Keesokan harinya
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Aurora ke kamar Ayah nya bersama Laura, sedangkan Aprilio dan Nicho pergi untuk mengurus semua biaya dan fasilitas medis Ayah Aurora, dan akan langsung kembali ke kantor.
Kira-kira 1jam kemudian, Nicho sudah menghubungi Aurora, dan mengatakan jika akan ada supir yang menjemputnya di depan rumah sakit, dan akan langsung mengantarnya ke Apartemen, disana juga sudah ada maid yang akan membantu Aurora.
Skip
Dan di sinilah Aurora, di Apartemen mewah milik Aprilio Victory untuk yang kedua kalinya, namun kali ini suasana nya terasa lebih berbeda, sepi tidak ada bodyguard berdiri berjajar, saat masuk tercium harum masakan khas rumahan.
Namun yang tidak berbeda, semuanya membuat Aurora tertegun kagum, semakin dalam Aurora semakin merasakan kemewahan Apartemen ini, Aurora menyusuri setiap sudut rumah itu, sampai lupa jika ada orang lain di sana.
“ini pasti nona Aurora” ucap seorang wanita paruh baya, membuat Aurora terkejut dan segera beralih menatapnya. “astaga...cantik sekali” pujinya setelah menghampiri Aurora dan mengusap pipinya lembut
“eem te-terima kasih” jawab Aurora tersipu.
“oiya...saya Bibi Chu...yang mengurus semua keperluan tuan muda...” ujar wanita paruh baya itu lembut, “bahkan sejak dia masih ngompol” lanjutnya setengah berbisik dan terkekeh, membuat Aurora ikut terkekeh.
“halo Bibi Chu...saya Aurora Moon...senang bertemu dengan anda...saya akan membantu anda mengurus tuan Aprilio...” ujar Aurora sopan sambil membungkuk sebentar
“hahaha...begitu ya...baiklah...saya akan ajari dan tunjukkan semuanya pada mu...” jawab nya senang, sebenarnya Bibi Chu tidak tau apa alasan tuan muda nya itu membawa perempuan, bahkan mengijinkannya tinggal, hal yang cukup langkah dan bahkan tidak pernah terjadi, tapi Bibi Chu tetap merasa senang, mungkin ini awal dari sesuatu yang baik untuk tuan muda nya memiliki pasangan dan keluarga.
Beberapa jam kemudian
Bibi Chu sudah menunjukkan setiap sudut apartemen ini, bahkan wanita paruh baya itu juga menceritakan semua tentang Aprilio, apa yang biasa di lakukan saat di rumah, lagu yang sering dia dengar hingga makanan yang dia suka.
Seperti saat ini, Aurora sedang memasak bersama Bibi Chu untuk makan malam, karena Aprilio biasa bekerja hingga malam setiap hari, dan terkadang lupa makan jika sibuk bekerja, jadi Bibi Chu akan memasak dulu dan kemudian kembali ke mansion besar keluarga Victory setelah Aprilio pulang kerja.
“Lio tidak suka makanan yang manis, dia juga tidak akan makan makanan yang berat saat makan malam seperti ini...hanya makan secukupnya untuk mengisi perutnya...” Bibi Chu bercerita panjang lebar tentang Aprilio dan hal-hal menyenangkan lainnya sambil memasak, Aurora hanya mendengarkan dan membantu.
“Bibi sudah bocorkan berapa banyak cerita tentang ku...” suara seseorang tiba-tiba membuat Aurora dan Bibi Chu terkejut. Ternyata itu orang yang mereka bicarakan, Aprilio.
“astaga...tuan muda... kau membuat kami terkejut...” omelnya memukul lengan Aprilio yang sudah berada di sampingnya.
“Bibi serius menceritakan semua tentang ku... hingga tidak dengar aku sudah datang...” kesal Aprilio.
“hahaha...iya...bibi terlalu senang...jadi tidak bisa berhenti berbicara...” jawab perempuan paruh baya itu dengan terkekeh.
“ck Bibi...senang kenapa...” Aprilio memutar bola matanya malas.
