"IBU” gumam Aera saat mendengar suara sesuatu terjatuh, Aurora sempat tertegun sejenak kemudian segera berlari ke kamar ibu Felix di ikuti Antonio di belakangnya, dan saat sampai, Aurora membulatkan matanya melihat wanita paruh baya itu sudah tergeletak di lantai.
Aurora segera berlari dan berusaha mengangkat kepala ibu Felix ke pangkuannya. Aurora sudah menangis terisak, dirinya merasa bersalah, karena sudah meninggalkan ibu mertua palsu nya itu sendirian, mungkin dia terbangun sangat mendengar keributan, dan berusaha turun untuk menolong anak nya. Sedangkan Antonio segera berlari keluar untuk memanggil Felix.
“PAPA...Nenek terjatuh...” teriaknya ke arah Felix, membuat sang Papa menatapnya terkejut.
“Lepaskan Aku...Aku harus menolong Ibuku...” teriak Felix memberontak.
“Lepaskan Papa ku...dasar kalian orang jahat...” teriak Antonio memarahi para bodyguard itu agar melepaskan Papa nya. Mendengar itu, bodyguard-bodyguard yang memegangi Felix menatap Hordon bertanya, dan dengan terpaksa Hordon mengangguk mengiyakan.
Felix segera berlari sambil menahan rasa sakit, sesaat setelah 4 bodyguard itu melepaskan dirinya, dengan berlari sedikit tertatih dan di ikuti Antonio di belakangnya, Felix memasuki kamar ibu dan berusaha menahan sakit, dengan panik dan khawatir, Felix mengambil alih tubuh ibunya dari pangkuan Aurora, kemudian mengangkat dan membaringkannya kembali di tempat tidur.
“Maaf Bu...maafkan aku bu..” ujar Felix bergetar.
“ti-dak a-pa a-pa...ju-al sa-ja ru-mah i-ni...” ujar sang ibu terbata-bata.
“tidak ibu...kalau kita jual rumah ini...kita akan tinggal dimana” jawab Felix terisak, begitupun Aurora yang memeluk Antonio.
“pin-dah ke-ko-ta...” ujar bibir pucat itu susah payah.
“ibu ingin pindah ke kota...baiklah...kita akan pindah setelah ibu sembuh...aku akan carikan rumah yang nyaman untuk Ibu, Rara dan Nio...hm...” jelas Felix tersenyum, walaupun dengan air mata.
“ka-lian me-ni-kah-lah” kata terakhir yang terucap dari wanita paruh baya, orang tua satu-satunya untuk Felix, bahkan juga untuk Aurora.
Beberapa hari kemudian
Aurora, Antonio dan Felix sedang mengemas barang-barang, wajah ketiganya masih sangat jelas terlihat sedih. Namun Felix sudah membuat keputusan untuk menjual rumah yang satu-satunya dia miliki ini, tidak rela? Tentu saja, itu adalah peninggalan Ayah nya. Tapi seperti pesan ibu nya yang meminta mereka untuk pindah ke kota.
Jadi Felix segera menemui Hordon dan melakukan kesepakatan, Felix akan menjual rumahnya pada hordon untuk melunasi hutang, dengan syarat jika Felix akan mendapat kembalian untuknya menyewa rumah di kota, setelah melalui perdebatan, akhirnya kesepakatan tercapai, Felix pun juga segera ke kota mencari rumah yang bisa mereka tinggali, setelah itu dia akan kembali ke desa untuk menjemput Aurora dan Antonio dan membawa mereka ke kota.
Skip
Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka mulai memasuki kota, keadaan mobil yang awalnya berisik dengan celotehan Antonio, sekarang lebih hening, karena bocah 5 tahun itu sudah terlelap, dan menyisakan Aurora dan Felix yang sama-sama masih canggung jika hanya berdua, sekalipun mereka sudah 6 tahun berstatus suami istri, di depan orang lain.
“em Felix...apa rumah yang akan kita tinggali dengan tempat mu Bekerja...” tanya Aurora memecah keheningan.
“iya...aku sengaja memilih yang dekat dengan tempat ku bekerja...agar kalau ada apa-apa...aku lebih mudah dan cepat sampai ke sana...” jelas Felix antusias.
“ah begitu...” Aurora mengangguk mengerti.
“iya...dan kau harus memberitahu ku apapun yang terjadi... aku akan datang sekalipun tengah malam...mengerti...” ujar Felix Serius.
“datang...jadi maksudnya...kau tidak akan tinggal bersama kami...” tanya Aurora bingung.
“tidak Ra...kita sudah tidak di desa...jadi kita tidak perlu berpura-pura menjadi pasangan suami istri lagi...” jelasnya.
“Lalu...”
“ya...kau bisa menganggap ku kakak atau siapapun terserah kamu...tapi sebenarnya...” Felix menjeda ucapan nya untuk mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan nya lagi, “aku...ingin menikah sungguhan dengan mu Ra...bukan karena permintaan ibu...tapi juga karena...aku mencintaimu...” ucapan Felix membuat Aurora tertegun.
