Disebuah Club malam *Laila Club" itu namanya. Seseorang tengah menikmati memainkan jarinya di gelas yang berisikan sampanye setengah gelas mungil. Matanya tertuju pada seorang pria paruh baya yang sedang memerintah dengan kasar seorang bartender, dalam kondisi yang masih sadar bahkan orang itu bersikap kasar dengan seorang pelayan dan itu membuat orang yang masih mengawasinya semakin muak.
Baj!ngan sialan.~ batin seseorang.
Setelah beberapa jam, pria paruh baya itu keluar dari Club dan menuju tempat parkiran yang berada dibawah. Tanpa menyadari bahwa seseorang sedang mengikutinya dan sudah siap melakukan aksinya. Orang yang mengawasinya tadi diam -diam memasuki mobil pria paruh baya tanpa sepengetahuan si pemilik mobil, dalam keadaan yang sudah tidak begitu sadar masih saja membawa mobil sendiri. Dalam perjalanan mobil melewati jalan perkampungan yang sangat sepi dan disaat melewati persawahan, dari tempat duduk belakang muncul seseorang dan menodongkan pistolnya.
"Stop disini!" perintah orang itu menaruh pistolnya dikepala pria paruh baya.
"Kep@arat. Siapa Kamu?" seru pria paruh baya itu.
"Diamlah Pria Tua!" jawab orang itu dengan lebih menekan ujung pistolnya.
Melihat posisinya yang terpojok. Akhirnya pria paruh baya itu menghentikan mobilnya di persawahan, orang itu mengajak pria itu untuk turun dan berpindah posisi. Kini orang itu yang menyetir dan membawa pria paruh baya yang sudah pingsan karena pemukulan di belakang kepala ke sebuah bengkel yang cukup tua. Dengan tubuh yang lebih kekar tentu saja orang itu dengan mudah membawa pria paruh baya masuk ke dalam bengkel. Pria paruh baya itu kini terikat dengan tangan di atas tiang dan dibiarkan seperti sedang menggantungkan tubuhnya. Sedangkan orang itu sedang mempersiapkan beberapa peralatan untuk melakukan aksinya.
Peralatan bengkel sudah disiapkan untuk aksinya, namun sudah setengah jam pria paruh baya itu belum sadar kan diri dan sambil menunggu akhirnya orang itu memulai untuk mengasah pisau yang selalu bersama nya. Suara gesekan yang sengaja diberi penekanan lebih, menghasilkan suara yang menjerit seperti besi bergesekan.
Suara apa itu. Ngeri sekali.~batin pria paruh baya yang mulai sadarkan diri.
Setelah beberapa menit matanya kini terbuka perlahan. Rasa pusing dikepalanya ikut menjadi rasa tambahan dan kini pandangannya langsung tertuju pada seseorang yang memakai tudung duduk menyamping dan sibuk mengasah benda tajam mengkilap. Membuat pria paruh baya itu merinding melihat ketajaman pisau yang ada ditangan orang itu.
"Apa yang mau kamu lakukan kep@rat!" hardik pria paruh baya itu.
"Sudah bangun rupanya. Tamu Tak Diundang." tukas orang itu dengan santai dan masih mengasah pisaunya.
"Jika mau uang katakan saja! Untuk apa melakukan ini." seru pria paruh baya.
"Diamlah!" bentak orang itu yang kini menghempaskan kursinya dan berdiri menghadap pria paruh baya dengan pisau ditangannya.
"Apa mau mu kep@rat? Sebutkan berapapun uang yang kamu inginkan!" seru pria paruh baya itu yang masih dengan sombongnya di kondisinya saat ini.
"Uangmu tidak berguna untukku!" jawab orang itu semakin mendekati pria paruh baya.
"Apa yang kamu mau? Katakan saja. Aku akan kabulkan!" seru pria paruh baya.
"Selesai bernegosiasi!" jawab orang itu dan langsung melukai tangan korban yang diikat ke atas.
"Auuw.. Sialan! Kamu mau membunuh ku? Hah!" cecar pria itu merasakan sakit dari goresan pertama, yang langsung mengalirkan darah ditangannya dan menetes di rambut kepalanya.
"Tangan mu terlalu kotor! Tidak ada ampun untuk orang yang tidak menghargai sesama manusia." jelas orang itu dengan sederhana.
Orang itu melakukan aksinya tanpa peduli jeritan pria paruh baya dan memberikan beberapa luka sayatan ditubuh pria paruh baya itu tanpa meninggalkan jejak, dan sebelum mengakhiri aksinya orang itu hanya memberikan satu pertanyaan.
"Katakan pesan terakhir mu?" tanya orang itu.
"Tolong sampaikan permintaan maaf ku pada istriku." jawab pria paruh baya itu yang sudah tidak berdaya, melawan pun sia-sia, merasa ini waktunya berakhir membuatnya menyadari bahwa sikapnya kepada sang istri selama ini adalah kesalahan terbesarnya.
"Okay." jawab orang itu dan mengakhiri aksinya dengan menusukkan pisaunya di jantung pria paruh baya itu dan seketika pria paruh baya itu langsung meninggal.
..................
Di pagi buta suara sirine mobil pemadam kebakaran sudah lalu lalang menuju sebuah bengkel tua, yang diberitakan terjadi kebakaran pukul 3 pagi dan warga sekitar sudah mulai menyiram air. Namun karena bengkel itu cukup luas sehingga api sulit dipadamkan dan api membesar. Pemadam kebakaran yang tiba dilokasi langsung memulai tugasnya, bahkan para wartawan sudah mulai meliput kejadian itu dan televisi sudah menyiarkan berita langsung dari TKP.
"Seperti Keinginanmu. Hadiah mu sudah sampai Dirumah." gumam seseorang, setelah meletakkan sebuah surat dan bunga di depan sebuah rumah mewah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Riezki Arifinsyah
Physikopat ini seeeehh
2025-01-10
0
senja
orang itu tetap melakukan aksinya tanpa peduli*
2022-03-28
1
senja
cwo ya
2022-03-28
2