“akhirnya ada perempuan lain disini selain Bibi...” jawabnya antusias sambil melirik Aurora dan Aprilio bergantian
“Bibi ada-ada saja...aku akan mandi...setelah itu kita makan malam bersama...jadi Bibi bisa segera kembali dan istirahat...” Ujar Aprilio perhatian
“tidak...Bibi akan langsung kembali saja dan makan malam di mansion...kau kan sudah ada Rara yang mengurus...jadi Bibi bisa tenang...” tolak nya dan bersiap untuk pergi
“Tapi Bi...
“Sudah...cepat sana mandi...jangan lama-lama...nanti kasihan Rara terlalu lama menunggu mu...” selanya lebih dulu sambil mendorong tubuh Aprilio yang akhirnya pasrah menuruti nya. “oke... Bibi pulang dulu ya... Lio... Rara...” pamitnya, Aprilio hanya bergumam menjawabnya dan Aurora yang mengangguk dan mengatakan “hati-hati di jalan”
Aurora menatap kepergian Bibi Chu hingga menghilang di balik pintu, sampai tidak menyadari jika Aprilio tidak masuk ke kamar nya, tapi malah kembali ke meja makan.
“kita makan malam saja dulu...” ujarnya membuat Aurora terkejut.
“i-iya” jawab Aurora segera duduk mengikuti Aprilio yang sudah duduk di salah satu kursi berseberangan dengan nya.
Mereka makan dalam keheningan, hanya terdengar dentingan sendok dan piring, hingga akhirnya Aprilio lebih dulu menyelesaikan makannya.
“tolong bersihkan...saya akan mandi...setelah itu kau bisa kembali ke kamar mu...nanti saya ke sana...” ujarnya santai sambil langsung beranjak, tanpa menunggu jawaban Aurora.
Aurora sempat terkejut dengan perkataan Aprilio, namun akhirnya dia pasrah dan melakukan apa yang di katakan tuan muda itu.
Setelah membersihkan meja makan dan dapur, Aurora memasuki kamar yang memang sudah sempat di tunjukkan Bibi Chu tadi. Kamar mewah dengan segala perlengkapan wanita dari makeup hingga baju-baju. Aurora sudah melihatnya tadi, tapi masih saja membuat Aurora kagum.
Setelah cukup lama melihat-lihat koleksi baju yang berada disana, Aurora segera memilih salah satu baju tidur, yang entah sengaja atau tidak, semua sangat seksi, baju tidur berbahan satin halus dan brokat yang tembus pandang, menurut Aurora itu baju tidur untuk wanita bersuami, jadi dengan terpaksa Aurora memilih salah satu yang paling tertutup, dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah beberapa menit membersihkan diri, Aurora sempat bergelut dengan pikirannya sendiri untuk tetap memakainya atau tidak, tapi setelah memikirkan perjanjian itu, Aurora meyakinkan diri jika dia melakukannya untuk membalas kebaikan Aprilio setelah membayar biaya rumah sakit Ayah nya, jadi Aurora memilih memakainya, terlihat jelas jika baju tidur dengan harga mahal, kain nya yang dingin dan nyaman.
Aurora menghembuskan nafas berat, tapi karena bagian luar baju tidur itu terlalu panjang, Aurora memilih untuk memakainya saat keluar dari kamar mandi, karena takut basah, dengan perlahan Aurora keluar dari kamar mandi dengan memegang luaran baju tidur nya, namun saat berbalik, dia di kejutkan dengan seseorang yang sudah duduk di tepi tempat tidur nya.
Aurora dan Aprilio sama-sama mematung untuk beberapa saat, Aurora yang terkejut melihat Aprilio memakai baju santai, kaos dan celana pendek dengan rambutnya yang basah, tetap terlihat tampan. Tak berbeda jauh dengan Aurora, Aprilio juga tertegun melihat baju yang di kenakan gadis itu, tipis dan terbuka, bahkan hampir mengekspos tubuh putih milik Aurora, ini pasti kerjaan Nicho, karena tidak mungkin Aurora memiliki baju tidur seperti itu kalau bukan dari baju-baju di walk in closet yang di siapkan Nicho, Aprilio benar-benar ingin memukul kepala asisten sekaligus sahabatnya itu.
“ma-maaf tuan...saya tidak tau kalau anda ada disini...” Aurora lebih dulu memutuskan pandangan dan segera memakai luaran baju tidurnya, sedangkan Aprilio segera memalingkan wajahnya.
