Bab 6.2

"apa anda pemilik kafe ini..." tanya Aurora hati-hati

"yah...bisa di bilang begitu... sebenarnya saya tidak baik dalam bisnis seperti ini...tapi yah...demi seseorang..." jawab Melinda jujur, tentu saja dia melakukan hal ini demi bertemu dengan Aurora.

Karena hal ini tentu saja jauh dari passion nya, yang lulusan jurusan seni seperti Aurora, tapi malah membuka kafe, kalau bukan karena modalnya dari pasangan Laura dan Nicholas, Melinda akan lebih memilih membuka butik atau toko baju saja, bahkan dirinya sampai mengambil cuti dari pekerjaannya, demi Aurora, semuanya demi Aurora, sahabat yang dia rindukan 6tahun ini.

"semua memang sulit di awal...tapi kalau kita ikhlas dan bersyukur... semuanya akan baik-baik saja..." ujar Aurora bijak, membuat Melinda tersenyum.

"benar...jadi apa kamu bisa meneruskan pekerjaan ku bersih-bersih sekarang...aku mau ke toilet sebentar..." tanya Melinda menahan gelombang di dadanya.

"tentu saja..." Aurora menjawab singkat, bahkan Melinda sudah lebih dulu beranjak ke arah belakang, Aurora tidak merasa aneh, tapi hanya berpikir mungkin bos baru nya itu memang sedang kebelet.

Disisi lain, Melinda buru-buru masuk ke kamar mandi karena sudah tidak bisa menahan air matanya, hatinya sakit, walaupun Aurora baik-baik saja, tapi Aurora tidak mengenalinya, Melinda yakin jika Aurora menjalani hidup dengan banyak penderitaan, karena itu mengingat apapun.

"apa yang harus aku lakukan..." gumam Melinda kembali membasuh muka nya kesekian kalinya, karena air matanya tak bisa berhenti mengalir.

Beberapa menit kemudian Melinda keluar dan menghampiri Aurora, terlihat jika perempuan itu habis menangis, namun Aurora berniat bertanya atau bahkan ikut campur, Aurora hanya membersihkan dan menata barang-barang, dan membiarkan Melinda duduk terdiam di salah satu kursi yang sudah di bersihkan sebelumnya.

"maaf... saya sudah merapikan semuanya..." Aurora berbicara pelan, namun tetap bisa mengejutkan Melinda yang memang sedang melamun.

"ah iya...apa kau bisa memasak semua yang ada di menu ini..." tanyanya sambil menyerahkan sebuah daftar menu, Aurora mengangguk yakin. "baiklah...kau bisa coba memasaknya...biar saya cicipi..." lanjutnya memerintahkan

"tentu...apa boleh saya memakai semuanya yang ada di dapur..." tanya Aurora.

"tentu saja... silahkan...gunakan semau mu...yang penting makanan mu harus enak..." Melinda mencoba berbicara setegas mungkin seperti seorang Bos.

"baiklah...saya akan berusaha sebaik mungkin..." jawab Aurora kemudian beranjak ke arah dapur. namun beberapa menit kemudian Aurora kembali menghampiri Melinda, membuat perempuan berstatus Bos sekaligus sahabat nya itu mengernyit heran.

"silahkan...saya buatkan teh hangat..." ujar Aurora lebih dulu sebelum Melinda bertanya.

"astaga...kenapa repot-repot... terima kasih ya..." Melinda tak habis pikir, walaupun hilang ingatan, Aurora tetap seperti dulu, baik dan perhatian pada orang lain.

Beberapa hari kemudian

Aurora, Felix dan Antonio sudah berpakaian rapi untuk menyambut tamu yang mereka undang. Makanan bahkan sudah tersedia rapi di atas meja makan minimalis milik mereka.

Hingga beberapa menit kemudian, bel Apartemen mereka berbunyi, Felix bergegas membuka pintu, sedangkan Aurora bergegas ke dapur untuk melihat makanan yang dia sajikan dan meneliti apakah ada yang kurang.

“Ra... Aurora...” panggil Felix dari arah ruang tamu.

