Part 3

Narulita memandang Livia, "Pikir positif aja. Siapa tahu pihak tuh perusahaan melihat ada yang menarik sehingga mereka memanggil untuk interview besok."

Livia tersenyum kecil, "Ya. Semoga saja." jawabnya pelan. Ia harus berusaha untuk interview besok. Alasan kenapa ia bisa dipanggil untuk interview masih membayanginya. Jika boleh disuruh bertanya, mungkin hal itu lah yang ingin ditanyakan. Mata cokelatnya menatap langit biru dari jendela kantin.

Papa..mama.. Doakan agar aku bisa mendapatkan pekerjaan ini.

Teman-temannya sibuk bercerita, diantara mereka Livia adalah yang paling pendiam. Tidak tahu apa alasannya. Yang pasti jika gadis itu ingin bercerita maka mereka akan mendengarkannya. Pernah sesekali mereka menanyakan hal itu namun, Livia begitu enggan menceritakannya.

Mereka hanya berharap semoga ia bisa mendapatkan pekerjaan,bergaul dengan banyak orang dan sedikit merubah karakternya yang pendiam.

"Kyaaaaa.. tampan sekali." teriakan beberapa mahasiswi membuat Livia dan teman-temannya menatap ke depan pintu kantin.

"Nadia, disana ada apa ? kok ramai sekali ?" Tanya Ai Chan pada salah satu temannya.

"Itu. Dia akan jadi pembicara di Seminar nanti." Setelah itu Nadia ikut berlari ke arah segerombolan mahasiswi yang mengerumuni pembicara seminar yang tidak begitu jelas wajahnya.

Seminar ? Ah iya. Livia lupa akan adanya seminar hari ini. Salah satu seminar yang mungkin penting karena salah satu syarat kelulusan harus mendapatkan 7 sertifikat seminar sementara ia baru mendapatkan 6.

"Sepertinya habis ini aku harus ke Grand Auditorium untuk datang ke seminar tersebut." Ujar Livia menatap teman-temannya yang tak ingin ikut-ikutan mengerumuni pria yang bahkan wajahnya seperti apa.

"Nanti kita pergi bertiga dengan Narulita." Ujar Yeni yang duduk disamping Livia.

"Sertifikat kalian juga kurang?"

"Narulita saja sih yang kurang. Dia minta ditemani."

Oh iya. Datang ke seminar sendirian itu sangat tidak enak. Entahlah, Livia tak begitu suka datang ke acara seminar.

"Aku tidak tahu kalau kalian datang kesana." Ujar Livia yang mulai minum minuman kesukaannya. Oreo Milkshake.

"Kami juga tidak tahu kalau kau daftar juga. Aku kira karena kau tahu siapa pembicara yang akan hadir." Ujar Narulita.

"Memangnya siapa pembicaranya?" tanya Hanna.

"CEO dari Sapphire Blue Corp." Jawaban Yeni membuat Livia membulatkan matanya. Mata Yeni melirik kearah seorang pria yang masih dikerumuni oleh mahasiswi. Ia merasa pria itulah yang nanti akan menjadi pembicara diantara 3 pembicara lainnya. "Namanya kalau tidak salah Jimmy Alexander Kurniawan."

Livia langsung tersendak begitu mendengar nama tersebut, "Serius?"

Jimmy Alexander Kurniawan ?

Yeni tidak salah mengucapkan nama itu kan?

Mata Livia melirik ke arah kerumunan yang sudah pergi entah sejak kapan.

"Kau tidak apa-apa ?" Nia memberikan Livia tissue.

Gadis itu menggeleng sebagai jawabannya, "Aku ke toilet sebentar."

"Jangan lama, sebentar lagi kita harus ke Grand Auditorium." Teriak Yeni.

"Ya." Teriak Livia tak mau kalah.

Di dalam kamar Mandi, Livia terdiam menatap cermin di depannya.

Nama itu..

Nama yang sudah tak ia dengar selama 10 tahun ini, kini muncul.

*Tidak mungkin Jimmy itu kan ?

Kalau pun iya, apakah dia masih mengingatku* ?

Livia menepuk kedua pipinya. Ayolah. Tidak mungkin dia ingat padaku kan ? itu sudah lama sekali. Iya dia pasti lupa. Ayo, Livia cobalah berpikir positif.

