"Tinggal kalian para anak emas yang tak berguna! Tunggulah giliran kalian satu persatu." gumam seorang pria dengan spidol warna merah menuju target selanjutnya.
Kali ini tidak ada berita pembunuhan karena agen Leo pun sudah berusaha mencari tubuh tanpa telinga dan dan lidah di setiap tempat yang memungkinkan tapi tak kunjung menemukan titik terang bahkan lukisan seorang pria yang ada di atas meja nya sama sekali tidak berguna. Di sebuah fakultas tempat anggota geng motor Dark Night menimba ilmu pun tidak ada sosok wajah culun yang memenuhi otak agen detective itu, sudah hampir dua x dua puluh empat jam dirinya berkutat dengan garis wajah itu bersama lembaran kertas lain yang tidak menemukan titik terang.
"Aaaaarrggh.Kenapa buntu, tidak mungkin jika semua ini terbuang sia-sia apalagi tidak ada hubungannya. Pasti ada yang terlewatkan, pasti." gumam nya dengan frustasi.
Ting tong.... (suara notifikasi ponsel nya yang telah berganti)
Di sambarnya benda pipih itu, scroll pesan teratas sebuah nomer baru lagi dengan sebuah profil yang sama dengan nomer-nomer lain yang sudah tidak berguna. Satu pesan dengan sebuah clue yang membuat kedua alis agen Leo bertemu, clue kali ini terlalu terang-terangan menurutnya.
[Putra Emas pertama dari keluarga Menteri Pertanian, Tuan muda Esha Diningrat]
Itulah clue yang di anggap bukan sebagai clue oleh agen Leo melainkan sebuah alarm untuk menjaga pemuda yang biodata nya baru sekilas di baca nya, dengan dua tangan bekerja akhirnya satu lembar ditemukan satu kertas HVS yang hanya tercantum tiga nama anak dari daftar blacklist.
"Si@l, aku harus membuat proposal untuk mendapatkan biodata ketiga pemuda ini." umpat Leo yang baru menyadari jika pesan itu clue hanya sebuah clue dan dirinya sendiri harus berusaha untuk mendapatkan jawaban.
Sedangkan di sebuah Club berbintang dengan nama Cahaya Club di satu sudut dinding tengah di adakan pesta tertutup, sebuah pesta ulang tahun anak seorang pembisnis lama. Terlihat pesta yang cukup mewah dengan dengan berbagai wine terbaik dihidangkan bersama cemilan restoran ternama, beberapa pemuda dan pemudi nampak sibuk bergosip dan yang lainnya bergoyang dengan energik.
Terlihat beberapa pemuda dengan pakaian bermerk tengah duduk bersama di temani para gadis di bawah umur dengan pakaian seksi mereka, tanpa menyadari seorang pelayan mencampur serbuk ke dalam salah satu minuman yang akan di minum oleh salah satu pemuda itu. Terlihat pemuda dengan rambut rapi itu meminum minuman nya tanpa berfikir dua kali, awalnya tidak ada reaksi apapun hingga berselang sepuluh menit kepala nya terasa berputar dan ada hawa panas yang menyerang tubuhnya.
"Bro are you okay? " tanya satu pemuda yang masih sangat sadar.
"Yah, mungkin aku terlalu banyak minum. Aku akan pindah ke kamar saja." jawab pemuda yang terus memegangi kepala nya itu.
"Ayo ku antar." tawar pemuda pertama.
"Ck.Lihatlah ini, aku lebih membutuhkannya di bandingkan sentuhanmu." tolak pemuda kedua dengan meraih pinggul gadis remaja yang sudah bergelayut manja di lengan pemuda sempoyongan itu.
"Das@r buaya." ucap pemuda pertama dengan kekehan nya.
"Biarkan saja lah, di hari special nya biarkan dia bermain sepuasnya." ucap pemuda lain yang sedari tadi diam karena sibuk bercumbu dengan gadis di pangkuannya.
"Baiklah.Terserah kalian saja." jawab pemuda pertama yang ntah kenapa hati nya tak tenang malam itu.
