Bab 2.1

Beberapa hari kemudian

Aurora dan Aprilio benar-benar sibuk dengan urusan masing-masing, bahkan mereka sudah tidak bertemu dalam beberapa hari ini. Aurora tetap seperti hari-hari sebelumnya, pagi kuliah, lalu ke rumah sakit menjaga Ayahnya, setelah itu kembali ke Apartemen malam hari dan belajar.

“hah...aku merindukannya” gumam Aurora menghembuskan nafas berat, lalu kembali fokus ke buku-buku di depannya.

Di tengah malam, Aurora tertidur di meja belajarnya, mungkin karena kelelahan, bahkan dia tidak menyadari jika seseorang masuk ke kamarnya. Dan bahkan tidak terusik sama sekali saat sebuah tangan mengusap kepalanya dan tersenyum, lalu perlahan mengangkat Aurora dan menidurkannya di tempat tidur dan memakaikan selimut, kemudian mengecup kening Aurora sebentar dan mengucapkan selamat malam, lalu beranjak pergi.

Apartemen sepi, Aprilio tidak pulang selama beberapa hari, itu yang Aurora tau. Padahal sebenarnya, tanpa Aurora tau, Aprilio selalu kembali tengah malam, saat Aurora sudah tertidur, dan kembali ke kantor pagi buta sebelum Aurora bangun.

Apa yang di rasakan Aurora, juga dirasakan Aprilio, rasanya tidak bertemu Aurora sehari membuat nya tak tenang dan tak fokus bekerja. Jadi Aprilio memilih pulang tengah malam, lalu masuk ke kamar Aurora dan menatap wajah gadis itu yang tengah terlelap. Setelah puas, Aprilio akan kembali ke kamarnya untuk tidur sebentar dan bangun saat matahari belum terbit lalu langsung pergi ke kantor.

Sudah seminggu Aprilio sibuk dengan urusan kantornya, dan saat ini sudah akhir pekan, Aprilio berencana ingin mengajak Aurora pergi jalan-jalan, tapi sepertinya rencana Aprilio tidak bisa terlaksana, karena Aurora sudah lebih dulu ada janji dengan seorang temannya. Jadi disinilah Aprilio sekarang, di sebuah lapangan tembak dengan Nicholas, daripada dia kesepian di Apartemen, setidaknya sampai Aurora kembali.

Namun nyatanya, hingga sore Aurora belum kembali, dan Aprilio bisa sampai lebih dulu di Apartemen, jadi dia memutuskan untuk menghubungi Aurora lebih dulu, dan gadis itu akan sampai 15menit lagi. Aprilio ingin mengajak Aurora makan malam di luar, atau nonton bioskop, itu ide yang bagus pikir Aprilio.

Beberapa saat kemudian pintu Apartemen terbuka dan menampilkan sosok Aurora. Tanpa pikir panjang, Aprilio segera bangkit dengan antusias.

“Kau sudah pulang” ujar Aprilio tersenyum menghampiri Aurora yang juga membalas dengan anggukan dan senyuman manis. “apa kau lelah” tanya lagi kemudian.

“tidak...memang nya kenapa...” jawab Aurora.

“sebenarnya tadi aku ingin mengajakmu jalan-jalan...tapi karena kamu tadi tidak bisa... bagaimana kalau kita makan malam di luar... kita cari tempat makan yang seru dan enak...” ujar Aprilio antusias panjang lebar.

“sungguh...memangnya urusan mu sudah selesai” tanya Aurora berbinar bahagia.

“hanya tinggal menunggu hasil saja...aku sekarang bisa santai...” jawab Aprilio santai.

“bagus...pas sekali ujian ku juga usai...begitupun soal skripsi...jadi kita bisa senang-senang...” Aurora begitu antusias.

“benar...dan lusa...aku sudah membuat janji dengan dokter...kita harus melihat hasil nya...semoga kita mendapatkan hasil positif...” terlihat jika Aprilio begitu bahagia.

“eoh iya...semoga kabar bahagia” jawab Aurora.

“ayo-

Kriiing

Ucapan Aprilio terpotong saat ponselnya berdering, membuatnya menggerutu kesal, setelah izin pada Aurora untuk mengangkat nya, Aprilio segera menggeser ikon hijau di ponselnya.

“ ada apa...”

“.... “

“apa kau bilang...bagaimana itu bisa terjadi...apa kalian tidak becus melakukan pekerjaan...benar- benar merepotkan...cepat siapkan semuanya... kita akan pergi malam ini juga...”

