Nyonya Lan awalnya ragu, tapi kemudian langsung mengambil ponsel di tas yang dia bawa, "ini...lihatlah" setelah beberapa saat mengutak-atik ponselnya, Bibi Lan menunjukkan sebuah foto, dan itu membuat Aurora terkejut, karena foto yang di tunjukkan adalah fotonya, tapi entah foto kapan, Aurora tidak ingat.
"darimana Nenek mendapatkan foto ini..." sela Antonio lebih dulu, berbeda dengan Aurora yang tertegun.
"ini dari dokter saya...dia sedang mencari seseorang yang sudah 6tahun menghilang...jadi saya membantunya..." jelasnya, "dan...nama nya juga sama...Aurora...apa itu berarti...orang yang di cari dokter Laura...adalah kamu..." lanjutnya menebak
"ma-maaf... se-pertinya anda sa-lah orang...em...sa-ya lupa sebentar lagi suami saya pulang...permisi" Aurora gugup dan segera beranjak tanpa menunggu jawaban dari kedua wanita paruh baya itu.
Antonio hanya bisa mengikuti langkah Aurora yang membawanya kembali ke Apartemen mereka, bahkan Aurora langsung masuk ke kamarnya.
Sebenarnya Antonio sudah mengetahui siapa yang mencari Aurora. karena Felix menceritakan semua yang di cerita kan Nicholas saat bertemu dengan nya. tapi Antonio tidak tau jika semuanya akan secepatnya ini, Antonio takut jika Aurora semakin ketakutan dan berpikiran buruk.
Keesokan harinya
"Nio suka sekolahnya..."
"suka Pa..." jawab Antonio antusias pada Felix yang bertanya tadi.
Mereka sedang berada di salah satu sekolah TK tidak jauh dari Apartemen mereka, sebenarnya mereka bukan hanya berdua, tapi bertiga dengan Aurora, hanya saja Aurora terlihat lebih sedikit pendiam sejak kejadian kemarin.
"Ra...bagaimana menurutmu..." pertanyaan Felix menyadarkan Aurora dari lamunannya.
"e-eoh iya...bagus..." jawab Aurora singkat, tentu saja itu membuat Felix dan Antonio menatap Aurora sedih.
"baiklah...kita daftar sekarang...biar besok...Nio bisa langsung sekolah..." ucapan Felix membuat Antonio memekik bahagia, Aurora pun diam-diam tersenyum melihatnya, sejenak melupakan semua yang dia pikirkan.
1jam kemudian
Aurora membanting tubuhnya ke sofa, lelah tapi bukan karena perjalanan, melainkan karena pikirannya yang selalu di hantui tentang masa lalunya.
Aurora kembali ke apartemen sendirian, karena Felix memintanya untuk pulang dan istirahat, sedangkan Felix sendiri pergi bersama Antonio untuk membeli peralatan sekolah.
"sebenarnya aku juga ingin tau masa lalu ku..." gumam Aurora sedih, "apakah aku masih punya keluarga atau tidak..." lanjutnya kemudian beranjak menuju kamarnya.
membuka satu persatu dokumen penting yang dia simpan seperti akte kelahiran Antonio atau yang lain, namun hingga berkali-kali membukanya, Aurora tidak menemukan apa yang dia cari.
"kemana foto itu...seingat ku...aku menyelipkannya di antara kertas-kertas ini..." gumam Aurora mulai panik, dan membongkar semua barang yang dia bawa dari desa.
Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Aurora mulai menyerah, sebelum nya, Aurora pikir jika melihat foto itu, Aurora akan memiliki keberanian untuk mencari tahu tentang masa lalunya, bagaimana hubungannya dengan pria itu, kadang kala Aurora begitu merasakan rasa rindu yang tak bisa di katakan.
disisi lain
Felix dan Antonio berada di salah satu kafe, bukan berbohong pada Aurora, mereka memang membeli peralatan sekolah, tapi hanya sebentar, dan sekarang mereka akan bertemu dengan seseorang.
Setelah beberapa saat menunggu, sepasang suami istri berjalan masuk dengan tergesa-gesa, dan langsung menuju meja tempat Felix dan Antonio. mereka berdua menatap Antonio berbinar bahagia. bahkan sang perempuan yang langsung memeluk Antonio.
"Nicholas...Laura...silahkan duduk..." ucap Felix ramah tersenyum melihat apa yang di lakukan pasangan itu
"iya...terima kasih..." Laura dan Nicholas pun mulai duduk di tempat mereka masing- masing, Laura tak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Antonio.
"apakah aku bisa bertemu Aurora...aku merindukannya..." tanya Laura sendu
"jangan dulu...Mama masih ragu dan tidak ingin mencari tau masa lalunya...jadi...lebih baik katakan pada ku lebih dulu... bagaimana perasaan nya pada Mama ku...aku punya rencana..." perkataan Antonio membuat ketiga orang dewasa itu tertegun.
"rencana...rencana apa Nio...kenapa tidak mengatakannya lebih dulu pada Papa..." tanya Felix lebih dulu.
"maaf Pa...ini baru terpikirkan..." jawab nya bohong, "sebaiknya kita lihat dulu bagaimana perasaan nya...dan apa yang dia lakukan setelah bertemu aku beberapa hari yang lalu..." penjelas Antonio membuat ketiganya mengangguk setuju.
"benar...tapi...sebenarnya...Aprilio sedang dalam keadaan tak berkutik...dia harus berhati-hati dalam bertindak...karena jangan sampai dia merusak rencana yang sudah berjalan beberapa tahun ini..." jelas Nicholas.
