Aku tertawa kecil saat ini, mata mereka semua dengan cepat menuju ke arahku.
"Fufu. Sekarang ini semua orang sudah jelas mengetahui situasinya. Yah, kalian adalah kelompok orang yang perlu dikasihani."
Ucapanku mungkin terasa menghina, tapi nada yang kugunakan malah sebaliknya.
"Kau hanyalah anak kecil, kau tidak bisa mengikuti pembicaraan orang dewasa!"
Aku sudah mengantisipasi jika ada yang protes, tapi aku tidak peduli.
"Tenanglah tuan, setelah mendengar pendapat kalian semua, aku mendapatkan sebuah ide."
"Oh? Apa kau akan mengatakan hal yang menarik, Yuuki?" Raja Azaka menatapku percaya.
Mereka tidak akan mendapatkan jawabannya jika terus-terusan berdebat. Setidaknya mereka membutuhkan orang ketiga.
"Kalau kita tidak bisa menggunakan petualang, bagaimana kalau kita memberikan misi kepada mereka?"
Mereka semua kebingungan. Salah satu dewan bertanya "Apa maksudmu?"
"Sederhananya begini. Karena kita terikat oleh hukum, kita tidak bisa menyalahgunakan kekuasaan untuk menggunakan petualang. Karena itu, bagaimana kalau kita memberikan sebuah misi kepada petualang dengan koneksi Guild Petualang dan memberikan hadiah pantas sebagai gantinya. Jadi kita hanya memanfaatkan Guild Petualang dan tangan kita tidak akan kotor."
"Bukankah itu tetap melanggar hukum?"
"Tidak Albert, itu memang persis dengan apa yang tadi kita diskusikan. Tapi itu sama sekali tidak melanggar hukum."
Sepertinya Raja Azaka mendukungku jadi setidaknya aku lega saat ini.
"Kerja bagus Yuuki."
"Tidak, itu bukan apa-apa."
Aku membungkuk dan kembali duduk. Aku menghela napas berat. Orang-orang ini benar-benar menakutkan. Sepertinya aku terkena serangan mental. Tapi, jika pendapatku ditolak mentah-mentah, mungkin aku akan mati dalam keadaan malu.
Mereka berdiskusi setelah menerima proposalku. Setidaknya mereka tidak ada pilihan lain selain menerima pendapatku.
"Aku akan memilih saran itu, bagaimana para dewan? Apakah ada yang keberatan?"
Oh, raja menerimaku? Aku melihatnya, setelah mendengar pendapatku, dia dari tadi tidak memikirkannya sama sekali, dia hanya senyum-senyum sendiri. Apa dia stres atau jangan-jangan dia sudah merencanakan hal ini?
"Kami tidak masalah dengan rencana itu tuan." Jenderal Meyyer juga menyutujuiku.
"Ya, aku tidak masalah dengan itu."
"Itu tidak masalah."
"Baiklah aku setuju."
Satu-persatu para dewan mulai menyetujui rencanaku. Mungkin ada yang hanya ikut-ikutan karena minoritas. Pfft.
"Kalau begitu semuanya, mari diskusikan rencana kita selanjutnya. Jenderal Meyyer silahkan."
Jenderal Meyyer berdiri dan membuat rencana penaklukan monster kelas bencana dengan waktu yang bersamaan dengan para petualang menyerang monster itu.
Mungkin bagi petualang ini adalah event yang sangat besar.
Aku masih mendengarkannya.
HAH! Sebulan?!
Aku tersentak kaget saat mereka ngomong panjang lebar dan memutuskan sebulan lagi untuk menyerang monster itu.
Itu sangat cepat! Dalam kondisi tertentu, apakah mereka akan menghadapi bencana ini dalam sebulan lagi?! Tidak, apa itu juga termasuk cukup untuk melakukan semua persiapan?
Namun, kalau aku dalam posisi Raja Azaka aku mungkin berada dalam keadaan dimana aku akan menerima bantuan apapun yang bisa kudapatkan. Tapi, dia memiliki beberapa kemungkinan untuk tidak menerimanya. Salah satunya adalah dia tidak percaya dengan mereka untuk menjaga mata-mata. Alasan lainnya adalah karena Azaka takut jika dia bilang kepada mereka apa yang diketahui, mungkin saja mereka akan melakukan sesuatu yang tidak terduga.
Hanya melihat keadaan ini saja aku dapat mengetahui hal itu.
Karena setiap fenomena yang terjadi di dunia manusia disebabkan oleh demi kenyamanan mereka sendiri, aku dan Azaka pasti satu pemikiran dalam hal itu.