“iya sebentar” sahut Aurora, kemudian berjalan ke arah ruang tamu dan menemui penolong itu. Hingga akhirnya, matanya menangkap sosok seseorang yang pernah dia temui, Aurora ingat betul.

“eoh...” Laura berpura-pura ikut terkejut saat melihat Aurora yang sekarang sedang memperhatikannya.

“bukankah...anda yang di taman bermain saat itu...” tanya Aurora heran.

“ah benar...anda adalah orang yang saya tanyai masalah popok ya...” ucapan Laura membuat Aurora mengangguk antusias.

“Astaga...aku tidak menyangka jika orang yang menolong anak saya adalah anda... dunia benar-benar sempit ya...” Aurora berbicara dengan berbinar bahagia.

“benar...saya juga tidak menyangka jika anda adalah ibu Antonio...” Laura berbohong menjawab dengan antusias.

“kalian pernah bertemu...” tanya Felix pura-pura bingung.

“ah iya...pas waktu di taman bermain...saat kau mengantar Nio ke kamar mandi...” jelas Aurora.

“benarkah... padahal saat aku bertemu mereka...aku merasa sayang sekali karena tidak bisa mengenal kan mu pada mereka...tapi ternyata kau bertemu sendiri dengan mereka... benar-benar jalan Tuhan...” jelas Felix panjang lebar.

“iya...saya benar-benar berterima kasih kepada anda...” ujar Aurora tulus

“iya sama-sama...saya juga punya anak kecil...jadi anggap saja...saya sedang mengumpulkan kebaikan...hehe” Laura menjawab dengan terkekeh.

“benar...baik harus di balas baik...oiya Ra...kenalkan...ini namanya Laura...ini Suaminya Nicholas...dan putra mereka...namanya Leon...” sela Felix lebih dulu memperkenalkan.

“senang bertemu Anda Nyonya Laura...Tuan Nicholas... maaf rumah kami kecil dan berantakan...” balas Aurora sopan dan tulus.

“tidak-tidak...jangan terlalu formal... panggil saja saya Laura...biar lebih santai...” ujar Laura santai

“benar...kita tidak sedang dalam urusan bisnis atau pekerjaan apapun...jadi santai saja...anggap saja seperti pertemuan dengan seorang teman...” jelas Nicholas angkat bicara.

“iya... benar-benar... ayo ayo masuk dulu... kita berbincang di dalam...biar lebih santai...” ujar Felix mempersilahkan masuk.

Mereka akhirnya berbincang sebentar, kemudian melanjutkan dengan makan malam bersama. Laura begitu bahagia bertemu dengan Aurora, walaupun dia harus menahan rasanya agar Aurora tidak curiga.

"wah...masakan mu tambah enak daripada dulu..." Laura keceplosan karena terlalu senang, membuat yang lain terkejut, begitupun dengan Aurora yang langsung menatap Laura penuh selidik.

"maksudnya..." tanya Aurora aneh

"ah i-itu mungkin masakan mu seperti masakan ibunya..." sela Nicholas lebih dulu.

"iya iya itu benar... karena sudah lama aku tidak bisa makan masakan ibu ku..." sambung Laura kikuk.

"memangnya kenapa..." tanya Aurora dengan nada yang berubah polos.

"em...itu karena ibu ku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu..." jawab Laura kali ini jujur, memang ibu nya meninggal beberapa tahun lalu, tepat sebelum dirinya menikah dengan Nicholas.

"maaf maafkan aku...aku tidak bermaksud membuat mu sedih..." ujar Aurora merasa bersalah.

"tidak... tidak apa-apa...saya sudah ikhlas...agar beliau tenang di sana..." Laura berujar begitu sendu namun dengan senyuman tulus yang terukir di bibirnya.

"benar itu...kami juga baru saja kehilangan ibu kami beberapa waktu yang lalu..." Aurora menunduk sedih, "makanya kami pindah kemari..." lanjutnya.

