"Tentu saja. Saya tidak mau tahu nanti sore berikan semua kanidat untuk interview besok jam 9 pagi."
"B...baik pak." Kepala HR, Andy. Hanya bisa berdiam sembari mengumpat dalam hati kepada atasan barunya itu. Oh God, ia harus mencari staff baru untuk Office Boy/Girl, Security dan bagian Marketing. Oh yeah, dan baru 15 menit yang lalu Andy baru mengetahui jika devisi Multimedia juga mencari anak baru. Seharusnya ia besok mulai interview untuk bagian Marketing harus diganti harinya menjadi interview untuk anak Multimedia + belum menyebarkan info lowongan tersebut.
Jaman sudah semakin canggih, seharusnya jika sebar melalui media online akan mendapatkan banyak kanidat dalam waktu singkat. Oke. ia tidak boleh mengeluh. Melaksanakan perintah atasan tertingginya adalah tugas utamanya.
Di sisi lain...
"Livia, mau ikut ke Kampus ?" Nia masuk ke kamar temannya tanpa mengetok terlebih dahulu.
"Untuk ?"
"Aku dan anak-anak mau mencari materi untuk skripsi di perpustakaan."
"Uda nemu tema-nya ?"
"Ya belum sih. Cuma Hanna dan Narul sudah ketemu tema yang mau mereka angkat. Mau ikut atau tidak?"
"Mau. Tunggu bentar."
Livia, Nia, Hanna, Narul dan 2 orang lainnya berteman baik sejak mereka masuk ke dunia perkuliahan. Mereka selalu bersama walau tak jarang perkelahian kecil mewarnai pertemanan mereka yang mau memasuki 4 tahun itu. Pada awalnya, Livia tidak begitu yakin akan mendapatkan banyak teman karena sifat pendiam dan pemalunya sejak kejadian kelam itu.
Tuhan sepertinya masih menyayangi Livia sehingga ia mendapatkan teman-teman yang benar mau menerima apa adanya. Ia sangat bersyukur akan hal itu. Di Semester terakhir ini saja, mereka mengambil mata kuliah On The Job Training /OJT di pagi hari dan mata kuliah Skripsi di malam harinya. Buat sebagian orang mungkin memang tak mudah jika harus bekerja dari pagi hingga sore lalu melanjutkan untuk kuliah di malam hari. Percayalah, jika kau terbiasa itu akan terasa mudah.
Begitu tiba di Perpustakaan, Livia sibuk mencari lowongan magang sementara teman-temannya tengah membuat bab 1 untuk laporan OJT. Ya. Mereka semua sudah mendapatkan tempat OJT kecuali dirinya.
"Liv, masih belum dapat tempat OJT juga?" Tanya Hanna yang duduk di depannya.
"Belum nih. Lagian juga memang susah sih mencari tempat OJT cuma 3 bulan setelah itu keluar." Jawab Livia sembari berpangku tangan dan matanya tak berhenti mencari info lowongan OJT. Sudah bisa ia bayangkan, mencari lowongan untuk OJT saja sudah susah setengah mati apalagi jika ia lulus dan harus mencari pekerjaan. Astaga. Semoga saat lulus nanti ia dan teman-temannya akan mudah mendapatkan pekerjaan.
Livia terdiam menatap 1 info lowongan terbaru di salah satu portal pencari kerja, "Sapphire Blue Corp. kalian tahu perusahaan apa itu ?"
"Pernah dengar deh nama perusahaan itu. Kalau tidak salah, itu termasuk dalam 5 besar perusahaan properti se-Indonesia." Jawab Narul. "Memangnya mereka membuka lowongan?"
Livia mengganguk, "Ya. Untuk Staff Intern Video Editor."
"Coba saja daftar. Siapa tahu dapat." Celetuk Yeni yang baru saja datang sembari membawa beberapa buku. Livia terdiam menatap beberapa kriteria yang dijelaskan.
Berusia maksimal 25 tahun.
Lulusan S1 Ilmu Komunikasi/ sejenisnya.
Bisa mengedit video.
Memiliki interpersonal komunikasi yang baik.
IPK min. 3.8.
Bersedia untuk magang selama 3 bulan.
Oke. untuk kriteria pertama Livia bisa masuk akan tetapi, untuk kriteria nomor 2,4, dan 5 ia agak ragu. Lulus kuliah saja belum. Interpersonal komunikasi yang baik saja tidak karena ia termasuk seorang yang pendiam dan untuk IPK juga tidak bisa masuk karena sekali lagi, ia belum lulus kuliah. Terlebih lagi Perusahaan itu adalah perusahaan besar. Pasti susah kalau ingin bekerja disana.
'Ya sudahlah tidak ada salahnya mencoba. Walau aku yakin akan gagal juga karena ada beberapa point yang tidak sesuai kriteria yang perusahaan itu mau.' Ucap Livia dalam hati. Dengan segera ia mengirimkan surat lamaran ke perusahaan tersebut.
