Part 6

"Aku diterima dan besok langsung bekerja."

Ash..

Ia tak tahu harus merespon bagaimana. Satu sisi senang sih akhirnya dapat tempat magang. Disisi lain, kenapa harus 1 ruangan dengan pria itu ?

3 Bulan lagi. Zzzz.....

"Seriusan ?" Mereka secara kompak mengucapkan 1 kata yang sama. Livia memberikan ponselnya ke mereka.

"Kok bisa ?" Hanna masih tak percaya dengan apa ia dengar dan dilihatnya. Bagaimana mungkin seseorang yang pendiam dan tidak masuk kriteria yang dicari oleh perusahaan bisa diterima bekerja ? Sementara yang jauh lebih berpengalaman ditolak oleh perusahaan tersebut.

"Mana ku tahu." Gadis itu terdiam.

*Apa dia yang memintaku bekerja disana ?

Tapi, kenapa*?

"Sudahlah yang penting Livia diterima bekerja disana. Susah loh masuk kesana." Narulita memeluk Livia, "Selamat ya.."

"Kau harus hati-hati saja agar tak bertemu dengan CEO itu selama 3 bulan disana." Nia datang membawakan beberapa snack, disaat yang sama Hanna keluar dari kamar Livia.

Livia tersenyum getir, "Sepertinya akan susah." Ia mengambil snack dan membukanya.

"Kenapa ?" Yeni menatapnya.

"Pizzanya sudah datang guys." Hanna kembali membawa bungkusan plastik berisi pizza.

"Aku kerja di ruangan CEO itu." Ucapan Livia bagaikan sport jantung untuk teman-temannya setiap kali mendengar mengenai pekerjaan yang baru saja didapat oleh gadis itu.

"Apa ?" Narulita bertanya.

"Kok bisa?" Yeni tak mau kalah.

"Kau kan hanya sebagai staff intern Video Editor. Kenapa harus bekerja di ruangan CEO nya langsung ?" Nia juga ikutan.

"Wah.. kalau aku jadi kau sih, sudah gila memikirkan harus bereaksi bagaimana terlebih lagi sejak kejadian di lift itu." Hanna mengutarakan pendapatnya.

Dan Ai Chan hanya terdiam sambil memakan pizzanya. Tidak ada yang perlu ia tanyakan toh sudah diwakilkan oleh yang lain. Livia mendesah pelan, "Karena mereka membutuhkan orang untuk mengedit video dan membantu persiapan acara ulang tahun perusahaan tersebut. Aku bekerja di ruangan yang sama dengan CEO karena agar aku tidak bolak-balik naik turun lift hanya demi agar video tersebut sesuai dengan yang diinginkan oleh CEO nya." Mereka terdiam dan membicarakan hal lain.

Esok paginya, di Sapphire Blue Corp...

Baru saja Livia masuk ke lobby sudah ada beberapa orang menatapnya dengan sinis. Sepertinya berita itu sudah sampai di telinga seluruh karyawannya. Ia berjalan mendekati resepsionis. "Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu."

"Saya baru pertama kali berkerja disini. Kalau boleh tahu di lantai berapa ruangan CEO nya ?" Seketika ia menyesali pertanyaan yang dikeluarkannya. Dasar bodoh, tentu saja pasti di lantai atas. Perkataan teman-temannya memang benar sekali ucapan yang keluar dari mulutnya memang harus disaring dan dipikirkan terlebih dahulu.

"Di lantai paling atas. Dengan ibu Livia Wijaya ?"

"Ya mba."

"Ini kartu pegawai ibu dan selamat bergabung di perusahaan kami."

"Terima kasih." baru beberapa langkah Livia mendengar ucapan kedua resepsionis itu.

"Aku bingung kenapa gadis seperti itu bisa langsung diterima dan bekerja di ruangan CEO." Ujar resepsionis yang baru saja mengobrol dengan dirinya.

"Iya padahal cantik saja tidak. Make up pun tidak. Hanya seperti gadis kuliahan yang polos dan cupu." Ujar teman dari resepsionis tersebut.

Livia hanya menahan nafas lalu mengeluarkannya lagi. Ia harus tenang dan tak boleh memikirkan ucapan orang-orang diluar sana. Yang bahkan selalu bisanya mengusik dan membicarakan hidup orang lain.

Dasar kecoa- kecoa betina.

Saat menunggu lift pun banyak orang membicarakannya dari belakang. Err.. apakah ini pekerjaan mereka setiap pagi ? menggosip dan membicarakan orang lain. Bahkan para karyawan prianya saja tampak tak mau memperdulikannya.

