"Labrak aja dia tak apa." Hanna berlalu meninggalkan beberapa karyawan wanita bahkan ada yang langsung turun dari lantai atas ke lobby untuk ikut melabraknya.
Mulutmu adalah harimaumu.
Di Perpustakaan kampus....
"Kau tak merasa terganggu dengan pemberitaan itu ?"
"Kenapa aku harus merasa terganggu ? aku tidak berpacaran dengannya. Lagipula kalau aku membatahnya maka akan semakin panjang urusannya. Aku dan teman-temanku yang lain sudah cukup pusing mengerjakan 2 laporan untuk tugas akhir ini. Aku tidak mau juga menambah beban pikiran mereka nanti. Jadi, ya biarkan saja. Lama kelamaan berita itu akan tenggelam dengan sendirinya dan mereka sudah lupa."
"Ya. Kau ada benarnya juga. Ini sudah mau sore. Bagaimana kalau aku antar ke kost-an ?"
"Boleh.. sebentar aku pinjam beberapa buku dulu untuk lanjut mengerjakannya nanti malam." Livia pergi dari ruang diskusi. Ponsel dari gadis itu berbunyi..
"Ya, Yen ada apa ?"
"Via mana ? kok kau yang angkat teleponnya?"
"Lagi ambil buku bentar lagi mau antar dia pulang ke kost-an. Ada apa ?"
"Owh ya uda. Aku kira dia akan lama disana. Sekalian nongkrong di kampus sambil nunggu kelas nanti malam."
"Nanti akan aku coba omongin ke dia."
"Ya uda. Bye." Yeni mematikan telepon sepihak.
"Siapa yang menelpon ?" Livia membawa 3 buku tebal.
"Yeni, dia mau kesini. Aku bilang padanya kalau kau mau pulang ke kost-an dlu. Dia berniat mengajakmu nongkrong dlu di kampus."
"Aku akan WA kalau tidak jadi pulang. Bisakah kau perpanjang waktu sewa room ini di sana ? Pakai saja nama kau ?"
"Oke."
Di Perusahaan Yeni....
Yeni tengah sibuk WA untuk memberitahukan ke grup chat kalau ia dan Via akan berada di kampus sambil menunggu yang lainnya. Ia begitu kaget melihat keributan yang terjadi di Lobby, "Ada apa ini ?" Semua karyawan wanita berbaris memperlihatkan Tiara yang sudah dalam keadaan berantakan.
Yeni tak bisa menahan tawanya, "Astaga. Beberapa jam kau disini menungguku sekarang kenapa penampilanmu jadi seperti gelandangan?"
"Nona. Tak boleh tertawa seperti itu diatas penderitaan orang lain." Bodyguard Yeni mencoba menegurnya.
"Argh.. karyawan mu yang gila tiba-tiba saja datang dan membuatku jadi seperti ini." Ujar Tiara sambil merapikan penampilannya.
"Mereka tidak akan menyentuhmu kalau tidak ada alasannya."
"Bu Yeni, beliau mengatakan kalau semua karyawan wanita disini termasuk ibu hanya menjual tubuhnya saja kepada pria-pria di luar sana. Padahal kami semua tidak seperti itu bu, ya tersinggung lah kami. " Ucap seorang karyawan yang sudah senior.
Yeni mengganguk, "Minta kepala HR datang kesini donk." ia menatap resepsionis. "Kalian semua jangan bubar disini saja. Saya tidak akan memarahi kalian kok."
"Atasan macam apa kau ? anak buahnya bersikap bar-bar malah dibiarkan." Tiara menatapnya tajam. Namun, yang ditatap malah sibuk bermain hp.
"Siapa suruh mulut tak bisa dijaga. Seperti tak sadar saja, bahwa kau mungkin menjual tubuhmu pada pemilik Sapphire Blue Corp." Karyawan wanita lain mulai kesal.
Karyawan senior wanita tersenyum melipat kedua tangannya di dada, "Lihatlah bahkan Bu Yeni mengacuhkannya."