Felix segera mengusap punggung Aurora untuk menenangkan, Aurora terlihat begitu sedih, mungkin jika orang lain yang tidak tau, mereka akan mengira jika Aurora lah yang putri kandung Nyonya Yang, bukan Felix. karena kedekatan Aurora dan ibu Felix melebihi dengan anak kandung nya sendiri.

"sudah sudah...jangan sedih sedih begini dong..." ujar Felix lembut masih mengusap punggung Aurora, membuat perempuan yang dia cintai itu tersadar dan langsung mengusap matanya yang sudah berkaca-kaca.

"ah maaf maaf...saya jadi melantur seperti ini..." ucap Aurora memohon maaf setelah mengusap matanya.

"tidak apa-apa...santai saja..." Nicholas yang menjawab, karena Laura tertegun saat melihat kesedihan di mata dan wajah Aurora saat bercerita.

Laura juga sudah mendengar semuanya dari Nicholas, jika ternyata Aurora merasa ketakutan dengan masa lalunya sejak bertemu seseorang beberapa hari yang lalu. Laura juga bisa menebak siapa orang yang di maksud Felix.

Bahkan Nicholas berjanji akan membantu melindungi Aurora dari orang-orang yang ingin mencelakai nya, dan mencari bukti, siapa yang menyebabkan Aurora kecelakaan, hingga Amnesia seperti sekarang, sebenarnya bukan hanya untuk Laura, tapi Nicholas juga melakukan nya demi Aprilio sahabat nya.

