Part 4

Jimmy tertawa kecil, "Saya juga sangat berterima kasih karena dapat diundang menjadi salah satu pembicara di kampus ini. Karena baru kemarin saya tiba di Jakarta setelah bertahun-tahun berada di Singapura. Saya tidak menyangka akan ada banyak penggemar dadakan disini. Mungkin diantara kalian ada yang mengira bahwa dimana-mana CEO suatu perusahaan adalah pria tua, gemuk dan memiliki lemak di perutnya. Anda salah, tidak semua CEO suatu perusahaan seperti itu." Yeni dan Narulita melirik ke arah Livia yang terdiam dengan pipi memerah karena malu.

Habislah dia. Pikir mereka. Ucapan itu tentu saja ditujukkan ke Livia. Walau gadis itu terlihat pendiam namun, terkadang sekali berbicara ia tak memikirkan keadaan sekitarnya atau mungkin tidak dicerna dulu di pikirannya dan langsung mengalir begitu saja. Seperti sekarang contohnya. Siapa sangka orang yang ia bicarakan berada di depan matanya.

"Sungguh ada yang berkata seperti itu ?" MC menatap tak percaya.

Jimmy mengganguk sambil tersenyum, "Ya. Seseorang itu mengatakan di depan teman-temannya, bahkan sekertaris saya menahan tawa karena mendengarnya. Tapi, saya senang ada orang blak-blakan seperti itu."

Pipi Livia semakin memerah menahan malu saat mendengarnya. Pria itu benar-benar....

"Haruskah aku tidak perlu datang untuk interview besok ?" Gumam Livia pelan.

"Jika aku diposisimu pasti aku tidak akan datang karena menahan malu. Mau ditaruh dimana mukaku besok jika bertemu dengannya." Ucap Yeni yang sibuk memainkan ponselnya.

"Besok kau interview oleh siapa ?" Tanya Narulita. "Bukan langsung dengan CEO nya 'kan?"

Livia tersenyum, "Tentu saja bukan. Aku interview oleh Kepala HR-nya dan itu di lantai 4 tentulah untuk seorang CEO mana mau datang ke tempat interview seperti itu."

"Semoga kau tak bertemu dengannya esok." Yeni ikut menimpali.

Amin. Ucapnya dalam hati.

Lampu ruang Grand Auditorium dimatikan untuk menampilkan profil dari Sapphire Blue Corp. Livia mencoba membuka ponselnya, lebih tepatnya mengecek WhatsApp.

+62812xxxxxxxxx: Bagaimana sudah ingat padaku ?

Livia: Tidak.

+**62812xxxxxxxxx : Kau yakin ?

Livia : ya**.

+62812xxxxxxxxx : owh. aku sangat sedih karena kau gampang sekali melupakanku 😢

Livia tersenyum kecil membacanya. Pria gila. Oh ya. Mungkin sekarang ia sama gilanya karena membalas chat dari pria yang jelas-jelas sudah ia bicarakan.

+62812xxxxxxxxx : Haruskah aku menyebut namamu di depan semua orang, baru kau akan ingat ?

Livia membulatkan matanya. Pria ini benar-benar sudah gila.

Livia: kau gila ?

+62812xxxxxxxxx : wah, kau mengingatku rupanya. Kenapa kau tak mengaku saja dari awal supaya aku tak perlu chat panjang lebar seperti ini? Owh, jangan bilang kau kangen padaku sehingga berbohong. Oke. Aku maafkan jika alasanmu seperti itu. 😊

Dasar pria gila. Livia hanya membaca dan memasukkan ponselnya kedalam tas. Video yang menampilkan profil dari perusahaan Sapphire Blue Corp. telah selesai. MC mulai berbincang kembali kepada para pembicara. Livia sama sekali tidak menyimak seluruh isi dari materi seminar hari ini. Kepalanya memikirkan berbagai macam hal.

Bagaimana bisa ia dipertemukan kembali dengan pria itu ?

Haruskah ia menolak interview esok agar tidak bertemu langsung dengan pria itu ?

Jika ia menolaknya, mau menunggu sampai kapan untuk pemanggilan interview lagi ?