Beberapa karyawan di lantai 2 yang mendengar adanya keributan sejak tadi melihat Lobby dari Pinggir palang pembatas, termasuk ada Ai Chan,Nia dan Hanna disana. "Bu Yeni, enaknya dikasih hukuman apa bu ?" Tanya Nia dari lantai 2.
"Tenang aja Ni. Sabar." Yeni menatapnya sekilas lalu kembali bermain hp.
"Kalau kau ingin aku pergi sekarang berikan aku uang ganti rugi karena kau sudah mematahkan kakiku " Tiara kembali bersuara.
Yeni yang masih bermain hp mengatakan, "Tidak ada ganti rugi."
Beberapa karyawan yang menontonnya merasa senang, wanita itu sungguh diacuhkan. Tiara yang tak terima ia menarik-narik baju Yeni. "Ash.. lihat gara-gara kau, aku kalah bermain game !!"
"K.kau.. aku sedang berbicara padamu dan kau malah bermain game. Apakah game itu lebih penting dari keadaanku sekarang ?"
"Tentu saja game ini lebih penting dari padamu." Jawaban Yeni membuat karyawannya tertawa kecil bahkan beberapa ada yang menahan tawa.
Tak lama kepala HR datang, "Ada apa Bu Yeni memanggil saya ?"
Yeni mengalihkan pandangannya dari ponsel ke bawahannya, "Kau urus wanita ini dan diskusikan kepada semua karyawan wanita disini. Mau diapakan wanita ini ? Kalau kalian semua mau menututnya, kau cari pengacara dan aku yang bayar biaya pengacara itu." Semua karyawan bersorak gembira.
"A..apa ? Seharusnya aku menuntut mu bukan kau yang menuntutku ?"
"Siapa bilang aku menututmu ? Aku kan hanya menyerahkan keputusan ini pada semua karyawan ku. Biar saja mereka yang tentukan." Yeni menatap kepala HRnya, "Kalian semua khususnya karyawan wanita Jangan pulang sebelum masalah ini selesai. Besok jam 10 pagi saya mau tahu apa hasil dari keputusan kalian." Yeni pergi dari Lobby.
"Ash.. gara-gara kau kami tidak bisa pulang lebih awal." Gerutu salah satu karyawan wanita pada Tiara.
HR pun memijat kepalanya, "Karena ulah seseorang maka 1 kantor pun kena. Kalian semua tolong berkumpul di ruangan Grand Auditorium. SEKARANG !!"
Pada akhirnya, semua pegawai wanita dari Security hingga para direksi serta para pemegang saham jadi harus pulang telat karena seseorang yang berada diatas panggung yang mencari masalah. Kepala HR berdiri di tengah panggung, "Sekarang setiap divisi kirim 1 orang untuk menentukan apakah kita akan menuntut wanita ini atau tidak."
"Bisakah lebih cepat ? Aku harus ke Spa 1 jam lagi " Keluh Tiara.
Satu persatu perwakilan Divisi memberikan pendapat mereka 30.menit berlalu hingga mereka berada di 2 keputusan antara memaafkan atau memenjarakannya. "Kalian diberikan tombol untuk memvoting apakah kita harus menutut wanita ini atau tidak ? Kalau mau menuntut maka, Ibu Yeni akan membayar biaya pengacara untuk kita."
Di Kantin kampus...
"Yeniii.. " Via berlari memeluk sahabatnya.
"Tumben sekali. Pasti ada maunya."
Livia hanya terkekeh kecil, "Iya. Tapi, ayo makan dulu aku lapar.."
"Mau makan apa ?"
"Ayam Geprek." Mereka ke tempat penjualan makanan itu. "Pak, mau ayam pahanya 1 dan cabe nya 1 aja ya, lalu sama sayur asam."
"Duduk dimana ?"
"Sofa."
"Totalnya 25 ribu." Livia bukanlah orang yang suka makanan pedas makanya ia meminta cabe nya hanya 1. Setelah membayar ia diberikan gelas plastik yang ditempel nomor agar pelayannya gampang mencari.
"Kalian makan apa ?"
Dorrrr...