Sapphire Blue Corp...
Andy, kepala HR terkejut begitu mengetahui ada ribuan surat lamaran yang baru saja ia kirim beberapa saat yang lalu. Sepertinya ia harus menutup info lowongan tersebut, kalau tidak maka bisa dipastikan sampai 1 jam kedepan akan berubah menjadi ratusan ribu yang melamar pekerjaan tersebut.
Telepon Andy berbunyi setelah ia menutup info lowongan di portal pencari kerja. "Ya halo."
"Bapak Andy, ini saya sekertaris dari Pak Jimmy."
K**ebetulan sekali. "Ya. ada apa ?"
"Pak Jimmy menanyakan mengenai info lowongan yang anda sebarkan. Apakah sudah ada peminatnya?"
"Oh ya. Sudah ada seribu pendaftar." Sempat jeda sebentar yang sepertinya, sekertaris itu tengah berbicara dengan bossnya.
"Pak Jimmy meminta anda ke ruangannya untuk membahas siapa saja yang akan dipanggil interview."
"Baik. Nanti saya akan kesana. Terima kasih."
Di Perpustakaan Kampus...
Sudah 2 jam berlalu, Livia sibuk memperhatikan teman-temannya yang fokus mengetik laporan mereka. "Hey, bisakah kita istirahat terlebih dahulu ? Sudah mau jam makan siang."
"Bentar dikit lagi." Ujar Ai Chan. Itu hanya nama panggilan bukanlah nama sebenarnya. Sementara yang lain sudah selesai dan mengembalikan buku yang mereka pinjam. Ponsel Livia berdering. Untung saja mereka berada di ruang diskusi perpustakaan yang kedap suara.
"Hallo. Iya betul dengan saya sendiri. Besok ? oh, bisa-bisa. Iya. Baiklah. Selamat siang Bapak." Livia mengakhiri ponselnya. Semua temannya menatap. Oke. Dari tatapan mereka butuh informasi siapa yang menelepon dirinya. "Panggilan interview."Jawab Livia singkat.
"Serius? Wah selamat. Setidaknya ada titik terang agar kau dapat tempat OJT." Hanna tersenyum menatap Livia.
Mereka berbicara sembari keluar dari perpustakaan menuju kantin kampus, "Iya makasih Na. Tapi, bingung aja kok bisa dipanggil interview padahal aku tak sesuai kriterianya."
Yeni menekan tombol lift menuju lantai bawah. "Posisi apa ?"
"Video editor."
"Kapan?" Kali ini Ai Chan yang bertanya.
"Besok pagi jam 9."
Narulita memegang tangan Liva, "Sorry ya kita tak bisa temani pergi interview." Ujarnya bersamaan mereka masuk ke lift. Tapi, lift itu naik ke lantai atas terlebih dahulu. Ya sudahlah, dari pada mereka harus menunggu lama dan belum tentu liftnya kosong karena sudah jam makan siang. Pasti penuh liftnya.
Livia tersenyum, "Tidak apa-apa. Doain aja, aku dapat pekerjaan ini." Ujarnya bersamaan Lift berhenti di lantai 10 dan orang-orang masuk lift untuk turun ke lantai dasar.
"Perusahaan apa yang kau datangi besok ?" Tanya Hanna setengah berbisik karena lift juga tak kalah berisik karena orang-orang sibuk berbicara.
"Sapphire Blue Corp."
Semua teman-teman Livia memandangnya, "Sapphire Blue Corp !" Teriak mereka bersamaan membuat orang lain di lift berbalik memandang Livia. Ash. Malu sekali. Kenapa mereka harus berteriak di lift?
"Serius?" Tanya Nia begitu mereka sudah keluar dari lift.
Livia mengganguk. "Makanya, aku bingung kenapa bisa dipanggil interview ?"
"Gila. Kalau kau dapat pekerjaan disana sih keren sekali." Ujar Hanna.
"Entahlah Na. Pasti ada banyak yang lebih cocok dan lebih hebat dibandingkan aku." Jawab Livia.
Narulita memandang Livia, "Pikir positif aja. Siapa tahu pihak tuh perusahaan melihat ada yang menarik sehingga mereka memanggil untuk interview besok."
Sapphire Blue Corp. Nama perusahaan yang tidak begitu asing di telinga Livia. Tapi, kapan dan dimana aku pernah mendengar nama itu ?
-To Be Continue-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Ika Aprianti SSC🌹
kayak nya menarik niih....ok lanjut😍
2020-08-18
1
Ayu Lestari 🌼SSC🌼
semngt ka wen
2020-08-10
1
Ky2 SSC💕
semoga diterima ya Livia...
lanjutt
2020-06-09
1