Sudahlah. Dunia ini memang penuh orang-orang seperti itu. Jika mereka tak bisa menerima perbedaan maka kita lah yang harus menerimanya.

"Selamat pagi Livia." Ibu Sarah datang menghampirinya. "Selamat bergabung ya di perusahaan ini."

"Iya terima kasih bu." Livia tersenyum.

Setidaknya ada orang baik disini.

"Kau mau langsung ke ruang CEO ?"

"Iya bu."

Mereka masuk ke dalam lift yang kosong. Di dalam lift pun para karyawan wanitanya masih terus membicarakan Livia. Gadis itu hanya terdiam. Ia tidak mau hari pertama ia bekerja membuat moodnya rusak. Dan sepertinya memang akan rusak karena ia akan bertemu lagi dengan pria itu. Tidak terasa hanya dirinya lah yang berada di lift dan tiba di lantai paling atas.

"Selamat pagi dengan Ibu Livia." Ternyata wanita paruh baya yang ia liat kemarin di kampus adalah sekertarisnya. "Perkenalkan nama saya Ibu Jasmine. Saya adalah sekertaris dari Bapak Jimmy. Kebetulan beliau belum datang. Silakan duduk dulu sembari menunggu beliau."

"Terima kasih."

"Jangan gugup begitu santai saja. Saya senang sekali karena memiliki teman di lantai ini setelah sekian lama." Bu Jasmine memulai pembicaraan. Ya. Mungkin saja mereka akan menjadi rekan kerja yang baik. Mengingat Bu Jasmine selalu berada di lantai paling atas juga karyawan lain sedikit menjaga jarak dengan beliau karena jabatannya.

"Ibu Jasmine sudah berapa lama bekerja disini ?"

"Saya bekerja hampir 20 tahun lebih menjadi sekertaris dari pemilik perusahaan ini Pak David Xaverius Kurniawan yang merupakan ayah kandung dari Bapak Jimmy."

Livia ber-oh ria saja, selain mengenal pria itu ia juga mengenal keluarga dengan baik. Ya tapi, itu sudah lama sekali. "Lama juga ya bu. Bapak Jimmy sudah berapa lama memimpin perusahaan ini ?"

Belum sempat Ibu Jasmine menjawab sudah ada suara lain, "Jika kau ingin bertanya maka tanyakan langsung padaku." Jimmy baru saja datang membuat 2 orang di depannya langsung berdiri dan membungkuk mengucapkan selamat pagi.

Jimmy menatap seketarisnya, "Ikut ke ruanganku dan baca jadwal pagi ini." Matanya berbalik memandang Livia, "Dan kau tugas pertamamu adalah buatkan aku kopi."

Yang benar saja.

Kedua wanita itu saling menatap, "Tapi, pak. Dia masih menjadi karyawan baru." Sela Ibu Jasmine.

"Biarkan saja." Jimmy masuk ke ruangannya.

"Kopi kesukaan beliau cukup masukkan 1 sendok gula saja. Pantry berada tepat di samping ruangan ini." Ibu Jasmine segera menyusul bossnya.

Livia berjalan malas ke ruangan pantry, ada 2 Office Boy disana. "Pagi. Ada yang bisa saya bantu?" Gadis itu menatap name tag Office Boy/OB yang menyapanya. Joko.

"Saya Livia karyawan baru di ruangan CEO. Beliau menyuruh saya membuatkan kopi."

OB bernama Joko langsung mempersilahkan duduk, "Mba, duduk saja biar saya yang buatkan kopinya."

"Oh tidak usah, biar saya saja. Lagi pula kalau ketahuan boss nanti marah." Joko terdiam dan mempersilahkan Livia membuat kopi.

Ash.. Mana ada karyawan baru disuruh buat kopi.

Hanya dirinya.

Di ruangan CEO....

Tok.. tok..tok..

"Masuk."

Livia datang membawakan kopi pesanan bossnya. "Ini pak kopinya."

"Bu Jasmine, tolong kumpulkan perwakilan semua divisi untuk meeting sekitar 15 menit lagi. Saya mau membahas mengenai masalah kontrak dengan karyawan baru kita. Setelah itu kita kesana." Perintah Jimmy.

"Baik pak. Saya permisi." Ibu Jasmine meninggalkan mereka.

Jimmy memberikan beberapa kertas kepada gadis didepannya, "Ini surat kontrakmu. Silakan dibaca dan ditandatangani." Perintahnya sembari minum kopi. "Kopi buatanmu enak juga. Kalau begitu tugasmu selain yang sudah dijelaskan di surat kontrak adalah setiap pagi membuatkan ku kopi."

