"Kau buat press release dan katakan bahwa Justru Tiara adalah perusak hubungan orang. Bilang saja ke pers kalau saya dan Livia tengah menjalin hubungan pacaran. Jangan tanya macam-macam. Sebentar lagi saya mau naik pesawat ke Taiwan." Jimmy menutup ponselnya. Ia tersenyum sambil menarik kopernya diikuti oleh Bu Jasmine dibelakangnya.
Sebentar lagi akan ada 2 wanita yang murka. Yeni dan Tiara...
Beruntunglah ia pergi ke Taiwan selama seminggu. Setidaknya bisa membuat 'pekerjaan' untuk 2 orang itu.
Berita yang disampaikan ke media melalui PR Sapphire Blue Corp membuat 1 perusahaan heboh. Para karyawan satu persatu mulai berkomentar.
"Mereka sungguh berpacaran ?"
"Tidak heran sih kalau dia langsung diterima jadi karyawan."
"Ingat kejadian kemarin, orang tua Pak Jimmy dan adiknya terlihat khawatir pada Livia."
David, papa Jimmy datang untuk menggantikan pekerjaan puteranya, "Kenapa banyak sekali wartawan di luar sana?"
Samantha selaku PR berjalan dan memperlihatkan berita yang mereka rilis sesuai permintaan Jimmy. "Maka dari itu pak, banyak wartawan datang kemari."
Pak David menggelengkan kepalanya, "Bilang padanya minggu depan kita akan mengadakan presscon."
"Baik pak."
Disisi lain. Yeni mengajak Livia untuk datang ke kantornya dari pada gadis itu sendirian di rumah. Livia mengiyakan saja permintaan temannya. Ai Chan, Nia dan Hanna sudah terlebih dahulu ke kantor. Baru tiba di Lobby, Hanna berlari ke Yeni, "Yeni.. Kita ke ruang meeting sekarang. Liv, kau juga ikut."
"Ada apa lagi sih, Na ?" Yeni langsung duduk begitu tiba di ruangan tersebut.
"Baca ini." Nia memperlihatkan berita yang dikeluarkan oleh pihak Sapphire Blue Corp. di proyektor.
HOT NEWS : CEO SB CORP RESMI BERPACARAN DENGAN KARYAWAN BARUNYA.
Shit.. shit.. shit...
Ponsel Livia berdering, "Hallo.."
"Livia, apakah benar berita yang tersebar itu ?" Tanya Robert.
"Siapa, Liv ?" Yeni bertanya padanya.
"Robert."
"Suruh dia kesini."
"Err.. kau diminta ke kantor Yeni sekarang."
"Baiklah aku kesana."
"Oke." Livia mematikan panggilan telepon. "Dia akan kesini."
Terdengar suara ketokan pintu..
"Yeni, kenapa suruh aku datang jam segini ? Untung besok baru kerja lagi." Keluh Narul yang langsung duduk.
"Bahas berita Livia pacaran ama CEO sinting itu."
Narul membulatkan matanya, "Hah ? Seriusan ?"
"Ya tidak lah."
"Lalu, kenapa dia tiba-tiba bisa merilis berita ini dan harus kau terus menjadi sasarannya ?"
Livia mendesah pelan, "Kalian ingat aku blak-blakan mengatakan CEO Sapphire Blue itu adalah pria tua yang gemuk dan segala macam, serta pemindahannya dan semua ini. Semua itu karena aku memang mengenal dia dan keluarganya. Kami berteman sejak kecil. Robert tidak tahu akan hal ini. Maka dari itu, dia bertingkah seperti ini."
Kini semuanya mulai jelas untuk teman-teman Livia, hanya tinggal kenapa Jimmy begitu bersikap aneh. "Jadi, bagaimana sekarang?"
Yeni memijat kepalanya, ini masalah mereka berempat kenapa ia yang pusing. Haduh.. "Kapan atasan gilamu itu balik ?"
"Minggu depan."
Tak lama Robert datang, "Livia, kau tidak pacaran kan dengan Jimmy ?"
"Tidak. itu semua bohong." Jelas Livia. Robert menarik kursi dan duduk di belakangnya.
"Aku minta pendapatmu deh Liv, sekarang harus bagaimana ?" Yeni menatap sahabatnya.
"Biarkan saja seperti itu. Kau jangan lakukan apa-apa." Semuanya tampak terkejut akan jawabannya.
"Kau terima dikira jadian ama Jimmy ?" Hanna berkomentar.
"Ya, aku juga tidak mau dikira begitu lah."