Dengan perintah Raja Azaka, para dewan memberikan kata "Mengerti!" menandakan rapat itu mencapai akhirnya.
Tapi yah, aku sih bodo amat dengan semua ini. Dari awal itu kan urusan mereka dalam menanggapi hal ini. Lagipula aku akan menghindari dari keadaan yang sangat rumit ini.
Aku tidak perlu menghadapi bahaya yang serius di dunia ini. Hmm... Sepertinya aku akan menyewa sebuah rumah kecil untuk usaha kedai kopi mungkin.
Aku berjalan-jalan kemarin dan tidak menemukan satu toko pun yang seperti itu. Ini mungkin kesempatanku.
Tunggu, bagaimana dengan sekolah? Hmm...
Aku bahkan belum menyelesaikan sekolahku dalam tahun terakhir. Tapi di dunia ini mungkin tidak seperti sekolah pada umumnya. Pasti yang ada sekolah militer ataupun sekolah sihir!
Betapa bodohnya aku! Mereka yang sudah sekolah di dunia ini pasti lebih jago dalam bidangnya ketimbang aku. Sedangkan aku, aku seperti bayi yang baru belajar jalan yang tidak mengerti apa-apa. Bahkan aku buta huruf!
Raut wajahku pasti tidak karuan saat aku melamun seperti itu. Saat Raja Azaka memanggilku, aku kaget.
"Ah iya?!"
Aku melihat sekeliling, melihat bangku-bangku sudah kosong, aku bahkan tidak mendengar percakapan terakhirnya.
"Apa kau akan mengikuti misi itu Yuuki? Kudengar kau melawan wyvern kelas A seorang diri."
HAH?! Sebentar, apa yang dia katakan?
"Tidak seperti itu Tuan Azaka, aku juga dibantu oleh kedua orang ini."
Aku pengen sekali berkata "Tentu saja tidak!" tapi ya, itu sangat memalukan.
"Aku juga tidak tahu apakah aku akan ikut. Bahkan aku tidak tahu apakah aku bisa menerima tugas berat itu."
Sepertinya ini adalah pernyataan yang terbaik, pikirku.
"Lalu kalian?" Raja Azaka bertanya kepada kedua orang yang di sampingku.
Aku merasaka hal buruk atas apa yang akan mereka katakan.
"Kami akan mengikuti Yuuki sementara waktu. Jadi kami ikut jika Yuuki ikut misi itu."
"Ya, aku juga tidak keberatan kalau Yuuki menjadi pemimpin kami."
Inilah jawaban yang tidak pernah kuprediksi sampai kapanpun!
Aku ingin berteriak "Hey apa kalian mengerjaiku?!" tapi tidak kusampaikan.
Kalian tahu, kalau kalian berbuat salah yang bertanggung jawab siapa? Ya tentu saja aku! Kenapa kalian membuatku repot seperti ini. Yang kulakukan hanyalah mengeluh secara internal.
Kami kemudian meninggalkan istana.
...****...
"Ahhh..."
Membuat desahan berat bukan ciri khasku. Tapi karena kedua orang bodoh ini, mimpiku yang kuciptakan tadi mungkin tidak akan menjadi kenyataan.
Sepertinya jiwaku kelelahan. Aku ingin tidur, tolong bawa aku ke penginapan. Sepertinya batinku sudah menyerah.
Karena terlalu malas, aku bahkan tidak menyuarakan hal itu dan terus menatap langit biru.
Di depan air mancur alun-alun kota, duduk di bangku bawah pohon hijau seolah aku merasakan surga dunia. Ini sangat enak, aku tidak ingin kemana-mana.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar." Kata Ellena.
Ah sepertinya itu ide bagus, tapi tubuhku tidak merespon. Tunggu! Seberapa besar gravitasi tempat duduk ini?
"Ayolah Yuuki, kita pasti akan menemukan hal yang menarik."
"Hey, jangan menarikku seperti itu!"
Aku hampir terjatuh saat ditarik Ellena. Mataku masih berkunang-kunang, tapi dia malah tersenyum saat menarikku. Memang perempuan ini tidak berbelas kasih.
Hmm... dilihat dari segi manapun, ini adalah dunia lain. Standar hidup orang berbeda-beda. Aku mengerti bagaimana orang kelas atas menyikapi orang kelas bawah. Banyak terjadi diskriminasi diantara mereka.
"Yuuki, apa kau sudah sarapan?"
"Belum, jadi ya-"
Benar juga, sebelum rapat aku juga belum sarapan.
Aku bisa mendengar gemuruh di perutku. Kalau aku belum makan kemungkinan aku tidak akan bertarung dengan baik.
"Oke, kalau begitu ayo kita pergi ke tempat makan di dekat sana."