Jika ia terima bekerja disana, bagaimana caranya ia tidak bertemu dengan pria itu selama 3 bulan kedepan ?

Otaknya mulai berimanjinasi bahwa ia dipanggil interview di Perusahaan tersebut dikarenakan pria itu yang memintanya. Tapi, apakah mungkin ?

Kesempatan seperti itu tidak akan datang padanya untuk dua kali.

Tak terasa sesi pertanyaan pun dibuka, banyak sekali mahasiswa/i yang mengangkat tangannya. MC memberikan kesempatan pada mahasiswi yang duduk tepat didepan Livia.

"Perkenalkan nama saya Lucy dari fakultas Psikologi. Saya mau bertanya pada bapak Jimmy. Hmmh.." Ia berhenti sejenak, "Apakah bapak sudah punya pacar ?"

Suara riuh berteriak ketika pertanyaan itu selesai. Tidak ada yang menyangka bahwa gadis tersebut akan bertanya seperti itu. MC berdehem, "Wow. Pertanyaan yang cukup personal. Silakan dijawab Pak Jimmy."

Jimmy tersenyum, "Bagaimana ya.. Sekarang ini saya belum memiliki kekasih." Ruang Grand Auditorium langsung histeris setelah mendengar jawabannya.

MC menatap Lucy, "Bagaimana ada pertanyaan lain ? Tapi, jangan bersifat secara personal ya."

Lucy berdiri kembali, "Tidak ada hanya itu saja."

MC mempersilahkan pertanyaan dari mahasiswa/i lainnya, "Iya. Anda yang berada di belakang. Silakan."

Kali ini mahasiswi di belakang Livia, "Perkenalkan saya Rini dari fakultas manajemen. Mau tanya kepada Bapak Jimmy, apakah ada lowongan pekerjaan di perusahaan bapak? Terima kasih."

MC tertawa kecil, "Silakan Pak Jimmy silakan menjawab."

Jimmy tersenyum kembali, "Untuk sekarang belum ada lowongan pekerjaan di perusahaan saya. Terima kasih."

MC menatap kembali ke Rini, "Apakah ada pertanyaan lain ?"

"Tidak ada." Jawab Rini.

"Bagaimana dengan mahasiswi di depanmu ? Apakah ada yang ingin anda pertanyakan ?" Jimmy tersenyum jahil menatap ke arah Livia yang membuat semua orang memandangnya.

Livia dalam hati mengutuk pria itu. Kenapa harus dia yang dia jadikan sasaran ?

Mentang-mentang orang didepan dan belakangku bertanya. Bukan berarti harus aku juga ikut bertanya.

Rini memberikan mic pada Livia yang mau tak mau harus berdiri dan berbicara. "Mohon maaf, tidak ada yang ingin saya tanyakan kepada Bapak Jimmy. Terima kasih."

"Kau yakin ?" Tanya Jimmy.

Livia mengganguk, "Ya."

"Sungguh ?"

"Iya Pak Jimmy."

"Jangan nyesal loh nanti."

"Tidak akan."

"Serius?"

"Iya !" Livia sedikit berteriak membuat semua orang kaget lalu memandangnya. Bagaimana ia tidak kesal coba. Bodoh amat dengan pemikiran semua orang tentangnya.

"Oh oke. Kau boleh duduk."Ia mengatakan pada Livia, "Kami persilakan untuk yang lain jika ingin bertanya." MC melanjutkan sesi pertanyaan.

Yeni tersenyum kecil, "Ciee yang langsung di-notice."

"Sepertinya dia benar-benar ingat akan kejadian di lift." Narulita ikut berbicara. "Kau tak berniat untuk meminta maaf ?"

"Tidak usah." jawab Livia pelan sambil mengambil ponselnya dari dalam tas.

"Kita kaget loh kau berani berteriak seperti itu." Ujar Narul.

"Lagian dibilang aku tidak ada pertanyaan masih digituin. Gimana ga kesel coba."

"Ingat dia pemilik perusahaanmu berkerja nanti."

"Bodoh amat."

+62812xxxxxxxxx: Mukamu langsung memerah 😂

**Livia : dasar pria gila 😑

+62812xxxxxxxxx : setelah acara selesai temui aku di backstage**

Tidak akan. Livia memasukkan kembali ponselnya dalam tas. Tanpa membalas chat tersebut.

