Skip
Aurora, Antonio dan Felix sedang makan malam, Felix juga mengatakan kalau Laura dan Nicholas sudah menerima undangan makan malam dari mereka, dan memutuskan jika sabtu malam, Laura dan Nicholas akan datang jam 7 malam. Aurora antusias untuk memasak dan bertemu orang-orang baik yang menolong Antonio.
“em Ra... bagaimana kalau kita mendaftar sekolah untuk Nio...kita majuin jadi Lusa saja...” tanya Felix serius, mereka sempat membahas masalah ini, dan sempat berdebat sedikit, Aurora merasa tidak enak kalau harus Felix yang menyekolahkan Antonio, apalagi mereka tidak ada hubungan darah, begitupun dengan Aurora dan Felix yang tidak terikat dengan hubungan apapun. Namun Felix menyakinkan Aurora, jika bagaimanapun saat ini Aurora dan Antonio adalah keluarga satu-satunya yang di miliki Felix, jadi tak peduli status apapun, Felix tetap akan menjaga dan melindungi Aurora dan Antonio sampai kapanpun.
“Sekolah...yey...Nio akan sekolah” pekik bocah 5 tahun itu bahagia.
“boleh” jawab Aurora singkat, masih ada ketakutan dan tidak enak, tapi dia tidak ingin merusak kebahagiaan Antonio dan mengecewakan Felix. “dan besok aku sepertinya harus memasak sesuatu juga untuk di bagikan ke beberapa tetangga...kita sudah pindah beberapa hari kemari...tapi belum menyapa tetangga sama sekali...bagaimana menurutmu...” tanyanya pada Felix
“benar...aku sampai lupa...tapi-“ Felix menjeda ucapannya dan ragu-ragu untuk melanjutkannya
“tapi kenapa” tanya Aurora
“bagaimana kalau mereka menanyakan status kita...” ujar Felix akhirnya membuat Aurora terdiam sejenak kemudian menghela nafas panjang
“bilang saja seperti saat di desa” lirih Aurora
“tapi Ra...a-apa kamu belum memutuskan apa yang aku katakan waktu itu...” tanya Felix hati-hati, Antonio yang mengerti jika orang tua nya akan berbicara yang serius memilih beranjak dari sana.
“Ma Pa...Nio sudah selesai makannya...Nio mau ke kamar dulu...” mendengar penuturan Antonio, Aurora dan Felix mengangguk.
Setelah kepergian Antonio, suasana menjadi hening dan canggung, Aurora dan Felix sama-sama menunduk tidak berani saling menatap, hingga Aurora berbicara lebih dulu
“ma-maaf Felix...a-aku belum memikirkannya... karena beberapa hari ini aku terus kepikiran masalah yang di ucapkan perempuan itu...” jelas Aurora sendu, membuat Felix merasa bersalah
“maafkan aku Ra...” ujar Felix sendu menatap Aurora
“tidak tidak...ini bukan salahmu...tolong beri aku waktu lagi...” jawab Aurora mencoba tersenyum
“sudah jangan di pikirkan lagi...aku tidak akan bertanya lagi...aku akan menunggu sampai kau siap...” ujar Felix meyakinkan.
Setelah kematian ibu nya saat itu, Felix sempat berbicara serius dengan Aurora, dan bertanya apakah Aurora mau menikah dengannya, menikah yang sesungguhnya, bukan hanya kebohongan. Namun tentu saja Aurora mengelak dengan alasan meminta waktu untuk berpikir, tapi sesungguhnya Felix sadar, jika Aurora masih tidak bisa membuka hati untuk nya.
Keesokan harinya
Aurora banyak membuat makanan dan kue tradisional untuk rencana makan malam bersama Laura dan Nicholas. Aurora juga berencana membagikan ke beberapa tetangga, dengan di bantu Antonio, bahkan putra kesayangannya itu selalu menemani nya saat membagikannya ke para tetangga.
“permisi...saya Aurora baru pindah beberapa hari yang lalu...maaf baru bisa menyapa” ucapnya sopan saat pintu yang di ketuknya tadi di buka oleh seorang wanita paruh baya.
“oh iya...saya Chan Sue...panggil saja Nyonya Chan...” balas wanita itu tak kalah ramah, “astaga kenapa repot-repot...terima kasih... apa mau masuk dulu untuk minum teh...” ujarnya menerima makanan yang di berikan Aurora
“terima kasih Nyonya Chan...tapi kami harus ke supermarket...” tolak Aurora ramah
“ah begitu ya...eh lalu siapa nama Anak tampan ini... hm” ujar Nyonya Chan beralih ke Antonio
“halo Nyonya...saya Antonio...5tahun...” ucapnya memperkenalkan diri
“ah ini anak saya Nyonya...” sambung Aurora
“astaga...kamu tampan sekali...pasti Ayah mu juga tampan...iya kan...” ucap wanita paruh baya itu kagum, “tapi jangan panggil Nyonya...panggil saja Nenek...oke” lanjutnya bahagia
“baik Nenek” pekik Antonio senang
“tunggu sebentar...Nenek punya sesuatu untukmu...” Nyonya Chan bergegas berbalik masuk meninggalkan Aurora dan Antonio di sana, lalu tidak lama dia kembali membawa sesuatu. “ini untuk cucu baru ku yang tampan...” ujarnya memuji sambil menyerahkan sebuah amplop bergambar pada Antonio
“ini apa Nenek...” tanya Antonio polos
“sedikit uang jajan” jawab Nyonya Chan mengusap kepala Antonio sambil tersenyum
“Nyonya Chan...ini tidak perlu...” tolak Aurora hati-hati
“tidak apa-apa...dan kamu juga lebih baik memanggilku Bibi Chan...oke...” ujarnya mengalihkan pembicaraan
“baiklah...terima kasih...terima kasih banyak” jawab Aurora membungkuk sebentar, di ikuti Antonio.