Aurora terdiam tak bisa berkata-kata, sebenarnya dia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi, tapi Aurora tetap merasa belum siap untuk menjawabnya, di satu sisi Aurora tidak tega menolak orang yang sudah menolong bahkan memberi kehidupan padanya selama 6tahun ini, tapi disisi lain, hati Aurora menolak, rasanya sudah ada seseorang yang menempati posisi di hati Aurora, hingga tak ada celah sedikitpun untuk Felix, bahkan sekuat apapun Aurora mencoba membuka pintu hati nya untuk berusaha mencintai Felix, itu tetap saja tidak bisa.
“Felix...kau, ibu dan Nio adalah keluarga ku...aku bahkan tidak mungkin bisa membalas semua kebaikan kalian selama 6tahun ini...tapi untuk pernikahan... tolong beri aku waktu lagi...” jelas Aurora serius.
“Ra...aku tidak akan memaksamu... karena aku tau... kau tidak pernah mencintaiku...aku mengerti...jadi jangan terlalu di pikirkan ya...” balas Felix tak kalah serius.
“terima kasih Felix...” ujar Aurora tulus, Felix mengangguk pelan dengan tersenyum, tapi jelas terlihat kekecewaan di matanya.
Setelah itu mereka kembali sama-sama terdiam tak ada percakapan lagi, hingga beberapa menit kemudian, Felix menghentikan mobilnya, tepat di depan sebuah gedung bertingkat.
“kita sudah sampai...” ujar Felix antusias.
Skip
Sampai di sebuah unit apartemen yang terletak di lantai 8. Felix mengajak Aurora dan Antonio untuk masuk, bocah 5 tahun itu terbangun saat Aurora mengangkat nya tadi, jadi dia meminta berjalan sendiri sambil menggendong tas nya dan memasuki gedung dengan antusias, begitupun dengan sekarang saat Felix membuka pintu apartemen tempat mereka akan tinggal nanti.
“woah... bagus sekali” ujar bocah itu berlari masuk. “aku bisa lihat semuanya dari atas sini... “ lanjutnya saat melihat jendela kaca yang melihatkan semua yang ada di luar.
Aurora dan Felix tersenyum dengan tingkah Nio, namun kemudian Felix mengajak Aurora untuk menunjukkan seluruh isi apartemen yang terdiri dari 2kamar itu.
Beberapa Jam kemudian
Aurora, Felix dan Antonio sekarang berada di sebuah supermarket, setelah Aurora berdebat dengan Felix soal makan malam di rumah atau di luar, akhirnya Aurora memenangkan perdebatan dengan makan malam di rumah dan Aurora yang memasak, namun karena lupa tidak ada bahan makanan, membuat mereka memilih lebih dulu berbelanja kebutuhan memasak.
“apa saja yang harus kita beli” tanya Aurora saat mulai menyusuri lorong supermarket dengan Felix di sampingnya tengah mendorong kereta belanja dengan Antonio di dalamnya.
“belilah apa saja yang kita butuhkan untuk satu bulan ke depan...” ujar Felix santai.
“untuk satu bulan...apa tidak apa-apa” tanya Aurora.
“tidak apa-apa...itu akan memudahkan mu kalau ingin memasak... apalagi ada lemari es...kau bisa menyimpan bahan makanan di sana... “ jelas Felix membuat Aurora mengangguk mengerti.
Setelah itu Aurora mulai memilih bahan-bahan yang mereka butuhkan untuk satu bulan ke depan, namun atensi tertuju pada rak tempat selai.
“apa aku harus beli yang besar...kalau yang besar hanya bisa beli 1 rasa...kalau beli yang coklat...Felix yang tidak suka...sedangkan kalau beli yang kacang...Nio yang tidak suka...” gerutu Aurora sendiri sambil membawa 2 macam selai.
“Menurutmu aku harus beli yang mana...” tanya Aurora berbalik, namun kemudian di buat kebingungan saat ternyata Felix dan Antonio sudah tidak ada di belakangnya.
“kemana mereka” gerutu Aurora sambil mencari 2 orang itu. Tapi saat Aurora sedang mencari Felix dan Antonio dan tidak fokus dengan jalannya.
Bugh
Aurora menyenggol lengan seorang pria hingga membuat langkah kedua nya mundur selangkah, sama-sama terkejut dan mendesis kesakitan.
“maaf... maafkan saya... saya tidak sengaja” ujar Aurora membungkuk sopan merasa bersalah.
“oh tidak apa-apa...santai saja”, jawab pria itu lembut, Aurora pun perlahan menegakkan badannya dan menatap pria di depannya.
“baiklah...kalau begitu saya permisi...sekali lagi saya minta maaf... “ ujar Aurora kemudian beranjak pergi dari hadapan pria itu.