Gadis itu keluar dari toilet wanita, baru saja beberapa langkah ia melihat sesosok pria tampan memakai jas abu-abu berjalan ke arahnya. Livia terdiam. Sepertinya memang benar. Jimmy yang berjalan ke arahnya adalah Jimmy yang ia kenal dulu. Pria itu melirik gadis itu sekilas sebelum masuk ke dalam toilet pria yang tepat di samping Livia.

"Nona..." Ucapan seorang wanita paruh baya mengalihkan Livia dari pintu toilet pria.

"Y..ya. Ada apa ?"

Baru saja wanita paruh baya itu ingin berbicara, teman-teman Livia datang menghampirinya. Beberapa dari mereka pamit pulang meninggalkan Livia,Yeni dan Narulita yang harus menghadiri seminar. Livia menatap pria yang ia yakini adalah Jimmy tengah berbicara dengan wanita paruh baya yang membuyarkan lamunannya.

Ting..

Pintu lift terbuka. Livia beserta kedua temannya masuk ke dalam. Namun, ketika pintu lift mau tertutup ditahan oleh tangan seseorang.

Jimmy.

Mata Livia tak bisa lepas dari punggung pria itu. "Sepertinya Grand Auditorium pasti sudah ramai. Kampus menjadi sepi banget." Narulita memecah keheningan di lift tersebut.

"Iya. Penasaran juga akan rupa si pembicara yang dari Sapphire Blue Corp itu. Karena di flyer seminar itu hanya wajahnya yang diblur." Yeni ikut bersuara. Mereka hanya mengetahui ada seorang pria yang dikerumuni mahasiswi di dekat kantin tadi. Namun, mereka hanya tahu bahwa orang tersebut merupakan salah satu dari pembicara seminar tadi. Hanya Livia tahu bahwa pria berpakaian rapi yang berada 1 lift dengan mereka sekarang adalah pemilik perusahaan yang akan ia datangi untuk interview besok, termasuk seseorang dari masa lalunya.

Semoga besok aku tidak bertemu dengannya.

"Oh iya, Livia. Besok kau kan interview disana. Wah. beruntung sekali kau bisa bertemu langsung dengan CEO nya di seminar nanti." Livia menatap Yeni yang mengajaknya berbicara.

Gadis itu tertawa pasrah, "Iya. Sepertinya CEO nya adalah pria tua, gemuk dan berlemak di perutnya." Livia dan kedua temannya menatap wanita paruh baya yang berdiri di depan mereka sambil tertawa kecil.

Livia bisa merasakan tatapan tajam dari pria berjas di depannya. Oh, ia tak mau perduli akan hal itu. Biarkan saja mau seperti apa pria itu menatapnya. Mungkin agak terdengar kurang ajar. Mengingat bahwa kau besok akan diinterview oleh pemilik perusahaan yang berada tepat di depanmu namun sekarang kau malah mengejeknya.

Livia memang seperti itu. Semua temannya tahu termasuk pria yang tengah mereka bicarakan. Walaupun gadis ini agak pendiam namun, sekalinya bicara maka kata-kata yang keluar selalu yang menusuk. Gadis itu tidak memikirkannya lagi. Terlalu blak-blakan. Mereka tahu itu tak sengaja. Salah satu sifat Livia yang susah dirubah. Sekalinya ia membuka mulut maka kata yang keluar itu adalah kata-kata yang tidak ia cerna dulu dalam pikirannya.

"Jangan sembarangan bicara. Kalau di dengar langsung bisa habis kau." Ucap Yeni sembari keluar dari lift.

"Bukankah sebagian besar CEO di sebuah perusahaan memang seperti itu?" Bela Livia.

"Sudah ayo masuk bentar lagi mau dimulai." Sela Narul. Dan benar saja, ruangan Grand Auditorium memang hampir penuh, acaranya sudah dimulai. Livia dan teman-temannya duduk di bagian tengah.

Drrrt... Drrttt..

Ponsel Livia bergetar ada notifikasi WhatsApp masuk.

+62812xxxxxxxxx : Lama tak bertemu Livia.

Alis Livia terangkat. Siapa orang ini ? Di wallpaper WhatsApp nya hanya bergambar sunset.

**Livia : Siapa ya ?

+62812xxxxxxxxx : Kau lupa ? Baru saja tadi kau bertemu denganku**.

Bertemu ? tadi ?

"Tanpa menunggu lama lagi mari kita sambut. CEO dari Sapphire Blue Corp. Bapak Jimmy Alexander Kurniawan." ucap MC acara seminar membuat Mata Livia menatap Jimmy naik ke atas panggung.