“ekhem... tidak apa-apa...” ujarnya kemudian memperbaiki duduknya. “duduklah ada yang ingin saya bicarakan” lanjutnya berusaha setenang mungkin, Aurora sempat ragu-ragu, namun akhirnya menuruti perkataan Aprilio dan perlahan duduk di samping Aprilio.
“em... saya tau ini pertama untuk mu... begitupun juga saya...tapi saya tidak ingin memaksa mu kalau kamu belum siap...” ujarnya serius
“tidak tuan...saya sudah menandatangani perjanjian dengan anda...anda juga sudah membayar biaya rumah sakit Ayah saya...jadi...mau tidak mau... siap tidak siap...saya harus siap melakukannya...” jelas Aurora yakin.
“kau yakin... “ tanya Aprilio memastikan.
“iya saya yakin...saya juga tau jika anda adalah orang baik...anda pasti sudah memikirkan solusi dan apa konsekuensi untuk ke depannya... “ ucap Aurora panjang lebar, namun dengan menunduk tak berani menatap Aprilio.
Sedangkan Aprilio menatap Aurora kagum, karena gadis muda seperti Aurora bisa berpikir dewasa, bahkan tidak seperti gadis-gadis anak orang kaya yang angkuh dan sombong. Aprilio sejenak menghembuskan nafas berat dan bergelut dengan pikirannya, hingga akhirnya dia memberanikan diri mengulurkan tangannya meraih dagu Aurora agar menatapnya, untuk beberapa saat mereka mengunci pandangan satu sama lain, Aprilio terpukau dengan mata hitam Aurora yang indah, berbeda dengan Aurora yang merasakan jantung nya berdebar saat menatap mata tajam Aprilio.
Aprilio perlahan, mendekatkan wajahnya ke wajah Aurora, dekat, semakin dekat, dan menyatukan bibirnya dengan bibir mungil Aurora.
Keesokan harinya
Aurora membuka matanya perlahan, badan nya terasa sakit semua, untung saja ini akhir pekan, jadi Aurora tidak perlu ke kampus, Aurora merenggangkan tubuhnya, namun tiba-tiba sebuah tangan memeluknya erat dan membuat tubuh nya menempel satu sama lain, bahkan wajah mereka berhadapan sangat dekat, Aurora membulatkan matanya terkejut dan tertegun melihat wajah tampan Aprilio di depannya, namun tiba-tiba kejadian tadi malam terlintas di pikirannya membuat Aurora merona malu, jadi dengan cepat Aurora melepas tangan Aprilio di pinggangnya dan turun dari tempat tidur, bergegas berlari ke kamar mandi.
Setelah pintu kamar mandi tertutup, Aprilio membuka matanya dan langsung mendudukkan dirinya bersandar di headboard tempat tidur.
Jantungnya berdebar, Aprilio tadi terbangun saat tangannya refleks memeluk Aurora, tapi dia tidak berani membuka mata saat merasakan tubuh mereka menempel, bahkan Aprilio bisa merasakan nafas Aurora yang dekat di depan wajahnya. Jadi Aprilio hanya bisa berusaha tenang dan berpura-pura tidur, kalau tidak, dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya.
“aish...ternyata apa yang di katakan dokter itu benar...” gumamnya frustasi, apa yang terjadi tadi malam adalah kejadian paling luar biasa yang di alami Aprilio seumur hidupnya, jika tadi malam Aprilio tidak bisa mengendalikan diri, dia benar-benar akan menghabisi gadis itu tanpa ampun.
(Jika sudah merasakan sekali...pasti akan ketagihan _ ucap dokter yang memeriksa Aprilio dan Aurora)
“ck...aku bisa gila kalau memikirkannya terus... “ lanjutnya frustasi karena ucapan dokter berputar di kepalanya, kemudian membuka selimut dan beranjak turun, namun sesuatu membuat nya tertegun sejenak.
“darah...darah pertama nya” gumam Aprilio tersenyum, melihat bercak darah di tempat tidur, dia sedikit merasa bangga, melakukan dengan orang yang juga pertama kali merasakan hal luar biasa.
**Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Exaviare_01
mkanya nikahin aja, jngan cma pake buang
2022-08-17
0
Rizky prasetyor862@gmail.com
semoga nnti bisa jadi cinta ❤❤❤
2021-12-21
1
Nur
jaga kesehatan kka
2021-12-04
0