Dengan kesibukan masing-masing membuat kedua pemuda di sofa tidak menyadari jika satu teman mereka di ikuti oleh seseorang memasuki tempat yang lebih privat, dimana banyak deretan kamar tempat melepaskan hasrat terlarang para pendosa.
"Pergilah, jangan muncul lagi." ucap seseorang yang menunggu di depan pintu.
Kepergian gadis remaja dengan satu lembar cek di selipan kacamata dada nya itu, kini seorang wanita dewasa dengan wajah yang amat cantik masuk menggantikan posisi gadis di bawah umur yang telah meninggalkan club Cahaya.
Selang beberapa waktu terdengar suara jeritan dengan suara benda-benda berjatuhan, ada kalanya jeritan itu dari seorang pria dan ada kalanya dari seorang wanita. Kejadian itu berlansung hampir satu jam hingga akhirnya pintu terbuka dengan kemunculan seorang wanita berpakaian tak lengkap lagi, dengan dua lembar cek yang tersambar dengan cepat akhirnya wanita itu pergi dari club tanpa mempedulikan penampilan erotisnya.
Tentu saja setelah satu wajah terlepas dan menampilkan wajah aslinya barulah wanita itu bisa meninggalkan club cahaya dengan dua lembar cek fantastis, apapun alasan orang yang menyewa nya tidak lah penting. Hanya dengan satu malam memuaskan seorang pemuda dan beberapa luka tidaklah masalah ketika melihat banyaknya angka nol di secarik kertas yang kini bersarang di kacamata dadanya.
"Satu ikan di tempat yang tepat, sudah waktunya bekerja lebih keras detective itu." batin seseorang dengan menggenggam sebuah benda kecil hitam di telapak kanan nya.
Benda itu adalah sebuah kartu memori yang memiliki sebuah penayangan perdana dari ikan pancingan nya sebagai pemanasan di dalam lingkaran target utama, permainan akan lebih di tingkatkan mengikuti para pemain yang juga pemain ulung.
Dengan langkah santai dan ringan kini dirinya kembali melayani para tamu tanpa beban, dengan wajah datar dan suara tegas menjadikannya pusat lirikan para wanita di dalam club. Ada yang terang-terangan menggoda dan ada yang hanya melirik tapi semua itu tidak membuat nya terbakar emosi setelah apa yang di dapatkan nya kini suasana hati nya cukup baik.
Di dalam sebuah kantor pusat pemerintahan tengah terjadi keributan di salah satu ruangan dengan pangkat tinggi, ruangan kaca dengan luas sepuluh meter kali sepuluh meter itu kini menjadi tempat terpanas untuk dua penghuni beda usia.
"Apa kau sudah gila? Dimana jalan fikiranmu?! " hardik seorang pria dengan wajah merah padam.
Satu map dengan tiga lembar kertas HVS bertinta kini sudah menjadi serpihan kertas tak berguna, terlihat amarah memuncak dari orang yang di anggap pemimpin di dalam kesatuan tempat kerja nya. Tidak ada hentinya kumis itu naik turun mengikuti deru nafas yang tak berirama lembut, hingga langkah nya berhenti.
Braaaak...
"KELUAR! " seru pria berkumis itu setelah menggebrak meja dan menerbangkan serpihan kertas.
Tanpa menjawab seruan pemimpinnya, pria dengan pakaian dinas nya itu meninggalkan kantor pusat dan mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi. Tidak ada satu kata dari bibirnya karena jelas di dalam otaknya tengah berperang mencari jalan lain untuk masalahnya, hingga suara klakson membuyarkan lamunannya membuat kakinya menginjak rem secara mendadak.
Ciiiiit.... Bruuuuk....
"Auuw." rintih pria itu yang merasakan pening akibat kepala nya membentur stir kemudi nya.
Dirinya baru sadar tidak memakai sabuk pengaman sedari awal, membuat nya menikmati benjolan di keningnya. Tanpa menunda waktu, dikemudikannya lagi mobil nya yang tidak mengalami mogok dan kali ini dengan kecepatan standar setelah memakai sabuk pengaman.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
dementor
rusak moral mental manusia..
2022-11-08
1