Bersambung

Anak Genius CEO Tampan

written by Blue Dolphin

Terpopuler

Comments

Jeva Tarmidi

Jeva Tarmidi

lanjut lg dong

2021-09-14

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 1.1
3 Bab 1.2
4 Bab 2
5 Bab 2.1
6 Bab 2.2
7 Bab 3
8 Bab 3.1
9 Bab 3.2
10 Bab 4
11 Bab 4.1
12 Bab 4.2
13 Bab 5
14 Bab 5.1
15 Bab 5.2
16 Bab 6
17 Bab 6.1
18 Bab 6.2
19 Bab 7
20 Bab 7.1
21 Bab 7.2
22 Bab 8
23 Bab 8.1
24 Bab 8.2
25 Bab 9
26 Bab 9.1
27 Bab 9.2
28 Bab 10
29 Bab 10.1
30 Bab 10.2
31 Bab 11
32 Bab 11.1
33 Bab 11.2
34 Bab 12
35 Bab 12.1
36 Bab 12.2
37 Bab 13
38 Bab 13.1
39 Bab 13.2
40 Bab 14
41 Bab 14.1
42 Bab 14.2
43 Bab 15
44 Bab 15.1
45 Bab 15.2
46 Bab 16
47 Bab 16.1
48 Bab 16.2
49 Bab 17
50 Bab 17.1
51 Bab 17.2
52 Bab 18
53 Bab 18.1
54 Bab 18.2
55 Bab 19
56 Bab 19.1
57 Bab 19.2
58 Q and A
59 Bab 20
60 Bab 20.1
61 Bab 20.2
62 Bab 21
63 Bab 21.1
64 Bab 21.2
65 Bab 22
66 Bab 22.1
67 Bab 22.2
68 Bab 23
69 Bab 23.1
70 Bab 23.2
71 Bab 24
72 Bab 24.1
73 Bab 24.2
74 Bab 25
75 Bab 25.1
76 Bab 25.2
77 Bab 26
78 Bab 26.1
79 Bab 26.2
80 Bab 27
81 Bab 27.1
82 Bab 27.2
83 Bab 28
84 Bab 28.1
85 Bab 28.2
86 Bab 29
87 Bab 29.1
88 Bab 29.2
89 Bab 30
90 Bab 30.1
91 Bab 30.2
92 Bab 31
93 Bab 31.1
94 Bab 31.2
95 Bab 32
96 Bab 32.1
97 Bab 32.2
98 Bab 33
99 Bab 33.1
100 Bab 33.2
101 Bab 34
102 Bab 34.1
103 Bab 34.2
104 Bab 35
105 Bab 35.1
106 Bab 35.2
107 Bab 36
108 Bab 36.1
109 Bab 36.2
110 Bab 37
111 Bab 37.1
112 Bab 37.2
113 Bab 38
114 Bab 38.1
115 Bab 38.2
116 Bab 39
117 Bab 39.1
118 Bab 39.2
119 Bab 40
120 Bab 40.1
121 Bab 40.2
122 Bab 41
123 Aku Dilema
124 Bab 41.1
125 Bab 41.2
126 Bab 42
127 Bab 42.1
128 Bab 42.2
129 Bab 43
130 Bab 43.1
131 Bab 43.2
132 Bab 44
133 Bab 44.1
134 Bab 44.2
135 Bab 45
136 Bab 45.1
137 Bab 45.2
138 Bab 46
139 Bab 46.1
140 Bab 46.2
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 1.1
3
Bab 1.2
4
Bab 2
5
Bab 2.1
6
Bab 2.2
7
Bab 3
8
Bab 3.1
9
Bab 3.2
10
Bab 4
11
Bab 4.1
12
Bab 4.2
13
Bab 5
14
Bab 5.1
15
Bab 5.2
16
Bab 6
17
Bab 6.1
18
Bab 6.2
19
Bab 7
20
Bab 7.1
21
Bab 7.2
22
Bab 8
23
Bab 8.1
24
Bab 8.2
25
Bab 9
26
Bab 9.1
27
Bab 9.2
28
Bab 10
29
Bab 10.1
30
Bab 10.2
31
Bab 11
32
Bab 11.1
33
Bab 11.2
34
Bab 12
35
Bab 12.1
36
Bab 12.2
37
Bab 13
38
Bab 13.1
39
Bab 13.2
40
Bab 14
41
Bab 14.1
42
Bab 14.2
43
Bab 15
44
Bab 15.1
45
Bab 15.2
46
Bab 16
47
Bab 16.1
48
Bab 16.2
49
Bab 17
50
Bab 17.1
51
Bab 17.2
52
Bab 18
53
Bab 18.1
54
Bab 18.2
55
Bab 19
56
Bab 19.1
57
Bab 19.2
58
Q and A
59
Bab 20
60
Bab 20.1
61
Bab 20.2
62
Bab 21
63
Bab 21.1
64
Bab 21.2
65
Bab 22
66
Bab 22.1
67
Bab 22.2
68
Bab 23
69
Bab 23.1
70
Bab 23.2
71
Bab 24
72
Bab 24.1
73
Bab 24.2
74
Bab 25
75
Bab 25.1
76
Bab 25.2
77
Bab 26
78
Bab 26.1
79
Bab 26.2
80
Bab 27
81
Bab 27.1
82
Bab 27.2
83
Bab 28
84
Bab 28.1
85
Bab 28.2
86
Bab 29
87
Bab 29.1
88
Bab 29.2
89
Bab 30
90
Bab 30.1
91
Bab 30.2
92
Bab 31
93
Bab 31.1
94
Bab 31.2
95
Bab 32
96
Bab 32.1
97
Bab 32.2
98
Bab 33
99
Bab 33.1
100
Bab 33.2
101
Bab 34
102
Bab 34.1
103
Bab 34.2
104
Bab 35
105
Bab 35.1
106
Bab 35.2
107
Bab 36
108
Bab 36.1
109
Bab 36.2
110
Bab 37
111
Bab 37.1
112
Bab 37.2
113
Bab 38
114
Bab 38.1
115
Bab 38.2
116
Bab 39
117
Bab 39.1
118
Bab 39.2
119
Bab 40
120
Bab 40.1
121
Bab 40.2
122
Bab 41
123
Aku Dilema
124
Bab 41.1
125
Bab 41.2
126
Bab 42
127
Bab 42.1
128
Bab 42.2
129
Bab 43
130
Bab 43.1
131
Bab 43.2
132
Bab 44
133
Bab 44.1
134
Bab 44.2
135
Bab 45
136
Bab 45.1
137
Bab 45.2
138
Bab 46
139
Bab 46.1
140
Bab 46.2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!