Aprilio menutup panggilan dengan kesal dan wajahnya yang tadi langsung berubah keruh membuat Aurora menatapnya cemas.

“ada apa...apa terjadi masalah” tanya Aurora lembut dan hati-hati, Aurora menghembuskan nafas untuk mengatur emosinya.

“Ra maaf...sepertinya rencana kita gagal...aku harus pergi ke negara M...sesuatu terjadi pada proyek yang aku kerjakan...jadi aku harus ke sana malam ini...tapi aku janji...aku hanya 2hari...dan lusa aku pasti akan kembali dan menemanimu ke dokter...tidak apa-apa kan...” jelas Aprilio panjang lebar dengan sedih, membuat Aurora terkekeh.

“tidak apa-apa...itu kan urusan penting...” jawab Aurora tersenyum.

“haaah...rasanya aku kesal sekali” gerutu Aprilio setelah menghembuskan nafas panjang.

“kenapa kesal... kan Cuma 2hari...setelah urusanmu selesai... kita bisa jalan-jalan...Hm” ujar Aurora menenangkan.

“benar... kalau begitu aku siap-siap dulu...” ujarnya lalu memasuki kamarnya setelah di angguki Aurora.

Beberapa saat kemudian, Aprilio keluar dari kamarnya, dengan pakaian yang sudah rapi, namun Aurora yang menunggunya di sofa mengernyit bingung saat melihat Aprilio tidak membawa apa-apa.

“aku berangkat dulu ya” ujarnya, Aurora berjalan mendekat.

“kau tidak membawa apa-apa...” tanya Aurora kebingungan.

“tidak perlu...aku akan membelinya di sana...” jawabnya santai.

“oh begitu...” orang kaya, lanjut Aurora dalam hati, dan mengganggu sebagai tanda mengerti, namun kemudian Aurora terkejut karena Aprilio yang tiba-tiba memeluknya, pelukannya terasa menghangatkan, tapi Aurora merasakan ada perasaan yang berbeda, seperti pelukan terakhir, tapi Aurora buru-buru menepis pikiran buruknya, dan langsung membalas pelukan Aprilio.

“kau harus baik-baik di sini” ujar Aprilio setelah melepas pelukannya.

“kau juga...” jawab Aurora tersenyum, mereka saling memandang tanpa berkata, hingga akhirnya Aprilio kembali melakukan hal yang mengejutkan, dengan menarik tengkuk Aurora dan menyatukan bibir mereka, ciuman yang dalam dan lama, membuat jantung mereka sama-sama berdetak kencang.

Aprilio melepas ciumannya saat Aurora menepuk dadanya karena kehabisan nafas, dengan nafas yang sama-sama terengah dan meraup udara, Aprilio menyatukan kening mereka dengan tersenyum, kemudian menarik wajahnya dan mencium kening Aurora lembut, hingga membuat Aurora refleks menutup matanya, hatinya menghangat dengan perlakuan Aprilio, karena mendapat perhatian yang sudah hampir 1 tahun tidak pernah lagi dirasakan Aurora.

“aku berangkat ya” pamit Aprilio lagi dengan menatap Aurora.

“iya hati-hati” jawab Aurora mengikuti Aprilio yang berjalan ke arah pintu lalu keluar, bahkan Aurora terus memandang punggung Aprilio hingga menghilang dibalik pintu lift.

Dua hari kemudian

Aurora berjalan di lorong rumah sakit sendirian, sejak pagi dia tidak mendapat kabar dari Aprilio maupun Nicholas, bahkan Aurora berencana membatalkan janji dengan dokter, namun pihak rumah sakit lebih dulu menghubungi dan mengatakan jika dokter sudah menunggu, jadi Aurora tidak enak jika membatalkan nya.

Menghembuskan nafas berat sejenak, Aurora memasuki ruangan dokter, sebenarnya sejak tadi perasaannya tidak enak dan gelisah, semoga saja setelah ini ada kabar baik.

“nona Aurora...anda sudah datang...silahkan duduk dulu...dimana tuan Aprilio...” tanya dokter pada Aurora memasuki ruangannya.

“maaf dokter... tuan Aprilio pergi ke luar negeri dan belum kembali... jadi hari ini saya datang sendirian...” jawab Aurora tersenyum dan menuruti perintah dokter untuk duduk.

“baiklah...pertama kita coba dengan cara mudah dulu yaitu dengan testpack...” jelas dokter, dan perkataan dokter.