"rencana apa...tolong jelaskan...agar kami mengerti..." tanya Felix serius
"seperti yang aku ceritakan saat dia kecelakaan dan koma... perusahaan di percayakan pada ibu tirinya... walaupun cuma beberapa...tapi nyatanya dalam waktu singkat itu...semua aset keluarga nya...sudah berpindah ke tangan ibu tirinya...tanpa tersisa untuknya...jadi saat ini...dia sedang berusaha...mengembalikan semuanya...tapi dia tidak menyangka...akan memakan waktu selama ini..." penjelasan Nicholas membuat Felix dan Antonio mengerti.
"dan satu hal lagi... sepertinya kita membutuhkan seseorang...yang lebih mengenal Aurora daripada kami berdua...yang kenal Aurora lebih dulu daripada kami..." sela Laura menambahkan.
"siapa..." tanya Antonio penasaran
"sahabat Aurora-
"sahabat Aurora...siapa..." tanya Felix memotong ucapan Laura karena tidak sabar.
"Melinda...dia salah satu orang yang sangat terpukul saat Aurora menghilang...dia juga selalu menyalahkan dirinya karena meninggalkan Aurora sendirian di apartemen saat itu..." jelas Laura lagi
"apa aku bisa bertemu dengannya" tanya Antonio
"tentu saja...aku akan menghubunginya dan memberitahunya jika Aurora sudah kembali..." jawab Laura antusias
"tapi tolong jangan langsung menemui Mama ku... kita harus perlahan-lahan mengembalikan ingatannya...jangan buru-buru..." jelas Antonio dewasa
"benar yang di katakan Nio...jangan memaksanya... kita buat semuanya senatural mungkin...agar tidak melukai Aurora..." sambung Felix lembut, membuat Laura dan Nicholas saling menatap sejenak, seakan tau jika Felix memiliki perasaan pada Aurora. "kita juga harus memastikan lebih dulu bagaimana perasaan Aprilio ataupun perasaan Aurora satu sama lain..." lanjutnya serius, dibalas anggukan Antonio
"kalau menurut ku...kalian tidak perlu khawatir soal itu...kalau Aprilio tidak mencintai Aurora... mana mungkin dia akan menunggu dan tetap sendiri sampai sekarang..." jelas Nicholas serius, membuat Felix dan Antonio penasaran. "dan satu lagi...dia juga berusaha untuk mengambil alih perusahaan Moon...agar bisa di berikan pada Aurora... saat dia menemukannya nanti..." lanjutnya membuat Felix dan Antonio terkejut.
"ternyata begitu..." gumam Felix mengangguk lemah. "baiklah...kita atur saja rencana pertemuan mereka secara natural...bagaimana..." semuanya mengangguk setuju.
Beberapa hari kemudian
Aurora sedang berjalan sendiri, sebenarnya beberapa saat sebelumnya, Felix baru saja menurunkannya di depan gedung apartemen mereka, setelah mengantar Antonio pergi ke sekolah dan Felix harus bekerja, tapi bukannya masuk, Aurora malah memilih untuk berjalan-jalan sekaligus mencari kerja.
Dengan berjalan santai dan memandangi sekeliling, Aurora menemukan sebuah tempat seperti kafe yang baru saja buka, karena Aurora belum pernah melihatnya sebelumnya, jadi dengan langkah yakin, Aurora memasuki kafe itu dan berharap jika mereka belum memiliki pegawai dan sedang membutuhkannya.
"permisi..." ujar Aurora sopan dengan membuka pintu kafe, membuat seorang perempuan berambut pendek yang sedang beres-beres di sana mengalihkan pandangannya menatap Aurora dan terdiam. "maaf... apa anda pemilik tempat ini..." tanya Aurora lagi saat melihat perempuan itu menatapnya tak berkedip.
"ah i-iya...ma-af...ta-pi kami belum buka...ka-mi masih baru saja mulai merapikan tempat ini...dan belum beroperasi..." jelas perempuan itu
"oh iya sangat mengerti...saya hanya ingin bertanya masalah pekerjaan...apa anda membutuhkan pegawai part time..." ujar Aurora bertanya, perempuan membersihkan tangannya sejenak, kemudian menghampiri Aurora
"oh maksudnya...anda mau melamar pekerjaan disini..." tanya perempuan itu santai
"benar...saya butuh pekerjaan...tapi saya hanya bisa sampai siang hari...sebelum anak saya pulang sekolah..." jelas Aurora hati-hati
"em...itu tidak masalah...tapi...apa anda ada pengalaman kerja sebelumnya..." tanya perempuan berambut hitam itu
"sebelumnya...saya memiliki kedai makanan di desa...karena pindah ke kota...jadi saya berhenti... " jelas Aurora
"itu bagus...berarti anda bisa memasak...jadi...apa anda bersedia...menjadi penanggung jawab resep makanan disini..." tanya perempuan yang sepertinya seumuran dengan Aurora itu.
"tentu...saya akan berusaha melakukan yang terbaik..." jawab Aurora yakin
"bagus...siapa nama mu" tanya perempuan di depan Aurora itu lebih santai
"nama saya Aurora..."
"oke...selamat bergabung...nama saya Melinda..."
Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
d.stywn
lah ketemu Melinda, entah knapa Melinda brs gk d reaksi gitu ya?
2022-10-23
0
Umi Ningsih Mujung
🥰❤️
2021-09-10
2