Keesokan harinya, Sapphire Blue Corp...

Livia tiba di gedung yang cukup tinggi. Setelah semalaman berpikir pada akhirnya, ia harus datang untuk interview agar secepatnya dapat OJT dan menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah Tuhan berikan. Walaupun jauh di lubuk hatinya, ia akan gagal karena tidak mencukupi beberapa kriteria yang sudah tertulis di info lowongan tersebut.

Langkah kakinya membawa masuk ke dalam perusahaan milik pria yang ia hindari sejak kemarin. "Selamat Pagi, ada yang bisa saya bantu ?" Tanya seorang resepsionis wanita berparas cantik.

"Saya datang untuk interview dengan Bapak Andy."

"Untuk posisi apa kalau boleh tahu ?"

"Staff Intern Video Editor."

"Silakan isi di buku ini dan saya minta kartu tanda pengenal anda." Livia memberikan kartu pengenalnya untuk ditukarkan dengan kartu visitor. "Anda bisa naik ke lantai 4 untuk menunggu di ruang meeting."

Gadis itu mengucapkan terima kasih dan menunggu lift yang akan mengantarkannya ke lantai 4. Ramai sekali. Livia tiba di lantai itu dan melihat ada puluhan orang yang tengah menunggu untuk interview. Ia melirik jam tangannya. 10 menit lagi interview akan berlangsung.

Livia mendapatkan nomor 42. Ini akan menjadi hari yang panjang karena ada banyak orang yang datang setelah dirinya. Gadis itu memfoto nomor antrian ke grup chat ia dan teman-temannya.

**Livia : dapat nomor 42. Uda kayak antri sembako 😑

Yeni : ketemu tidak dengan CEO disana ?

Ai chan : CEO siapa** ?

Narulita : Livia di lift mengatakan jika CEO Sapphire Blue merupakan seorang bapak tua, gemuk dan memiliki lemak di perutnya. Padahal di lift selain kita ada seorang pria memekai jas dan wanita paruh baya.

**Yeni : ga tahunya pria berjas itu adalah beneran CEO dari Sapphire Blue Corp. Dia masih muda dan lumayan tampan.

Hanna : anjirr 😂

Nia: ngakak 😅😅😅**

**Narulita : dia merupakan salah satu pembicara seminar kemarin dan dia langsung notice Livia.

Livia: aku mana tahu sih kalau itu adalah beliau**.

Ia berbohong.

**Hanna : ketemu ama tuh CEO disono ?

Livia : tidak. tapi, jangan sampai 😣**

**Nia: lagian bicara bukan dipikirin dulu langsung mengalir gitu aja.

Livia: namanya juga keceplosan, Ni 😢**

Tidak. Itu disengaja.

Livia belum menceritakan perihal ia mengenal CEO itu kepada teman-temannya. Mungkin ia harus menunggu waktu yang tepat. Semua yang datang untuk interview dibagikan formulir untuk diisi terlebih dahulu. Pada awalnya Livia mengisi dengan santai namun, di halaman terakhir membuatnya terdiam.

-Apakah anda memiliki kenalan di perusahaan kami ? Kalau iya, sebutkan nama dan posisinya.

Jika Livia mengaku ia kenal dengan CEO mereka maka, tak perlu interview akan langsung diterima begitu saja. Tapi disisi lain, ia juga tak menyangka akan bertemu dengan pria itu.

"Tinggal 1 menit lagi sebelum dimulai yang mendapatkan nomor 1, dipersilahkan masuk ke ruang meeting." Ujar salah satu staff HR. Livia langsung menulis 'Tidak' pada pertanyaan tersebut dan menyelesaikan form yang sudah diisi.

Sembari menunggu Livia mencari info lowongan pekerjaan yang lain untuk berjaga-jaga kalau ia tak diterima di perusahaan ini. Tak butuh waktu lama orang yang mendapatkan antrian nomor 1 keluar disusul dengan orang yang dapat nomor 2 masuk kedalam.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya orang yang disebelah orang antrian nomor 1 itu.