Skip

Aurora berjalan dengan semangat menuju ke ruang ayahnya, namun dari kejauhan dia melihat dokter Laura berlari bersama beberapa suster dan langsung masuk ke kamar rawat ayah Aurora. Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu pada ayahnya? Tanpa pikir panjang lagi Aurora segera berlari menuju kamar rawat ayahnya.

“ada apa ini dokter...kenapa dengan ayah saya..” tanya Aurora panik.

“maaf nona Aurora...jantung ayah anda tiba-tiba melemah...” jawab salah satu suster.

Laura terlihat cekatan dan langsung menolong ayah Aurora, dengan berbagai cara, hingga akhirnya beberapa saat, Laura terlihat begitu putus asa, menundukkan kepalanya sejenak, lalu beralih menatap Aurora dengan mata berkaca-kaca, Laura tak sanggup mengatakan, jadi dengan berat hati Laura menggeleng lemah pada Aurora.

“TIDAK...TIDAK MUNGKIN” teriak Aurora histeris mengerti apa yang di sampaikan Laura, “Tidak Ayah...Jangan tinggalkan Rara sendirian...Rara mohon Ayah...Rara sudah tidak punya siapa-siapa lagi...jangan pergi...hiks hiks...” Aurora menangis kencang dan mengguncang tubuh Ayahnya, berharap agar bisa bangun kembali, Laura yang tidak tega, segera menarik tubuh Aurora dan memeluknya.

“Dokter...tolong Ayah saya dokter...saya mohon...” mohonnya pilu, hati Laura rasanya ikut teriris melihat Aurora, Laura sudah menganggap Aurora seperti adiknya sendiri, walaupun Laura tidak bisa membantu secara finansial, setidaknya, Laura akan selalu berada di sisi Aurora, dalam keadaan apapun, terutama saat keadaan terpuruk seperti ini.

Aurora masih menangis dengan menyebut Ayah nya berkali-kali, sedangkan Laura hanya mampu mengusap punggung ringkih gadis yang lebih muda beberapa tahun darinya itu. Namun Laura merasa jika Aurora tiba-tiba diam dan tubuhnya semakin berat.

“Aurora”

