Malam yang dingin menyelimuti penghuni Villa , Waktu istirahat bagi sang Tamu dan pengurusnya, namun AK masih sibuk dengan dunia nya dalam laptop melakukan pekerjaan untuk satu bulan kedepannya, begitu lah dirinya ketika berlibur tetap masih melakukan pekerjaan. Sedang fokus fokusnya dengan email dari client nya justru samar-samar terdengar keributan dari arah bawah yang membuat dirinya terganggu, tanpa menunggu lama ia berniat menghentikan keributan yang terasa berisik ditelinganya itu.
" Ingatlah kedudukan mu! Jangan macam-macam denganku! " ucap pria paruh baya sambil menunjuk seorang gadis didepannya dengan nada yang cukup tegas.
"Maaf paman. Saya tidak bermaksud menyinggung Soal uang tapi kasihan jika Pak maman dan putri nya tidak mendapatkan gaji mereka tepat waktu. " ucap gadis itu menjelaskan situasi sebenarnya.
"Urusanku soal mereka. Tugasmu hanya menjadi Pemandu para Tamu Villa ini! " perintah pria paruh bayah itu.
"Tapi paman... " jawab gadis itu tanpa bisa menyelesaikan ucapannya setelah merasakan sensasi panas di pipinya.
Plak.. (sebuah tamparan mendarat di pipi mulusnya)
"Diam! Pergi sana. Awas jika mencari masalah! " bentak pria paruh baya itu dan meningkatkan gadis itu dengan pipi yang memerah.
Melihat hal itu membuat AK geram mengepalkan tangannya, karena pantang baginya melukai wanita, meski dirinya tak merasakan sentuhan seorang ibu tetap saja dirinya memiliki prinsip tinggi untuk melindungi wanita yang lemah. Dengan perasaannya Ia mengambil es batu dari kulkas dan kembali ke tempat dimana gadis itu dilihatnya tadi namun tidak ada gadis itu, mengelilingi villa tetap tak mendapatkan gadis itu, namun saat di taman ingin kembali terdengar suara isakan kecil dari balik pohon rindang, tanpa rasa takut AK menghampiri dan benar saja disana seorang gadis sedang menutup wajahnya agar tangisannya tidak terdengar siapapun. Melihat itu AK langsung duduk disebelahnya dan mengelus kepala gadis itu tanpa permisi, merasakan kepalanya ada yang menyentuh sontak mengejutkan gadis itu dan pandangan nya yang buram di penuhi wajah tamunya yang baru saja di villa nya.
"Tuan.Maaf apa ada yang bisa saya bantu? " tanya Gadis itu langsung berdiri dan menghapus air matanya.
"Apa kamu baik-baik saja? " tanya AK dengan lembut.
"Iya Tuan saya baik-baik saja. " jawab gadis itu dengan senyuman, apa gunanya mengatakan hati nya seperti tercabik karena sikap pamannya yang tidak menganggap dirinya sebagai keluarga.
"Ikutlah.Aku butuh sesuatu. " perintah AK tanpa memandang Gadis itu karena dimatanya gadis itu memiliki banyak tirai tertutup.
"Baik Tuan. " jawab gadis itu mengikuti dari belakang.
Sampai di dapur AK meminta gadis itu untuk duduk dan tidak perlu banyak bertanya dengan nada tinggal tinggi tegasnya, melihat raut wajah seorang pria yang seperti siap menerkam mangsanya membuat gadis itu menelan ludahnya, bahkan pamannya saja tidak segarang itu. Namun seketika hatinya melunak dengan perlakuan pria didepannya itu, bagaimana tidak Tamunya itu memberikan perintah seakan ingin membunuhnya namun setelah itu mengobati luka nya dengan lembut hingga melelehkan perasaan dihatinya.
"Tuan, saya bisa sendiri. " ucap gadis itu dan mencoba mengambil buntalan es yang di genggam AK.
"Diamlah! " bentak AK tanpa melihat gadis itu, seketika gadis itu hanya diam tanpa melawan karena itu percuma saja.
"Apa pamanmu terbiasa main tangan? " tanya AK setelah mengobati gadis itu.
"emm.Itu bukan seperti itu Tuan. " jawab gadis itu dengan gugup dan menutupi keburukkan pamannya.
"Jika kamu saja tidak menghargai dirimu maka orang lain akan menginjak harga dirimu. Berikan Hati pada Ketulusan bukan Penindasan. Pelajaran itu selalu penting untuk lebih baik kedepannya! " ucap AK dan pergi meninggalkan gadis itu sendiri didapur.
"Terimakasih Tuan. " ucap gadis itu dengan lembut namun AK sudah pergi sedari tadi dan gadis itu merenungi ucapan AK.
"Bagaimana saya tidak mengalah jika kasih sayang ini dasarnya Tuan. " batin gadis itu menahan sesak didada.
Baginya nasehat pria tadi memang benar namun kasih sayang nya pada keluarga juga benar, lalu bagaimana caranya agar seimbang atau membuat keputusan dan jalan berbeda, sungguh membuat nya pusing.
.................
Setelah kejadian semalam membuat Asma berfikir tanpa henti dan itu membuat nya lebih banyak melamun pagi ini dan alhasil jus yang dibawanya untuk sarapan tamunya justru terjatuh karena menabrak seseorang didepannya.
"Maaf." ucap Asma tanpa melihat siapa yang ditabrak nya.
"Istirahat lah jika Hati Masih kalut. Fikiran mu tidak pada tempatnya" ucapan orang itu seketika membuat Asma melihat ke atas dimana dirinya sekarang sedang mengambil pecahan gelas dibawah dan orang ditabrak nya itu masih berdiri didepannya dan menatap nya intens.
"Maaf Tuan. " ucap nya kembali menatap ke bawah dan buru-buru membereskan pecahan kaca.
"Auw." desis Asma yang tanpa sengaja tergores pecahan gelas, melihat hal itu AK langsung mengambil alih nampan ditangan Asma dan dengan isyarat mata yang tajam membuat Asma menyingkir.
Melihat Tamunya membersihkan kecerobohan dirinya tentu itu bukan hal baik, namun jujur ada rasa terharu karena tamu nya kali sangat berbeda, meski angkuh tapi dia tetap berhati malaikat. Senyuman tercetak di bibir Asma mengingat setiap kelembutan pria didepannya ini dan tanpa sadar pandangan nya tertuju pada AK.
"Obati Lukamu. Wajahku tidak akan bisa menyembuhkan Luka mu itu. " ucap AK pergi meninggalkan Asma yang malu dengan tindakannya.
"Bodohnya aku, masih saja seperti orang lumpuh disini. " gumamnya dengan senyuman dan memukul pelan kepalanya sendiri.
Disudut lain AK yang melihat setiap gerakan Asma hanya diam dengan wajah dinginnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
senja
lumpuh?
2022-03-28
1
senja
quotesnya bagus
2022-03-28
1