Ellena menunjuk tempat itu. Kami menuju ke sana.
Kami masuk ke restoran ini.
"Ayo masuk."
Tempat itu sedikit ramai, dan pelayan itu memandu kami ke tempat duduk. Kami duduk dan membuat pesanan sebelum si pelayan punya kesempatan untuk pergi.
"Tolong makanan murah untukku dan kalian ingin pesan apa...?"
Ellena dan Gorou memesan makanannya, makanan ini juga hampir tidak terdengar di telingaku.
"Baik tuan. Semuanya 20 keping tembaga."
Aku memberikan 1 keping perak dan menerima kembalianku. Kami menunggu makanannya dalam diam, aku menatap sekeliling restoran ini. Aku melihat beberapa orang yang duduk di meja mengarahkan tatapan mereka ke arahku.
"Makanan datang, silahkan." Kata si pelayan membawa makanan.
Dia menyajikan makanan di depan Ellena dan Gorou, dan sebuah hidangan di depanku.
Aku memesan makanan yang paling murah, jadi ya rasanya biasa aja.
Kami selesai makan.
"Apakah kalian mempunyai peta atau semacamnya?" Tanyaku.
"Ah ya, kami punya. Peta ini bisa kau beli di toko senjata." Jawab Ellena sambil menggelar petanya.
Peta tersebut memiliki banyak informasi geografis area ini. Karena pengetahuanku mengenai tempat ini sangat sedikit, aku harus melakukan apa yang bisa kulakukan untuk menghindari terjebak ke dalam sarang monster yang kuat.
"Ya, kemarin kita di sini."
Peta ini lumayan membantuku, meskipun aku tidak mengerti tulisannya. Tapi aku berusaha mengerti apa yang dijelaskannnya.
Pada dasarnya, istana ada di tengah, dan dikelilingi oleh area terbuka dan perumahan. Ada jalan lain yang mengarah ke desa terpencil.
Petanya cukup kecil, jadi aku gak bisa memahami tentang desa-desa tetangga.
Keadaan geografis kerajaan tidak ada yang spesial. Tidak banyak tebing-tebing atau jurang mematikan, perbatasan wilayahnya dibatasi oleh pegunungan yang tinggi.
"Yah, kau bisa melihatnya di peta ini, di hutan ini banyak monster-monster lemah, jadi kau bisa menaikkan status kekuatanmu di sini. Di daerah perbukitan di sini banyak tanaman herbal yang bisa kau racik menjadi obat-obatan. Yah kau bisa menjual mereka semua."
Perkataan Gorou membuatku tertarik. Jika tanaman itu bisa dijual, maka aku mungkin akan memikirkannya.
"Pinggiran kota, terdapat sebuah dungeon yang cocok untuk pemula. Kau mungkin tidak bisa mendapatkan uang di sana, tapi tempat itu cocok untuk meningkatkan kemampuanmu."
Kata Ellena, tempat itu cocok menaikkan status untuk pemula. Apa yang dia maksud? Apakah yang tercantum di pelat ini? Lagipula mereka hanyalah huruf dan angka. Apakah standar orang kuat dilihat dari huruf dan angka saja?
Daripada itu, semua ini seperti mimpi. Ini mengingatkanku tentang bermain game dengan cara memburu monster dan leveling.
"Begitu ya."
Mungkin setelah beberapa lama dengan mereka, aku akan meninggalkan mereka. Aku suka sendiri. Tapi jika aku bersama dengan orang yang kupercaya, aku juga menyukai situasi itu.
Kami selesai. Meninggalkan restoran, kemudian aku berencana melihat-lihat kuliner apa lagi yang ada di dunia ini.
Tidak lama aku berjalan dari tempat tadi, ada sebuah keributan yang kulihat di pinggir jalan. Dua orang penjaga kerajaan sedang berdebat dengan orang yang berpenampilan menyeramkan.
Jika kau melihat ini, kau pasti tahu siapa yang berperan antagonis dalam kejadian yang sedang kulihat saat ini.
Aku mengintip sebentar dan melihat seorang perempuan yang tergeletak di belakang orang menakutkan itu.
"Orang luar tidak usah ikut campur!!"
****
Dah segitu aja dulu. Klo gw terusin, malah ntar gak enak diliatnya. kyknya kata penutup itu udh lumayan oke dah.
Klo mau liat kejadian selanjutnya, liat di chapter selanjutnya oke...
Seperti biasa, klo ada kata2 yang menjanggal atau gak enak dibaca mohon dimaklumi ya. Terima kasih.
Dah gitu aj. Arigatou ( ̄▽ ̄)ノ
Assalamu'alaikum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments