Flashback Melinda
Laura mengajak Melinda untuk bertemu, mereka memang menjadi dekat karena Aurora, tapi tidak sedekat dengan Aurora dulu, apalagi memang Laura yang lebih tua beberapa tahun dari mereka berdua.
Selama 6tahun ini, mereka akan selalu menyempatkan bertemu, jika salah satu nya sedang merindukan Aurora, membicarakan tentang masa lalu, apa yang di sukai Aurora, memang Laura tidak begitu mengetahui tentang Aurora, tapi Melinda adalah sahabat yang paling paham tentang Aurora.
“Mel...maaf...kamu sudah nunggu lama ya...” ujar Laura tergesa-gesa menghampiri Melinda.
“Tidak apa-apa dokter...” Melinda memang selalu saja canggung jika berbicara dengan Laura, apalagi perempuan itu lebih tua dari nya.
“Ck kamu ini... sudah mengenalku lama tapi masih saja canggung kalau memanggil ku...” Laura berdecak malas menanggapi ucapan Melinda.
“iya iya maaf...” Melinda terkekeh, “jadi...apa yang ingin kakak bicarakan... sepertinya serius sekali...” tanyanya, membuat Laura terdiam.
“Sebenarnya...aku sudah menemukan Aurora...-
“benarkah...kakak tidak bohong kan...jangan bercanda...lalu dimana dia...ayo antar aku menemuinya sekarang kak...ayo...” Melinda refleks berdiri dan memotong perkataan Laura karena terlalu antusias, lalu menarik tangan Laura untuk segera berdiri.
“Tunggu dulu Mel...tenang...dengarkan aku dulu...” Laura berbalik memegang tangan Melinda dengan tangannya yang lain, untuk memberi ketenangan.
“ada apa lagi kak...apa...apa sesuatu terjadi padanya...” tanya Melinda mulai panik dan khawatir.
“sebenarnya... Aurora mengalami amnesia... Dia tidak akan mengenali kita...” Perkataan Laura membuat Melinda membulatkan matanya terkejut.
“amnesia... maksud kakak...dia menghilang 6tahun lalu karena kecelakaan dan amnesia...makanya dia tidak kembali...” tanya Melinda menggebu-gebu, Laura hanya bisa mengangguk lemah. “Astaga Ra...kenapa ini bisa terjadi...kalau waktu itu aku melarang mu kembali... mungkin ini tidak akan terjadi...” lirihnya terisak.
“tidak Mel...ini bukan salah mu...dan jangan membahas lagi masalah itu...yang penting sekarang...kita bantu Aurora untuk mengingat kembali semuanya...Hm” Laura segera bangkit memeluk dan menenangkan Melinda seperti seorang Kakak kandung.
“aku ingin menemui nya...” gumam Melinda sendu.
“Aku tahu...tapi kita bisa langsung menemui nya... karena kata anak dan suaminya... Aurora selalu ketakutan jika membahas tentang masa lalunya...sejak dia bertemu dengan seorang perempuan yang mengatakan jika dia sepupu Aurora...kau pasti tau siapa dia kan...” jelas Laura lembut.
“Tunggu kak...kamu bilang tadi...Anak dan Suami... Aurora sudah menikah dan punya anak...dan...anak itu bu-kan anak yang dia kandung dulu kan... tidak mungkin kan...” Melinda mengeluarkan banyak pertanyaan.
“Makanya... dengarkan dulu cerita ku...oke...” Melinda mengangguk mendengarkan perkataan Laura, setelah itu Laura kembali duduk melanjutkan menceritakan segalanya.
Beberapa menit berlalu, Melinda senantiasa diam dan mendengarkan semua cerita dari Laura tentang apa yang terjadi pada Aurora 6tahun yang lalu, dan dimana dia selama ini, hingga mereka bertemu kembali beberapa hari yang lalu.
“Jadi...apa yang harus aku lakukan kak...” tanya Melinda saat Laura menyelesaikan cerita nya.
“Rencana kami...kamu buka sebuah kafe tidak jauh dari tempat tinggal mereka... karena kebetulan Aurora sedang mencari pekerjaan...dan terima dia sebagai pegawai mu...” jelas Laura
“membuka kafe...kakak kan tau aku tidak punya keahlian dalam hal-hal seperti itu...lalu bagaimana pekerjaan ku...apa tidak ada cara lain...” tanya Melinda balik.
“Aku tahu Mel...kau bisa cuti dari pekerjaan mu beberapa hari saja...dan kau juga harus bertemu dulu dengan putra Aurora... Antonio... Dia begitu cerdas di usianya yang masih 5tahun...kau pasti akan menyukainya... Begitupun dengan Felix...orang yang menolong Aurora...dia pria yang lembut dan baik hati...tapi entah kenapa... setelah bersama selama 6tahun...tapi Aurora tidak jatuh cinta pada orang seperti Felix...” Laura berucap dengan senyum yang tersungging di bibirnya.
“Mungkin Aurora masih menyimpan perasaan pada tuan Aprilio...” jawab Melinda jujur.
“bagaimana bisa...dia kan hilang ingatan...lalu bagaimana hati nya masih tetap sama...” ucapan Laura membuat Melinda memutar bola matanya malas.
“Kakak ini...hati itu tidak bisa berbohong...dan Jodoh yang di atur Tuhan... tidak akan tertukar... seberapa lama dan jauh mereka berpisah...pasti ujung nya akan bersatu...” penjelasan Melinda membuat Laura tersenyum mengangguk.