"Bukankah tadi dia berada dalam 1 lift dengan kita ?" Mata Yeni dan Narulita menatap ke arah Livia yang terdiam menatap Jimmy diatas panggung.

"Ya memang dia." Gumam Livia pelan. Yeni dan Narulita saling memandang. Mereka ingat dengan jelas, Livia mengatakan sesuatu yang cukup menyindir ke CEO Perusahaan yang akan menginterview dia besok. Mereka hanya berharap semoga hal itu tidak mempengaruhi penilaian perusahaan tersebut kepada Livia. Gadis itu kembali membuka WhatsApp.

Livia : Siapa kau sebenarnya ?

Setelah selesai ia melihat Jimmy sedang memainkan ponselnya dan tak lama...

+62812xxxxxxxxx : Coba kau tebak.

Livia terdiam. Nomor tak dikenal itu adalah Jimmy.

Livia : Dari mana kau mendapatkan nomorku ?

Setelah terkirim, ia baru sadar. Dasar bodoh, tentu saja dia adalah CEO maka, dengan mudah ia mendapatkan nomorku. ash..

+62812xxxxxxxxx : menurutmu ?

Livia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Abaikan.. abaikan.. abaikan.. Bak mantra, ia mengucap dalam hati untuk berusaha tak membalas WhatsApp tersebut.

"Kita beralih kepada Bapak Jimmy Alexander Kurniawan. Bagaimana kabar anda pak ?" MC memulai pembicaraan. Seluruh mahasiswi berteriak histeris.

"Baik. Panggil saja saya Jimmy." Ujarnya sambil tersenyum yang membuat para mahasiswi semakin histeris. Bagaimana tidak, rambutnya yang hitam dengan mata hitam, dan berkulit putih serta badan yang begitu atletis. Pasti semua wanita akan histeris jika bertemu dengan pria seperti itu, kecuali Livia tentunya.

"Wah di usia muda seperti ini sudah menjadi CEO yang digilai setiap wanita. Semua mahasiswi kami begitu histeris melihat anda. Tidak ada yang menyangka bahwa CEO dari perusahaan ternama merupakan orang yang sangat muda."

Jimmy tertawa kecil, "Saya juga sangat berterima kasih karena dapat diundang menjadi salah satu pembicara di kampus ini. karena baru kemarin saya tiba di Jakarta setelah bertahun-tahun berada di Singapura. Saya tidak menyangka akan ada banyak penggemar dadakan disini. Mungkin diantara kalian ada yang mengira bahwa dimana-mana CEO suatu perusahaan adalah pria tua, gemuk dan memiliki lemak di perutnya. Anda salah, tidak semua CEO suatu perusahaan seperti itu." Yeni dan Narulita melirik ke arah Livia yang terdiam dengan pipi memerah karena malu.

Habislah dia. Pikir mereka. Sindiran itu tentu saja ditujukkan kepada Livia.

-To Be Continue-

Terpopuler

Comments

rinsia 🌷

rinsia 🌷

Mampir

2020-08-20

2

Ika Aprianti SSC🌹

Ika Aprianti SSC🌹

hmm sepertinya pernah ada sesuatu antara Jimmy dan Livia

2020-08-18

1

kopi pahit

kopi pahit

ha haaa,,, auto seru nih,,,,,

2020-08-10

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15 : Flashback
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26 : Awal rencana
27 Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28 Part 28 : Pernyataan Cinta
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34 : Flashback (2)
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37 : Rahasia terbongkar
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75 : Livia dan Robert
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98 : Retaknya pertemanan
99 Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100 Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101 Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102 Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103 Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104 Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105 Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106 Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107 Episode 107
108 Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109 Episode 109
110 Episode 110 : Rencana Baru
111 Episode 111 : Penolakan
112 Episode 112
113 Epispde 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129 (Episode Terakhir)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15 : Flashback
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26 : Awal rencana
27
Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28
Part 28 : Pernyataan Cinta
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34 : Flashback (2)
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37 : Rahasia terbongkar
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75 : Livia dan Robert
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98 : Retaknya pertemanan
99
Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100
Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101
Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102
Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103
Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104
Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105
Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106
Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107
Episode 107
108
Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109
Episode 109
110
Episode 110 : Rencana Baru
111
Episode 111 : Penolakan
112
Episode 112
113
Epispde 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129 (Episode Terakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!