Ash.. Livia ingin melawan namun ia bisa apa dengan status sebagai karyawan baru.

"Ya." jawab Livia singkat.

"Kenapa di hari itu kau tidak datang menemuiku di belakang panggung?"

Karena aku memang tak mau bertemu denganmu.

"Aku sibuk."

"Sibuk ya ? Mahasiswa tingkat akhir yang baru saja bekerja di perusahaanku seharusnya tidak sibuk mengingat 2 hari yang lalu, kau belum aku interview dan jadwal skripsimu belum keluar."

Abaikan.. Abaikan...

Gadis itu terdiam lebih memilih untuk fokus membaca surat kontraknya.

"Kenapa tidak menjawab?"

Livia mengabaikannya.

Jimmy tertawa tak menerima dirinya diacuhkan seperti ini. Ia pun menyingkirkan surat kontrak itu, "Saya baru saja membaca setengahnya."

"Jawab dulu pertanyaanku. Kau tahu, sikapmu itu sungguh tidak sopan. Dimana etikamu saat ada atasan tengah bertanya tapi, kau malah diam saja."

Khusus kau memang sengaja aku abaikan.

"Pertanyaan mana?"

"Kau dari tadi tidak mendengarkanku berbicara sampai mulut berbusa ?"

Aku dengar.

"Tidak." Livia tidak perduli akan sopan santun berbicara dengan atasan. Jika sudah berhadapan dengan pria ini maka hal itu pun hilang. Jika dia ingin memecatnya, ya pecat saja ia tak perduli.

"Kau mau aku berikan nilai jelek di penilaian OJT mu selama disini ?" Jimmy tersenyum melihat Livia menatap tajam ke arahnya.

Sial.

Dia membalasnya tepat sasaran. "Baiklah, saya akan mendengarkan apa yang Pak Jimmy katakan."

Jimmy tersenyum puas, "Nanti saja kau selesaikan membaca surat kontrakmu itu."

Menyebalkan. Gumam Livia pelan namun masih dapat di dengar oleh Jimmy.

"Kemana saja kau selama ini ?"

Livia berdecak kesal semenit yang lalu pria itu mengatakan 'nanti saja kau selesaikan surat kontrakmu itu' dan sekarang mengajaknya kembali bicara.

Tidak bisakah dia diam ? Aku tidak bisa fokus membaca surat kontrak ini.

"Aku sudah memberitahu orang tuaku kalau kau bekerja disini bersamaku."

Livia mengabaikannya.

"Mereka merindukanmu terutama Tasya."

Tasya adalah adik kandung dari Jimmy. Umur Livia dengan Tasya berbeda 2 tahun, sedangkan dengan kakaknya yang tak lain adalah bossnya sekarang berbeda 3 tahun. Livia telah selesai menandatangani surat kontraknya.

"Ada yang ingin kau tanyakan ?"

"Kenapa aku bisa diterima bekerja disini ?"

Jimmy meletakan surat kontrak Livia di laci mejanya, "Kau seharusnya bersyukur bisa bekerja di perusahaan ini."

Ck. bersyukur apanya.

-To be Continue-

Terpopuler

Comments

Ika Aprianti SSC🌹

Ika Aprianti SSC🌹

sengaja yaa d tempatkan d 1 ruangan, makin penasaran!!!!

2020-08-18

1

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

nyampai sini dulu ah

2020-06-29

1

Dii 💔🥀

Dii 💔🥀

penasaran bagaimana hubungan mereka dulu yaa.

2020-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15 : Flashback
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26 : Awal rencana
27 Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28 Part 28 : Pernyataan Cinta
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34 : Flashback (2)
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37 : Rahasia terbongkar
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75 : Livia dan Robert
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98 : Retaknya pertemanan
99 Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100 Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101 Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102 Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103 Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104 Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105 Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106 Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107 Episode 107
108 Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109 Episode 109
110 Episode 110 : Rencana Baru
111 Episode 111 : Penolakan
112 Episode 112
113 Epispde 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129 (Episode Terakhir)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15 : Flashback
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26 : Awal rencana
27
Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28
Part 28 : Pernyataan Cinta
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34 : Flashback (2)
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37 : Rahasia terbongkar
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75 : Livia dan Robert
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98 : Retaknya pertemanan
99
Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100
Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101
Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102
Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103
Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104
Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105
Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106
Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107
Episode 107
108
Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109
Episode 109
110
Episode 110 : Rencana Baru
111
Episode 111 : Penolakan
112
Episode 112
113
Epispde 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129 (Episode Terakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!