaha...iya...bibi terlalu senang...jadi tidak bisa berhenti berbicara...” jawab perempuan paruh baya itu dengan terkekeh.

“ck Bibi...senang kenapa...” Aprilio memutar bola matanya malas.

“akhirnya ada perempuan lain disini selain Bibi...” jawabnya antusias sambil melirik Aurora dan Aprilio bergantian

“Bibi ada-ada saja...aku akan mandi...setelah itu kita makan malam bersama...jadi Bibi bisa segera kembali dan istirahat...” Ujar Aprilio perhatian

“tidak...Bibi akan langsung kembali saja dan makan malam di mansion...kau kan sudah ada Rara yang mengurus...jadi Bibi bisa tenang...” tolak nya dan bersiap untuk pergi

“Tapi Bi...

“Sudah...cepat sana mandi...jangan lama-lama...nanti kasihan Rara terlalu lama menunggu mu...” selanya lebih dulu sambil mendorong tubuh Aprilio yang akhirnya pasrah menuruti nya. “oke... Bibi pulang dulu ya... Lio... Rara...” pamitnya, Aprilio hanya bergumam menjawabnya dan Aurora yang mengangguk dan mengatakan “hati-hati di jalan”

Aurora menatap kepergian Bibi Chu hingga menghilang di balik pintu, sampai tidak menyadari jika Aprilio tidak masuk ke kamar nya, tapi malah kembali ke meja makan.

“kita makan malam saja dulu...” ujarnya membuat Aurora terkejut.

“i-iya” jawab Aurora segera duduk mengikuti Aprilio yang sudah duduk di salah satu kursi berseberangan dengan nya.

Mereka makan dalam keheningan, hanya terdengar dentingan sendok dan piring, hingga akhirnya Aprilio lebih dulu menyelesaikan makannya.

“tolong bersihkan...saya akan mandi...setelah itu kau bisa kembali ke kamar mu...nanti saya ke sana...” ujarnya santai sambil langsung beranjak, tanpa menunggu jawaban Aurora.

Aurora sempat terkejut dengan perkataan Aprilio, namun akhirnya dia pasrah dan melakukan apa yang di katakan tuan muda itu.

Setelah membersihkan meja makan dan dapur, Aurora memasuki kamar yang memang sudah sempat di tunjukkan Bibi Chu tadi. Kamar mewah dengan segala perlengkapan wanita dari makeup hingga baju-baju. Aurora sudah melihatnya tadi, tapi masih saja membuat Aurora kagum.

Setelah cukup lama melihat-lihat koleksi baju yang berada disana, Aurora segera memilih salah satu baju tidur, yang entah sengaja atau tidak, semua sangat seksi, baju tidur berbahan satin halus dan brokat yang tembus pandang, menurut Aurora itu baju tidur untuk wanita bersuami, jadi dengan terpaksa Aurora memilih salah satu yang paling tertutup, dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit membersihkan diri, Aurora sempat bergelut dengan pikirannya sendiri untuk tetap memakainya atau tidak, tapi setelah memikirkan perjanjian itu, Aurora meyakinkan diri jika dia melakukannya untuk membalas kebaikan Aprilio setelah membayar biaya rumah sakit Ayah nya, jadi Aurora memilih memakainya, terlihat jelas jika baju tidur dengan harga mahal, kain nya yang dingin dan nyaman.

Aurora menghembuskan nafas berat, tapi karena bagian luar baju tidur itu terlalu panjang, Aurora memilih untuk memakainya saat keluar dari kamar mandi, karena takut basah, dengan perlahan Aurora keluar dari kamar mandi dengan memegang luaran baju tidur nya, namun saat berbalik, dia di kejutkan dengan seseorang yang sudah duduk di tepi tempat tidur nya.

Aurora dan Aprilio sama-sama mematung untuk beberapa saat, Aurora yang terkejut melihat Aprilio memakai baju santai, kaos dan celana pendek dengan rambutnya yang basah, tetap terlihat tampan. Tak berbeda jauh dengan Aurora, Aprilio juga tertegun melihat baju yang di kenakan gadis itu, tipis dan terbuka, bahkan hampir mengekspos tubuh putih milik Aurora, ini pasti kerjaan Nicho, karena tidak mungkin Aurora memiliki baju tidur seperti itu kalau bukan dari baju-baju di walk in closet yang di siapkan Nicho, Aprilio benar-benar ingin memukul kepala asisten sekaligus sahabatnya itu.