Keesokan harinya
Melinda meminta Laura untuk segera mempertemukannya dengan Antonio dan Felix, Melinda tidak ingin menunggu terlalu lama. Melinda juga tidak sabar ingin bertemu dengan Aurora.
Saat ini Melinda dan Laura sudah datang lebih ke sebuah kafe, tidak seberapa lama datanglah Antonio dan balik.
“Nio...aunty disini...” pekik Laura antusias memanggil Antonio dan Felix yang baru saja datang.
Mata Melinda mengunci pergerakan dua orang tersebut, hingga mereka sampai di depan meja mereka. Tanpa sadar Melinda meneteskan air mata nya, dia benar-benar tidak menyangka, Janin yang dulu berusia 1bulan dalam perut Aurora, sekarang sudah berdiri di depan nya.
“Mel...kenapa...apa yang terjadi... kenapa kau menangis...” tanya Laura panik, membuat Melinda tersadar dari lamunannya.
“a-aku tidak apa-apa kak...” jawabnya mengusap air matanya, kemudian beranjak dari kursinya dan beralih ke hadapan Antonio dan langsung memeluk nya. “aku benar-benar tidak menyangka hari ini akan terjadi...” ujarnya lembut.
Melinda melepaskan pelukannya dan menatap wajah Antonio dengan intens, sambil tersenyum dan menahan air matanya.
“Maafkan Tante ... karena meninggalkan Mama mu saat itu... kalau saja tante tidak pergi waktu itu...semua ini tidak akan terjadi...” ujar Melinda sendu, tangannya mengusap kepala Antonio dengan lembut.
“Ini bukan salah Tante... Antonio sudah mendengar semua cerita nya...” jawab Antonio bijak, membuat Melinda tersenyum.
“kau benar-benar seperti Aurora...baik dan bijak...” pujinya tulus
“terima kasih tante...” Melinda tersenyum, begitupun Laura dan Felix.
“Sudah sudah Mel...biarkan mereka duduk dulu...” sela Laura, dan mempersilahkan semuanya duduk. “oiya Mel...ini Felix...orang yang menolong Aurora...” lanjutnya.
“Halo...saya Melinda...” ujarnya sopan
“oh iya...saya Felix...” jawabnya balik
“saya sungguh-sungguh berterima kasih pada anda tuan Felix... karena sudah menolong... Bahkan menjaga Aurora dan putranya selama ini...saya tidak tahu harus bagaimana membalas nya...” jelas Melinda tulus.
“Tidak perlu seperti itu...saya tulus menolong Aurora...dan saya tidak mengharapkan imbalan apapun... Saya juga sangat bersyukur jika Aurora bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang dia sayangi dulu...” Felix berujar tak kalah tulus, membuat kedua orang perempuan di depannya tersenyum tersentuh.
“Sepertinya...kita juga harus menemui seseorang lagi...” Melinda menatap 3orang itu bergantian.
Antonio dan Felix benar-benar di buat terpaksa berbohong pada Aurora, karena selalu berbohong mencari alasan pada Aurora karena pulang dari sekolah telat. Jika kemarin mereka bertemu Laura dan Melinda di kafe, sekarang Melinda mengajak mereka ke suatu tempat, yaitu makan ayah Aurora.
“Johnny Moon...Rosealin...” gumam Antonio membaca tulisan yang terukir di masing-masing 2 batu nisan yang berada di depannya.
“Ya...ini ayah dan ibu Aurora...” jelas Melinda sambil meletakkan seikat bunga yang dia bawa di depan batu nisa bertuliskan Rosealin. Antonio pun mengikuti dengan meletakkan seikat bunga yang dia pegang di depan batu nisan bertuliskan Johnny Moon.
“Halo kakek nenek...aku Antonio...”
Flashback end
Melinda menarik nafas dalam-dalam, selama beberapa hari ini, dia benar-benar harus menahan diri, setiap kali bertemu Aurora, rasakan dia ingin langsung memeluk nya.
Pernah sekali Melinda kelepasan dan memeluk Aurora dan mengatakan “aku menyayangi mu”, Aurora sempat terkejut, namun untungnya Melinda berhasil mengelak dan memberikan alasan.
Toktoktok
“Maaf Mel...boleh aku masuk...” Aurora mengetuk ruangan Melinda.
“masuk” jawab Melinda dari dalam, “ada apa Ra...” tanyanya kemudian saat Aurora sudah masuk ke ruangan nya.
“ada pesanan delivery untuk makan siang...tapi dalam jumlah banyak...kita terima atau tidak...” tanya Aurora
“Berapa banyak...”
“30 porsi paket lengkap”
“sepertinya jangan...itu terlalu banyak...Kasihan kamu pasti kelelahan nanti...” Melinda berujar perhatian, tapi justru membuat Aurora mengernyit heran, bukankah biasanya orang akan senang mendapatkan banyak pesanan, dan masalah pegawai, bukankah di bayar memang untuk itu.
Aurora merasa benar-benar aneh dengan bos nya itu, dia terlihat seperti orang yang membutuhkan uang, kalau memang banyak uang, lalu untuk apa membuka kafe kecil yang omsetnya tidak seberapa ini.
Bahkan sejak beberapa hari Aurora mulai bekerja, Melinda sering sekali keluar dan kembali jam makan siang, dan sangat percaya menyerahkan kafe ini pada Aurora. Tentu saja itu semakin membuat Aurora curiga.
“Baiklah kalau begitu...aku akan menolaknya...permisi...” ujar Aurora akhirnya, tak membantah dan mengatakan apapun lagi.
Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Jeva Tarmidi
lanjut lg
2021-09-16
1