**Bersambung

Anak Genius CEO Tampan

written by Blue Dolphin**

Terpopuler

Comments

Rizky prasetyor862@gmail.com

Rizky prasetyor862@gmail.com

😭😭😭😭😭😭 yg sabar ya Ra tuhan lebih syg pada Ayah mu

2021-12-21

0

Nur

Nur

baguss bangett

2021-12-04

1

Nur

Nur

ga sia2 favorit

2021-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 1.1
3 Bab 1.2
4 Bab 2
5 Bab 2.1
6 Bab 2.2
7 Bab 3
8 Bab 3.1
9 Bab 3.2
10 Bab 4
11 Bab 4.1
12 Bab 4.2
13 Bab 5
14 Bab 5.1
15 Bab 5.2
16 Bab 6
17 Bab 6.1
18 Bab 6.2
19 Bab 7
20 Bab 7.1
21 Bab 7.2
22 Bab 8
23 Bab 8.1
24 Bab 8.2
25 Bab 9
26 Bab 9.1
27 Bab 9.2
28 Bab 10
29 Bab 10.1
30 Bab 10.2
31 Bab 11
32 Bab 11.1
33 Bab 11.2
34 Bab 12
35 Bab 12.1
36 Bab 12.2
37 Bab 13
38 Bab 13.1
39 Bab 13.2
40 Bab 14
41 Bab 14.1
42 Bab 14.2
43 Bab 15
44 Bab 15.1
45 Bab 15.2
46 Bab 16
47 Bab 16.1
48 Bab 16.2
49 Bab 17
50 Bab 17.1
51 Bab 17.2
52 Bab 18
53 Bab 18.1
54 Bab 18.2
55 Bab 19
56 Bab 19.1
57 Bab 19.2
58 Q and A
59 Bab 20
60 Bab 20.1
61 Bab 20.2
62 Bab 21
63 Bab 21.1
64 Bab 21.2
65 Bab 22
66 Bab 22.1
67 Bab 22.2
68 Bab 23
69 Bab 23.1
70 Bab 23.2
71 Bab 24
72 Bab 24.1
73 Bab 24.2
74 Bab 25
75 Bab 25.1
76 Bab 25.2
77 Bab 26
78 Bab 26.1
79 Bab 26.2
80 Bab 27
81 Bab 27.1
82 Bab 27.2
83 Bab 28
84 Bab 28.1
85 Bab 28.2
86 Bab 29
87 Bab 29.1
88 Bab 29.2
89 Bab 30
90 Bab 30.1
91 Bab 30.2
92 Bab 31
93 Bab 31.1
94 Bab 31.2
95 Bab 32
96 Bab 32.1
97 Bab 32.2
98 Bab 33
99 Bab 33.1
100 Bab 33.2
101 Bab 34
102 Bab 34.1
103 Bab 34.2
104 Bab 35
105 Bab 35.1
106 Bab 35.2
107 Bab 36
108 Bab 36.1
109 Bab 36.2
110 Bab 37
111 Bab 37.1
112 Bab 37.2
113 Bab 38
114 Bab 38.1
115 Bab 38.2
116 Bab 39
117 Bab 39.1
118 Bab 39.2
119 Bab 40
120 Bab 40.1
121 Bab 40.2
122 Bab 41
123 Aku Dilema
124 Bab 41.1
125 Bab 41.2
126 Bab 42
127 Bab 42.1
128 Bab 42.2
129 Bab 43
130 Bab 43.1
131 Bab 43.2
132 Bab 44
133 Bab 44.1
134 Bab 44.2
135 Bab 45
136 Bab 45.1
137 Bab 45.2
138 Bab 46
139 Bab 46.1
140 Bab 46.2
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 1.1
3
Bab 1.2
4
Bab 2
5
Bab 2.1
6
Bab 2.2
7
Bab 3
8
Bab 3.1
9
Bab 3.2
10
Bab 4
11
Bab 4.1
12
Bab 4.2
13
Bab 5
14
Bab 5.1
15
Bab 5.2
16
Bab 6
17
Bab 6.1
18
Bab 6.2
19
Bab 7
20
Bab 7.1
21
Bab 7.2
22
Bab 8
23
Bab 8.1
24
Bab 8.2
25
Bab 9
26
Bab 9.1
27
Bab 9.2
28
Bab 10
29
Bab 10.1
30
Bab 10.2
31
Bab 11
32
Bab 11.1
33
Bab 11.2
34
Bab 12
35
Bab 12.1
36
Bab 12.2
37
Bab 13
38
Bab 13.1
39
Bab 13.2
40
Bab 14
41
Bab 14.1
42
Bab 14.2
43
Bab 15
44
Bab 15.1
45
Bab 15.2
46
Bab 16
47
Bab 16.1
48
Bab 16.2
49
Bab 17
50
Bab 17.1
51
Bab 17.2
52
Bab 18
53
Bab 18.1
54
Bab 18.2
55
Bab 19
56
Bab 19.1
57
Bab 19.2
58
Q and A
59
Bab 20
60
Bab 20.1
61
Bab 20.2
62
Bab 21
63
Bab 21.1
64
Bab 21.2
65
Bab 22
66
Bab 22.1
67
Bab 22.2
68
Bab 23
69
Bab 23.1
70
Bab 23.2
71
Bab 24
72
Bab 24.1
73
Bab 24.2
74
Bab 25
75
Bab 25.1
76
Bab 25.2
77
Bab 26
78
Bab 26.1
79
Bab 26.2
80
Bab 27
81
Bab 27.1
82
Bab 27.2
83
Bab 28
84
Bab 28.1
85
Bab 28.2
86
Bab 29
87
Bab 29.1
88
Bab 29.2
89
Bab 30
90
Bab 30.1
91
Bab 30.2
92
Bab 31
93
Bab 31.1
94
Bab 31.2
95
Bab 32
96
Bab 32.1
97
Bab 32.2
98
Bab 33
99
Bab 33.1
100
Bab 33.2
101
Bab 34
102
Bab 34.1
103
Bab 34.2
104
Bab 35
105
Bab 35.1
106
Bab 35.2
107
Bab 36
108
Bab 36.1
109
Bab 36.2
110
Bab 37
111
Bab 37.1
112
Bab 37.2
113
Bab 38
114
Bab 38.1
115
Bab 38.2
116
Bab 39
117
Bab 39.1
118
Bab 39.2
119
Bab 40
120
Bab 40.1
121
Bab 40.2
122
Bab 41
123
Aku Dilema
124
Bab 41.1
125
Bab 41.2
126
Bab 42
127
Bab 42.1
128
Bab 42.2
129
Bab 43
130
Bab 43.1
131
Bab 43.2
132
Bab 44
133
Bab 44.1
134
Bab 44.2
135
Bab 45
136
Bab 45.1
137
Bab 45.2
138
Bab 46
139
Bab 46.1
140
Bab 46.2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!