“ma-maaf tuan...saya tidak tau kalau anda ada disini...” Aurora lebih dulu memutuskan pandangan dan segera memakai luaran baju tidurnya, sedangkan Aprilio segera memalingkan wajahnya.

“ekhem... tidak apa-apa...” ujarnya kemudian memperbaiki duduknya. “duduklah ada yang ingin saya bicarakan” lanjutnya berusaha setenang mungkin, Aurora sempat ragu-ragu, namun akhirnya menuruti perkataan Aprilio dan perlahan duduk di samping Aprilio.

“em... saya tau ini pertama untuk mu... begitupun juga saya...tapi saya tidak ingin memaksa mu kalau kamu belum siap...” ujarnya serius

“tidak tuan...saya sudah menandatangani perjanjian dengan anda...anda juga sudah membayar biaya rumah sakit Ayah saya...jadi...mau tidak mau... siap tidak siap...saya harus siap melakukannya...” jelas Aurora yakin.

“kau yakin... “ tanya Aprilio memastikan.

“iya saya yakin...saya juga tau jika anda adalah orang baik...anda pasti sudah memikirkan solusi dan apa konsekuensi untuk ke depannya... “ ucap Aurora panjang lebar, namun dengan menunduk tak berani menatap Aprilio.

Sedangkan Aprilio menatap Aurora kagum, karena gadis muda seperti Aurora bisa berpikir dewasa, bahkan tidak seperti gadis-gadis anak orang kaya yang angkuh dan sombong. Aprilio sejenak menghembuskan nafas berat dan bergelut dengan pikirannya, hingga akhirnya dia memberanikan diri mengulurkan tangannya meraih dagu Aurora agar menatapnya, untuk beberapa saat mereka mengunci pandangan satu sama lain, Aprilio terpukau dengan mata hitam Aurora yang indah, berbeda dengan Aurora yang merasakan jantung nya berdebar saat menatap mata tajam Aprilio.

Aprilio perlahan, mendekatkan wajahnya ke wajah Aurora, dekat, semakin dekat, dan menyatukan bibirnya dengan bibir mungil Aurora.

Keesokan harinya

Aurora membuka matanya perlahan, badan nya terasa sakit semua, untung saja ini akhir pekan, jadi Aurora tidak perlu ke kampus, Aurora merenggangkan tubuhnya, namun tiba-tiba sebuah tangan memeluknya erat dan membuat tubuh nya menempel satu sama lain, bahkan wajah mereka berhadapan sangat dekat, Aurora membulatkan matanya terkejut dan tertegun melihat wajah tampan Aprilio di depannya, namun tiba-tiba kejadian tadi malam terlintas di pikirannya membuat Aurora merona malu, jadi dengan cepat Aurora melepas tangan Aprilio di pinggangnya dan turun dari tempat tidur, bergegas berlari ke kamar mandi.

Setelah pintu kamar mandi tertutup, Aprilio membuka matanya dan langsung mendudukkan dirinya bersandar di headboard tempat tidur.

Jantungnya berdebar, Aprilio tadi terbangun saat tangannya refleks memeluk Aurora, tapi dia tidak berani membuka mata saat merasakan tubuh mereka menempel, bahkan Aprilio bisa merasakan nafas Aurora yang dekat di depan wajahnya. Jadi Aprilio hanya bisa berusaha tenang dan berpura-pura tidur, kalau tidak, dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya.

“aish...ternyata apa yang di katakan dokter itu benar...” gumamnya frustasi, apa yang terjadi tadi malam adalah kejadian paling luar biasa yang di alami Aprilio seumur hidupnya, jika tadi malam Aprilio tidak bisa mengendalikan diri, dia benar-benar akan menghabisi gadis itu tanpa ampun.

(Jika sudah merasakan sekali...pasti akan ketagihan _ ucap dokter yang memeriksa Aprilio dan Aurora)

“ck...aku bisa gila kalau memikirkannya terus... “ lanjutnya frustasi karena ucapan dokter berputar di kepalanya, kemudian membuka selimut dan beranjak turun, namun sesuatu membuat nya tertegun sejenak.

“darah...darah pertama nya” gumam Aprilio tersenyum, melihat bercak darah di tempat tidur, dia sedikit merasa bangga, melakukan dengan orang yang juga pertama kali merasakan hal luar biasa.

**Bersambung

Anak Genius CEO Tampan

written by Blue Dolphin**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!