“kenapa wajah wanita itu sangat familiar...siapa dia” gumam pria itu hingga tanpa sadar mata pria itu terus mengikuti kemana Aurora pergi hingga menghampiri Felix dan Antonio yang berada di didepan rak cemilan. Kemudian meraka berbicara dan sedikit tertawa, selayaknya keluarga kecil yang bahagia.
“entahlah...aku lupa” pria itu pun akhirnya pergi setelah tak mengingat siapa perempuan yang dia tabrak tadi.
Keesokan harinya
Felix berangkat bekerja dari apartemen, karena semalam saat ingin kembali ke asrama pekerja, Aurora dan Antonio melarang dan memintanya untuk menginap, seperti biasanya, Felix tidak akan menang melawan ibu dan anak itu dan mengalah untuk menginap.
Setelah Felix berangkat kerja, dan semua pekerjaan rumah sudah selesai, Aurora bersantai dengan buku gambar dan pensil di tangannya, sedangkan Antonio sedang merakit sesuatu dengan tenang tidak jauh dari tempat Aurora duduk. Menghela nafas panjang beberapa kali saat di rasa tak ada inspirasi sama sekali di otaknya, tapi dia bosan.
“Mama kenapa...bosan ya...” tanya Antonio seakan tau isi pikiran Aurora.
“kok Nio tau sih” ujar Aurora terkejut.
“ya kan biasa jam segini Mama ada di kedai waktu di desa...trus sekarang di rumah saja tidak melakukan apa-apa... pasti Mama bosan...” jelas Antonio dewasa.
“benar...apa Mama cari kerja saja ya...” ujar Aurora.
“cari kerja...tapi Mama kan belum mengenal jalanan dan situasi di sini...Papa juga pasti tidak mengijinkan...” ujar Antonio mengingat kan.
“iya sih...tapi Mama juga harus mulai mencari biaya untuk Nio sekolah...kan kasihan Papa kalau menanggung biaya semuanya...” penjelasan Aurora membuat Antonio mengangguk mengerti.
“em...kalau begitu...bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitaran sini...biar Mama bisa mengenal daerah sini...” ujar Antonio dewasa.
Antonio memang masih kecil, tapi kecerdasannya yang melebihi anak-anak seumurannya mampu membuatnya memahami situasi yang di alami kedua orang tuanya, bagaimana sikap dan apa yang di lakukan orang tuanya jika bersama, satu demi satu hal-hal kecil yang terjadi, Antonio sudah mulai memahami.
Di tambah lagi pembicaraan Aurora dan Felix saat di perjalanan kemarin, Antonio mendengar semuanya, dia hanya pura-pura tidur agar tidak mengganggu pembicaraan serius orang tuanya.
“Mama setuju...ayo kita jalan-jalan” ajak Aurora antusias, begitupun Antonio.
Skip
Aurora dan Antonio berjalan santai dengan bergandengan, bahkan Antonio antusias saat melihat berjajar kedai makanan, kue bahkan es krim.
“woah...ada kedai es krim juga Ma...” pekiknya Antusias.
“mau beli...es krim coklat...hm” tawar Aurora menghentikan langkahnya.
“memangnya boleh Ma” tanyanya polos.
“tentu sayang...ayo kita beli” ajak Aurora menarik pelan Antonio untuk memasuki kedai es krim.
Beberapa menit kemudian Aurora dan Antonio keluar dari kedai dengan memegang masing-masing es krim cone coklat, Antonio begitu senang menikmati es krim coklatnya, sedangkan Aurora hanya tersenyum menatap putranya.
Hingga beberapa meter mereka berjalan dari kedai, mereka melihat taman bermain di seberang jalan, Antonio segera mengajak Aurora untuk ke sana, menaiki ayunan, jungkat jungkit, hingga prosotan.
Antonio terlihat begitu bahagia, bahkan Aurora bisa ikut merasa kebahagiaannya. Sejak kecil, Antonio belum pernah bermain ke taman seperti ini, karena di desa tidak ada sama sekali, dan Aurora tidak pernah mengajak Antonio pergi ke kota.
Aurora merasa bersalah, karena belum sepenuhnya bisa memberikan kebahagiaan untuk Antonio, tapi Aurora juga bersyukur, putranya itu tidak pernah menuntut apapun, Antonio bahkan bisa mengerti keadaan ekonomi orang tuanya, walaupun usianya masih kecil.
“capek...” tanya Aurora saat melihat Antonio berjalan menghampirinya yang sedang duduk di bangku taman setelah bermain prosotan.
“aku haus Ma” jawabnya duduk di samping Aurora.
“em...tunggu disini...jangan kemana-mana...Mama belikan Air...mengerti” ujar Aurora tegas tapi lembut.
“iya Ma” Antonio mengangguk paham, setelah itu Aurora beranjak pergi ke seberang jalan untuk membelikan air minum.
**Bersambung
Anak Genius CEO Tampan
written by Blue Dolphin**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
d.stywn
hmm jadi hanya pernikahan palsu😅
2022-10-23
0