“iya sama-sama...lain kali kalian harus main kemari dan menemani ku...mengerti” ucapnya seperti sudah mengenal lama.
“tentu saja Nenek...Nio akan datang setiap hari untuk menemani Nenek...” pekik Antonio antusias membuat Aurora dan Bibi Chan terkekeh.
Aurora merasa bersyukur, setidaknya disaat dia ketakutan dengan kenyataan dan orang-orang di masa lalu nya, ternyata masih ada orang yang baik padanya walaupun baru pertama kali bertemu. Apalagi seperti sebuah kebetulan untuk Antonio yang baru kehilangan sang Nenek beberapa waktu yang lalu, dan sekarang Tuhan mengirim orang baik yang bisa menjadi Nenek untuk Antonio.
Skip
Antonio antusias bercerita tentang Bibi Chan, bahkan tidak memberi kesempatan untuk Felix membersihkan diri lebih dulu. Walau bagaimanapun Antonio tetaplah seorang anak kecil berusia 5tahun, pasti ada saatnya dia bertingkat manja dan kekanakan seperti anak-anak pada umumnya.
"Ra...apa kau tidak butuh membeli apa-apa lagi..." tanya Felix baru saja duduk di meja makan.
"sepertinya tidak... memang nya kenapa..." tanya Aurora balik.
"tidak...hanya saja sekalian aku masih disini...aku bisa mengantar mu sebelum aku balik..." jawab Felix
"kau tidak menginap..." Aurora menatap Felix intens, namun saat mata mereka bertemu, Felix lebih dulu mengalihkan pandangannya.
"tidak...aku ada pekerjaan yang harus aku kerjakan..." jawabnya bohong, sejujurnya Felix hanya ingin menjaga jarak dengan Aurora, entah kenapa, tapi Felix merasa jika Aurora memang bukan untuk nya, dan Felix sadar itu.
Hari Berikutnya
Aurora dan Antonio akan pergi jalan-jalan, mungkin mereka akan ke taman lagi, sekalian mencari sekolah dan tempat kerja terdekat, karena Felix memundurkan rencana untuk daftar sekolah, karena dia ada pekerjaan, dan menggantinya besok.
Namun saat akan sampai di depan apartemen milik Nyonya Chan, bersamaan dengan pintu itu terbuka kemudian terlihat dua orang wanita paruh baya keluar dari sana.
"Nenek..." panggil Antonio lebih dulu, membuat keduanya berbalik ke arah Aurora dan Antonio
"oh...cucu tampan Nenek..." pekik Bibi Chan bahagia
"Selamat Siang Bibi Chan..." sapa Aurora sopan
"Selama Siang Ra..." jawab Nyonya Chan, sedangkan wanita lain di sampingnya hanya tersenyum pada Aurora, kemudian menatap Aurora dari ujung kaki hingga ujung kepala. "cucu nenek mau kemana..." tanyanya
"Nio sama Mama mau jalan-jalan ke taman..." jawab Antonio riang
"ke taman...boleh nenek ikut..." tanya Bibi Chan
"boleh boleh" jawab Nio mengangguk antusias, namun wanita paruh baya lainnya memegang tangan Bibi Chan dan berbisik
"siapa mereka..." bisiknya pada Bibi Chan
"oh aku sampai lupa..." ucapnya menepuk dahinya pelan. "mereka Aurora dan Antonio yang aku ceritakan kemarin" lanjutnya
"ah... tetangga baru itu ya..." ujarnya ingat membuat Bibi Chan mengangguk mengiyakan.
"Aurora...kenalkan ini Nyonya Lan...teman saya...dia tinggal di lantai bawah..." jelas Bibi Chan mengenalkan
"Halo Nyonya Lan...saya Aurora...dan ini putra saya Antonio..." sapa Aurora sopan
"astaga...jangan memanggilku Nyonya...panggil saja Bibi seperti memanggil nya..." jawab Nyonya tersenyum kemudian menatap Bibi Chan dan Aurora bergantian, Aurora tersenyum mengangguk. "oiya...apa sebelum nya kita pernah bertemu... karena kamu terlihat familiar..." tanyanya
"sepertinya tidak mungkin...saya baru pertama kalinya ke kota beberapa hari yang lalu... sebelumnya...saya tinggal di desa..." jelas Aurora
"tapi... tunggu tunggu"
Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
❤️🥰
2021-09-08
1