Ai Chan menepuk pundak Livia membuatnya terkejut, "Ai Chan.. jangan suka buat kaget."
Gadis keturunan Jepang itu terkekeh kecil, "Kalian uda pesan makanan ?"
"Baru aku doank."
"Kok kalian cepat sekali sih ? sudah selesai ambil keputusannya ?" tanya Yeni menatap ketiga temannya.
Yeni ber-oh-ria, mereka berpencar untuk memesan makanan. Sementara Livia duduk di sofa sendirian. Ponsel gadis itu berbunyi. "Hallo.."
'Bagaimana kabarmu ? sudah agak mendingan?'
Livia sedikit terkejut mendengarnya, "Ba..baik."
'Syukurlah, aku sedikit khawatir.' Ujarnya bohong.
'Kenapa kau mengatakan ke media kalau kita pacaran ?' Mata Livia melirik ke arah pesanannya yang sudah datang.
'Hanya ingin membuat Tiara menjauh dariku. Kita kan sudah pernah membicarakan hal ini.'
"Ngomong-ngomong soal Tiara. Dia berbuat ulah di kantor Yeni. Menuntut ganti rugi karena ia sudah membuat kakinya patah." Via melirik teman-temannya sudah datang namun karena sofa yang tidak muat akhirnya mereka pindah tempat. Robert juga datang membelikan minuman untuk Livia.
Jimmy tertawa mendengarnya, "Lalu, Yeni membayar ganti ruginya."
"Ya tidaklah." Livia menatap ke arah Nia yang mengajaknya berbicara namun tak ada suaranya mengenai siapa yang telepon. Via menbalasnya dengan mengatakan Jimmy.
"Siapa, Nia?" Tanya Hanna seakan mengerti apa yang Nia tanyakan ke Livia.
"Jimmy." Jawab Nia dengan suara kecil. Semua makanan pesanan teman-temannya sudah tiba.
"Jika Tiara sudah mengiginkan sesuatu akan susah untuk dia lepaskan. Katakan pada Yeni untuk berhati-hati kalau kakaknya akan jadi sasaran selanjutnya dari Tiara."
Livia tertawa kecil, "Aku jamin akan Yeni mutilasi dulu wanita itu."
"Kalian membicarakan ku apa ?" Tanya Yeni terang-terangan.
"Dia berada disana?"
"Ya. Semua temanku dan Robert ada disini."
"Loudspeaker." Perintah Yeni. Livia menurutinya.
"Kalau Yeni berada disitu lebih baik aku pergi. Bye." Jimmy memutus panggilan telepon.
"Ya !!!" Teriak Yeni membuat 1 kantin menatapnya. "Bicara apa dia tadi sampai membawa namaku ?"
"Aku cerita kalau Tiara mengacau di perusahaanmu. Lalu dia suruh aku bilang padamu, hati-hati nanti kakakmu akan jadi sasaran Tiara selanjutnya. Ya aku jawab paling akan kau mutilasi wanita itu kalau sampai terjadi."
"Dasar pria sinting."
Ponsel Livia kembali berdering. "Jimmy lagi." Belum sempat Livia berkata pria itu sudah berbicara duluan.
"Oh iya, kalau tak keberatan besok ke kantor. Kau harus melakukan pekerjaanmu yang tertunda itu. Kau tetap kerja di ruanganku. Tenang saja ada mama yang menggantikan posisiku. Bye." Ia mematikan panggilan.
"Pria aneh. Dia suruh aku masuk besok untuk lanjutin pekerjaanku. Tetap di ruangannya tapi ada mamanya besok di kantor."
"Kau mau ?" Robert menatapnya.
"Dari pada terkesan aku tidak profesional."
"Baiklah aku juga akan masuk kantor besok untuk menemanimu."
"Ya."
Semoga saja besok keadaan di kantor akan membaik.
-To be Continue-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Waah udah lama gak dilirik nih
2020-09-27
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Mau dong ayang geprej di kampus
2020-09-27
1
Ika Aprianti SSC🌹
semangat Via
2020-08-19
1