"Lancar. Ternyata tidak hanya ada Pak Andy saja. Ada 3 orang di dalamnya." Ujar orang tersebut.

"Sungguh ? Siapa saja mereka selain Pak Andy?" Tanya orang lain padanya.

"Ada usernya langsung dan... errr.. saya tidak mengerti kenapa tapi, ada CEO di dalam ruangan itu."

Mata Livia membulat. Habislah dia sekarang.

"C..CEO ? kenapa bisa ada CEO yang hadir untuk interview orang yang bekerja diposisi staff ?" tanya pria yang duduk di depannya.

"Entahlah. Mungkin dia ingin tahu langsung bagaimana karakter karyawannya nanti."

"Lalu, bagaimana hasilnya ?" tanya temannya.

"Disuruh menunggu 2 minggu lagi seperti biasa kalau mereka akan terima maka akan dipanggil kalau tidak, ya berarti gagal. Saya permisi dulu ya...Masih ada urusan. Permisi." Orang nomor antrian 1 pun pergi.

Livia mulai berpikir haruskah ia pergi dari interview kali ini ? Ini diluar dugaannya bahwa pria itu akan ikut interview juga. Gadis itu membuka WhatsAppnya.

Livia : Guys, aku dengar dari yang selesai interview bahwa ada 2 orang lainnya selain Pak Andy dan salah satunya adalah CEO itu 😢

**Hanna : seriusan ? 😮

Livia : iya serius, Na..

Yeni : jangan pergi dari interview itu, hadapin aja sepertinya dia bukan orang yang akan mengigit kok.😂**

**Livia : pasti dia akan ingat banget kejadian di lift itu. Aduh, mau ditaruh dimana muka-ku.

Narulita: sudah pikir positif aja.

Ai Chan : nanti malam aku ama Yeni akan datang ke kost-an kalian untuk mendengar ceritanya**.

**Hanna : ikutt...

Narulita: mau juga..

Livia : kalian ini 😑**

Tidak terasa satu sentengah jam berlalu dan kini mendekati waktu Livia untuk interview.

-To Be Continue-

Terpopuler

Comments

Ika Aprianti SSC🌹

Ika Aprianti SSC🌹

seruuuu😍

2020-08-18

1

Dii 💔🥀

Dii 💔🥀

maaf kak wen , baru sempet mampir lagi

2020-06-26

1

Ky2 SSC💕

Ky2 SSC💕

wah penasaran jadinya..

2020-06-09

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15 : Flashback
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26 : Awal rencana
27 Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28 Part 28 : Pernyataan Cinta
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34 : Flashback (2)
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37 : Rahasia terbongkar
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75 : Livia dan Robert
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98 : Retaknya pertemanan
99 Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100 Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101 Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102 Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103 Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104 Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105 Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106 Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107 Episode 107
108 Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109 Episode 109
110 Episode 110 : Rencana Baru
111 Episode 111 : Penolakan
112 Episode 112
113 Epispde 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129 (Episode Terakhir)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15 : Flashback
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26 : Awal rencana
27
Part 27 : Pencarian Informasi (2)
28
Part 28 : Pernyataan Cinta
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34 : Flashback (2)
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37 : Rahasia terbongkar
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63 : Rahasia Terbongkar (2)
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68 : Terbongkarnya Rahasia
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75 : Livia dan Robert
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98 : Retaknya pertemanan
99
Part 99 : H-3 Ulang Tahun Perusahaan
100
Episode 100 : H-2 Ulang Tahun Perusahaan
101
Episode 101 : H-1 Ulang Tahun Perusahaan
102
Episode 102 : Ulang Tahun Perusahaan
103
Episode 103 : Ulang Tahun Perusahaan (2)
104
Episode 104 : Ulang Tahun Perusahaan (3)
105
Episode 105 : Ulang Tahun Perusahaan (4)
106
Episode 106 : Hancurnya Ulang Tahun Perusahaan (5)
107
Episode 107
108
Episode 108 : Pengakuan Yang Tak Terduga
109
Episode 109
110
Episode 110 : Rencana Baru
111
Episode 111 : Penolakan
112
Episode 112
113
Epispde 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129 (Episode Terakhir)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!