"Lalu, apa maksudnya ?"
"Ya. Mungkin saja berita dengan berita itu muncul pasti Tiara tidak akan terima. Terlebih lagi kan yang mengkonfirmasi pihak Jimmy bukan aku. Dia pasti akan marah-marah atau memposting berita untuk membantahnya."
Masuk akal juga.
"Lagian sudahlah, abaikan berita-berita seperti itu. Semakin lama malah aku yang dikira terus bergantung pada kalian. Aku juga tak perduli apa kata orang yang penting kalian tahu sendiri sifat asliku seperti apa." Tambah Livia.
"Iya kita tahu. Tapi, kita juga tak terima atas kelakuan mereka." Hanna membuka suara memecahkan keheningan.
"Kita tunggu saja beberapa hari kedepan apa yang akan dilakukan oleh Tiara si nenek sihir itu."
Tok.. tok.. tok..
"Yen, ada temanmu mencari di Lobby." Kakak Yeni masuk ke ruang meeting.
"Siapa ?"
"Tiara."
Wow.. kebetulan sekali. Baru saja mereka membicarakannya.
"Dia bukan temanku." Mereka keluar dari ruang meeting menuju lobby.
"Maaf, Bu Yeni sedang meeting." Ujar resepsionis yang menahan Tiara untuk masuk ke dalam.
"Ada apa sih berisik sekali pagi-pagi ?" Tanya Yeni menatap Tiara yang duduk di kursi roda. "Oh kau, belum puas mengacau di Perusahaan Sapphire Blue sekarang mengacau disini. Hanna, kau harus ingat wajah wanita ini baik-baik. Suatu saat dia bisa mengacau di perusahaan keluargamu."
Hanna berdecak, "Ya elah, tinggal aku usir juga nantinya."
"Kau harus tanggung-jawab telah membuat kakiku patah seperti ini ?" Tiara menatap tajam padanya.
"Kau tak salah memintaku bertanggung jawab ? Kau ingin aku melakukan apa?"
"Bayar uang ganti rugi atas semua ini dan biaya pengobatanku sampai sembuh." Ucapan Tiara membuat mereka semua tertawa kecuali Livia yang merasa iba melihatnya.
"Haduh... yang cari gara-gara siapa dan yang dimintain pertanggungjawaban siapa. Sudah ah, aku mau kembali kerja aja." Nia pergi.
Hanna menepuk pundak Yeni, "Selamat ya Bu. Saya juga mau kerja dulu." ia juga pergi.
"Dengar ya Ibu Tiara yang sangat terhomat. Ibu lupa ya ? Ibu kan yang sudah menjambak dan mempermalukan teman saya ? Sebagai sahabat wajar saya tak terima lah melihatnya diperlakukan seperti ibu. Jangankan saya deh, karyawan saya kalau punya sahabat dan dijambak dan dipermalukan oleh orang lain mereka pasti tidak akan terima. Saya kan hanya memberikan 'sedikit' saja pelajaran ke ibu. Tapi, ibu malah menyuruh saya bertanggung jawab. Yang benar saja."
"Tapi, kamu yang sudah membuat saya seperti ini. Kalau kamu tak mau ganti rugi maka..."
"Maka apa ?"
"Maka saya akan tetap disini berteriak minta tanggung jawab sampai anda mau menganti rugi atas apa yang anda perbuat pada saya."
"Terserah. Seluruh karyawan sini tahu kok kejadian sebenarnya bagaimana. Ya.. kalau Ibu Tiara yang 'terhomat' tidak merasa malu ya tak apa silakan. Hitung-hitung jadi security disini pun tak apa. Tenang saja. Kalau ibu mau jadi security disini akan saya gaji kok." Yeni menepuk pundak Tiara, "Semangat" ia pergi dari tempat itu.
Robert membawa Livia pergi sementara kakak Yeni melipat kedua tangannya di dada sambil tersenyum, "Ada-ada saja." Ia menatap resepsionis, "Lain kali kalau dia datang cueki saja ya. Nanti Bu Yeni bisa mengamuk loh. Biarkan saja wanita ini disini sepuasnya. Hitung-hitung jaga meja kalian." ia pergi. Resepsionis itu hanya tersenyum.
-To Be Continue-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ika Aprianti SSC🌹
bagus dong dapet security gratis 😂😂😂
2020-08-19
1
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Bab terakhir typo Wen. Kau dia datang usir saja Kwkwkwkwkwkwkwkwkw
2020-07-20
1
Dii 💔🥀
mampus lu Tiara , dasar mak lampir
2020-06-26
1